yak, setelah sebulan masa rehat dari nulis, akhirnya sekarang bisa nulis lagi. jadi ceritanya kenapa sebulan ke belakang saya gak bisa menghasilkan tulisan (ceritanya lagi ngeles) adalah karena tiap malam waktu saya tersita untuk menyimak timeline twitter saya yang bisa dibilang tiba-tiba meledak, penuh dengan twit hampir di tiap detiknya. padahal, terhitung sejak sebulan yang lalu itu saya hanya menambah akun yang saya follow sebanyak sembilan akun saja. tapi, karena satu alasan, delapan dari sembilan akun yang baru saya follow sangat getol 'ngetweet' di setiap harinya, terutama di waktu malam. dan alasan itu adalah kata yang saya sebut pertama di tulisan ini. ya, karena pemira.
@pemiraitb ; @gosippemira
dua akun ini adalah akun yang memberi informasi seputar pemira tahun 2014. bedanya, yang pertama saya tuliskan adalah akun resmi dari panitia pelaksana pemira itb 2014. jadi yang mengelola akun tersebut, yang memberi info melalui akun tersebut, adalah langsung dari panitia yang menjalankan seluruh rentetan acara pemira di tahun ini. dan bisa dibilang, info dari akun ini adalah info yang pasti benar adanya. dan karena info dari akun ini adalah pasti benar, tentunya akun ini hanya memberi info resmi seputar pemira, jadwal rangkaian kegiatan pemira, pelanggaran yang dilakukan oleh calon presiden KM ITB, atau livetweet tentang kegiatan pemira yang sedang berlangsung seperti hearing, uji panelis, dan lainnya. sedangkan akun yang satunya, seperti bisa kita lihat dari nama akunnya, akun ini lebih berisi tentang gosip dan isu yang terhembus di masa pemira ini. akun ini lebih banyak memberikan info 'undercover' yang sudah pasti tidak diinfokan oleh akun resmi pemira itb. seperti kritikan terhadap calon, sindiran dan senggolan terhadap calon, atau info-info yang belum tentu kebenarannya namun berhembus di masa pemira ini. menarik melihat info dari akun ini. walau berbau gosip, tapi terkadang ada benarnya juga. akun ini juga pernah memberi kritikan terhadap panitia pelaksana pemira. yang sampai-sampai akun ini 'dihajar' balik oleh banyak panitia pemira, yang tidak terima dengan gosip yang disebarkannya. kembali lagi, bagi kami yang hanya ambil bagian dalam memilih dan menyimak rangkaian acara pemira ini, 'gesekan' yang terjadi tentunya adalah bumbu tambahan dalam asiknya menikmati pergolakan pemira ini. kalau tahun lalu 'gesekan' itu terjadi antara calon, tahun ini gesekan yang terjadi malah antara panitia dan panitia tanpa nama. sangat menarik. tak jarang akun tanpa nama menyindir penyelengaraan pemira tahun ini yan terlihat sepi dan banyak masalahnya. dan tak jarang pula, para panitia ataupun kerabat karib panitia, melalui akun pribadinya balik menyerang akun tanpa nama tadi. seperti inilah kiranya gambaran politik kampus. mewakili gamabaran politik indonesiakah?
@Rochenry ; @WahanaBisa
inilah dua akun calon nomor urut satu, dengan yang pertama disebut adalah akun pribad si calon dan yang kedua adalah akun kampanye si calon. hampir tiap malam ke dua akun ini menjelaskan apa yang akan dibawa si calon jika terpilih menjadi presiden KM ITB nantinya. buat yang penasaran, sedikit tentang yang dibawa oleh calon ini adalah konsep berbagi kebahagiaan. dimana titik berat semua proker yang akan dobawa si calon nantinya adalah bertujuan untuk berbagi kebahagiaan ke sesama, khususnya internal kampus ITB. tak heran memang, berbagi kebahagiaan menjadi konsep utama pergerakan yang ingin dibawa si calon nomor satu, karena memang ring satu dari calon nomo urut satu ini adalah 'orang depan', yang agamis.
@jeffrygiranza ; @seruanjeffry
inilah dua akun calon nomor urut dua, dengan komposisi penulisan sama seperti calon nomor urut satu diatas. akun ini terbilang lebih sering 'ngetweet' ketimbang calon lain dalam waktu dua minggu terakhir, atau setelah terjadinya konflik dalam pemira tahun ini. (konfliknya apa, mungkin ditulisan selanjutnya akan diceritakan). si calon nomor urut dua ini hampir tiap malam juga mempromosikan apa yang akan dibawanya jika terpilih menjadi presiden KM ITB nantinya. buat yang kepo, inti dari apa yang dibawanya adalah tentang nasionalisme. tak heran memang, ring satu dari calon nomor urut dua ini adalah para danlap (komandan lapangan) OSKM ITB (buat yang kepo juga OSKM itu apa, bisa baca disini), yang pernah sebulan lebih mengikuti yang namanya sekolah danlap, dimana sekolah danlap ini menuntut mereka untuk terjun dan turun langsung ke masyarakat, contohnya dengan tinggal bersama masyarakat yang hidup di pasar selama da minggu lebih. maka jadilah konsep nasionalis yang menitik beratkan pada pergerakan ke luar kampus sebagai pokok pergerakan yang ingin dibawa si calon nomor urut dua ini.
@purnamaditya ; @kampus_islami
dan inilah akun dari calon nomor urut tiga, dengan komposisi masih sama seperti dua calon sebelumnya. meski tidak segencar dan sesering dua calon lainnya dalam mempromosikan si calon melalui twitter, tapi publikasi dari si calon ini cukup wah. contohnya adalah dengan membawa ustad felix siauw dalam berkampanye melalui twitter, meski hanya beberapa kali. selain itu, yang coba dibawa oleh si calon juga terbilan unik dan sangat menarik. adalah konsep khilafah islam, yang kemudian sedikit dimodifikasi menjadi konsep kampus islami. intinya, si calon pengen ngerubah sistem dasar di kabinet KM ITB menjadi berlandaskan kekhilafahan islam. konsep yang berani dan sangat menggebrak. sayangnya, sekitar dua minggu yang lalu, si calon harus dinyatakan didiskualifikasi akibat kurang disiplinnya tim sukses dan promotornya. mereka datang sedikit terlambat keitka agenda yang sudah dijadwalkan oleh panitia pemira. jadilah si calon tidak bisa lagi melanjutkan perjuangannya membawa gerakan kampus islami.
yak, itulah kedekapan akun yang membuat malam saya selama sebulan kebelakang lebih banyak dihabiskan dengan menyimak timeline twitter. sayangnya, sekarang pemira terbilang memasuki tahap anti klimaks. akibat masalah yang muncul, hingga masa kampanye yang terus diperpanjang, membuat kedelapan akun tadi mulai suspend, tidak lagi aktif di twitter. hanya sesekali salah satu dari delapan akun itu muncul. yah, mungkin sudah mulai memasuki tahap jenuh, siapa yang tahu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar