Kamis, 05 September 2013

Satu Puisi Oleh Soe Hok Gie

ceritanya, waktu acara pementasan Open House Unit (OHU), yang merupakan rangkaian dari acara OSKM ITB, ada suatu unit kajian yang menampilkan sebuah musikalisasi puisi yang dibawain sama komandan lapangan (danlap) OSKM. di sana, gue denger puisinya lumayan berat, tapi indah dan bermakna. terus entah kenapa gue tertarik dan penasaran sama puisi itu. gue nanya temen sebelah yang nonton bareng, dia bilang kalo itu puisinya Soe Hok Gie. pada kenalkan? kalo ga kenal lain kali mungkin di ceritain deh tentang Soe hok Gie, yang harusnya jadi idola kita, mahasiswa.

nah dari sana, gue mulai iseng buat nyari puisinya itu, sampe dapetlah musikalisasi puisi itu dalam bentuk file .mp3. dan disini gue pengen berbagi aja, berbagi salah satu puisinya Gie yang menurut gue sarat makna, dan sedikit 'mengacaukan' fikiran kita dengan lirik puisinya. sila dibaca!

(gambar disadur dari sini)
ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke Mekkah
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di Miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mandalawangi

ada serdadu-serdadu amerika yang mati kena bom di danau
ada bayi-bayi yang mati lapar di biavra
tapi aku ingin mati di sisimu, sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya tentang tujuan hidup
yang tak satu setanpun tahu

mari sini, sayangku
kalian yang pernah mesra
yang pernah baik dan simpati padaku
tegaklah ke langit luas atau awan yang mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa
kita takkan pernah kehilangan apa-apa

nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan
yang ke dua, dilahirkan, tetapi mati muda
dan yang tersial adalah merumur tua
berbahagialah mereka yang mati muda

makhluk kecil, kembalilah dari tiada ke tiada
berbahagialah dalam ketiadaanmu

-Gie

jujur, bait pertama dan setangah pertama bait ke dua itu mantep banget kata-katanya. tapi yang jadi perhatian gue bukan itu, tapi kata-katanya dari setengah terakhir bait ke dua sampai habis. rangkaian kata yang jadi kalimat hasil pemikiran Gie itu luar biasa. benarkah nasib terbaik adalah tidak pernah dilahirkan? kita ga perlu susah-susah hidup, bukan? 'berbahagialah dalam ketiadaanmu', benarkah mereka yang tidak pernah benar-benar ada bahagia? entahlah. yang jelas, sekarang kita hidup dan harusnya, kita harus punya tujuan hidup, yang kata Gie, 'yang bahkan tak satu setanpun tahu'. dan yang pasti, tujuan hidup kita sesuai firman Allah,'dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, kecuali untuk menyembahku'. ya, itulah tujuan kita, yang benar ternyata, setan tak tahu apa tujuan hidup, karena 'mungkin' Allah tak pernah memberi tahu mereka. beruntunglah kita, manusia, yang telah dijawabkan oleh Allah secara langsung, dikasih tahu jawaban dari pertanyaan yang mungkin pertanyaan yang sangat berat untuk dijawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar