Senin, 31 Maret 2014

Akhirnya, Dia Menghubungi Ku

apa yang kau rasakan, ketika orang itu menghubungimu? bahagia, bukan? dan benar saja, itulah yang tadi aku rasakan ketika orang itu akhirnya orang itu menghubungi ku. ah, kau pasti mengerti maksud ku. kau pasti paham apa yang aku sedang bicarakan. kau pasti bisa menerka dengan benar, siapa orang itu, yang tadi ku sebut. ya, benar. orang yang sedang aku bicarakan kali ini adalah dia yang menarik perhatian ku, dengan segala apa yang ada pada dirinya.

dia, yang senyumnya selalu ku lihat di tiap hari ku, walau kini telah jarang aku bertemu langsung dengannya. sudah lama aku tak berpapasan dengannya, walau hanya untuk sekedar berkata 'hai' pada dirinya. tapi satu hal yang pasti, aku selalu ingat senyumnya itu. senyum orang itu. ah, bagaimana senyum itu tak selalu ku ingat, jika senyum itulah yang paling bisa membuat hari ku menjadi lebih indah ketika melihatnya. jika senyum itulah yang selalu bisa membuat alam bawah sadar ku memerintahkan ku untuk ikut tersenyum ketika melihatnya. jika senyum itu, yang juga bisa membuat ku tersipu malu, walau senyum itu hanya terbayang ditengah lamunanku. ya, dia yang memiliki senyum sehebat itu, seindah itu, dialah yang menghubungi ku.

dia, yang hari dan raut wajahnya selalu dihiasi keceriaan, dan keceriaannya itu adalah hal yang selalu ingin ku saksikan. walau kini, aku tak bisa selalu melihat keceriaannya itu, karena suatu hal yang membentuk jarak dan batas di antara kami. tapi satu hal yang pasti, aku selalu memperhatikannya dari sini, hingga aku bisa merasakan bahwa keceriaan itu selalu tergambar di wajahnya. keceriaan di wajah orang itu. ah, bagaimana keceriaan di wajahnya tak selalu ingin ku saksikan, jika keceriaan yang terpancar diwajahnya sudah cukup bagi ku untuk menjadi bahagia. jika keceriaan diwajahnya sudah cukup untuk membuat ku merasa bahwa dunia ini memang indah. ya, dia yang memiliki keceriaan sehebat itu, dialah yang menghubungi ku.

ya, dialah yang menghubungi ku. dia yang ku harap bisa berada di dekat ku. ah, mungkin belum saatnya dia ada di dekat ku. aku belum bisa selalu melihat senyumnya. aku belum bisa selalu memperhatikan keceriaannya. tapi saat dia menghubungi ku, di saat sudah lama sekali aku tak mendapat kabar darinya, di saat sudah lama sekali aku tak berbicara dengannya, di saat sudah lama sekali aku tidak berkomunikasi dengannya, saat itulah kebahagiaan itu kembali muncul begitu saja. rasa bahagia itu dengan sekejap dan tiba-tiba menyeruak keluar, setelah sekian lama tertimbun kaku di dalam hati. kebahagiaan itu tiba-tiba hidup kembali, memberi sedikit harapan untuk kembali bisa melihat senyumnya, kembali bisa menyaksikan keceriaannya. itulah yang ku rasakan saat ia akhirnya menghubungi ku. saat ku menarik nafas panjang, mempersiapkan seluruh komponen yang ada di diri ku untuk bercakap-cakap dengannya, saat ku genggam dengan sedikit ragu telepon genggam ku, saat ku bersiap menyapanya dan mendengar suaranya, saat ku bersiap menekan tombol 'jawab' dilayar telepon ku, saat itu pula aku terbangun. saat itulah aku tersadar, bahwa aku hanya bermimpi.

ya, ternyata semua ini hanya mimpi. ketika dia akhirnya menghubungi ku, ternyata itu hanya mimpi.

6 komentar:

  1. Ini mimpi tentang Sofyan Soddiq bang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah hapir benar bang, tapi itu kata 'tentang' sama 'mimpi' nya kebalik :v

      Hapus
    2. Gapapa bang, nggak kebalik pun gapapa, emang kadang kenyataan itu berat :v

      Hapus
    3. alhamdulillah saya normal bang, jadi kenyataan gak begitu berat :v

      Hapus
  2. muncul nama nih di benak gue :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. aih, nama siapa yg muncul pit? jgn2 lo yg ngalamin cerita ditulisan ini ya :v

      Hapus