yak, akhirnya pemira (pemilihan raya) di kampus saya memasuki tahap pemungutan suara juga! setelah sekian lama menunggu, bahkan menurut beberapa orang teman yang saya ajak ngobrol secara langsung, menunggunya terlalu lama bahkan, tahap pemilihan itu datang juga. terhitung sejak kemarin (rabu, 26 maret 2014) jam sembilan pagi, seluruh mahasiswa yang masuk kategori pemilih, boleh menentukan pilihannya untuk memilih orang nomor satu di kabinet keluarga mahasiswa ITB nantinya. setelah banyak tetek-bengeknya, akhirnya panitia menetapkan bahwa inilah saatnya memilih.
ya, tahap pemilihan ini memang akhirnya datang setelah sekian banyak tetek-bengek yang seakan bermunculan di pemira ini. awalnya adalah munculnya tuntutan oleh seorang mantan calon presiden, yang gagal mencalonkan diri karena terlambat mengumpulkan berkas pencalonan. si mantan calon ini melakukan protes dan tuntutan karena menganggap bahwa dua calon lain yang lolos seleksi berkas sebenarnya juga terlambat mengumpulkan, tapi tetap lolos. ah, politik.
akibat tuntutan si mantan calon ini, menyebabkan terjadinya masa anti-klimaks dari penyelenggaraan pemira tahun ini. ya, kongres KM-ITB memutuskan untuk sementara menunda waktu pemungutan suara. akhirnya ditundalah masa pemungutan. kemudian masa penundaan pun semakin di perpanjang, karena yang bersangkutan menganggap belum semua orang yang akan memilih sudah tahu siapa yang akan ia pilih, dan kenapa ia memilih orang itu. hal ini menyebabkan masa penundaan pemungutan suara terjadi selama hampir satu bulan! bah!
pasti ada akibat dari pennundaan ini. apa lagi kalau bukan euforia pemira yang sudah tidak terasa. atau kalau boleh saya bilang, sudah tidak ada lagi. orang-orang di kampus yang akan memilih nantinya, sudah tidak ada lagi yang membicarakan masalah pemira, masalah calon, atau masalah apapun seputar pemilihan nantinya. terlihat semua menjadi sedikit jenuh, terlalu lama! bahkan tak sedikit yang kemudian menganggap bahwa pemilihan ini sama sekali tak memberi pengaruh apapun bagi mereka. semua kendor. semangat turun. bahkan timses yang biasa berkoar melalui media sosial pun mungkin telah jenuh, hingga tak lagi memberi kampanye dan info tentang calon sesering di masa-masa awal kemarin.
ah, tampaknya, ini bukanlah pesta pemilihan.mungkin, tak sedikit orang yang memilih, hanya agar tak dianggap buta politik, hanya agar tak dianggap apatis, agar tak dianggap study oriented. entahlah. apapun, pasti ada hikmah pembelajaran dibalik semua ini. dan teruntuk calon terpilih nantinya, buatlah seluruh mahasiswa di kampus ini merasa bahwa kalian memang pantas dipilih. tunjukkanlah, bahwa kalian terpilih, pasti akan memberi pengaruh bagi seluruh elemen kampus ini. tunjukkanlah, bahwa jika kalian terpilih, tak hanya kalian yang senang karena mendapat apa yang kalian perjuangkan. tapi juga membuat semua orang, semua mahasiswa, dosen, pegawai, atau siapapun di kampus ini ikut bahagia. salam ganesha!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar