Selasa, 03 Desember 2013

Bicara Tentang Passion

kalau 2 hari yang lalu di kampus "gajah" jogja lagi dihebohkan sama bagi-bagi kondom dan mejengnya bis yang dilapisi foto (yang katanya) cewek setengah telanjang, di kampus "gajah" bandung beda. kemaren, kampus gajah bandung ini dihebohkan dengan adanya penampilan seni dari daerah jawa timur oleh unit mahasiswa loedroek yang ada di kampus gajah ini. dan beruntung sekali, ane bisa terlibat dalam acara yang luar biasa wah itu. mengapa beruntung? hanya dengan 2 ribu rupiah saja ane bisa mendapat banyak candaan yang mana juga merupakan sebuah sentilan buat kita, para mahasiswa, khususnya penghuni kampus gajah bandung ini. tapi bukan cuma untuk mahasiswa, sentilan dan sindiran juga ditujukan pada pemegang tampuk birokrasi tertinggi kampus gajah ini, para penghuni annex.

tapi, sekali lagi bukan sindiran dan sentilan itu yang akan diungkap ditulisan ini. tulisan ini cuma pengen sedikit menuangkan fikiran ane tentang hal yang banyak dijadikan landasan orang-orang dewasa ini. tentang passion.

(gambar disadur dari sini)
berbicara tentang passion memang menjadi suatu hal yang sering ditemukan dewasa ini. apalagi di dunia mahasiswa. kemaren malam sempat dibahas juga dikit di pementasan loedroek, dengan tajuk perdebatan antara mahasiswa aktivis dan mahasiswa akademisi. mungkin ini ane jadiin pijakan buat mulai nulis isi tulisan ini. aktif dan akademis. mana yang bener, atau mana yang lebih bener, jadi mahasiswa akademis atau mahasiswa aktivis? jadi mahasiswa akademis yang bener-bener dengan serius belajar, atau mahasiswa yang aktif ikut kegiatan sana-sini?

kebanyakan yang terjadi saat ini adalah, bahwa akademisi menganggap bahwa kegiatan-kegiatan seperti rapat dan kawan-kawannya itu tidak begitu penting. apalagi, kebanyakan rapat dan acara-acara cuma sibuk menghabiskan waktu lama dengan banyak berdebat, saling mempertahankan pendapat, tanpa adanya suatu hasil solusi ataupun kesimpulan yang didapat pada akhirnya. hal itu dianggap sebagian mahasiswa yang bertipe akademis merupakan hal yang tidak lebih penting dibanding dengan belajar ilmu yang pasti akan memiliki hasil diakhir belajarnya. namun, dalam hal ini, pasti para mahasiswa yang bertipe aktif akan berkilah jika yang terpenting itu pembelajaran yang didapat dari proses selama kegiatan tersebut, bukan hasil akhirnya. bah! yang mana yang bener?

kemudian, di sisi lain mahasiswa bertipe aktif menyindir para mahasiswa bertipe akademis sebagai manusia ansos, yang kerjaannya hanya belajar dan belajar. dan mahasiswa bertipe akademis pasti akan berkilah ya belajar itu lebih pasti dapat ilmu dari pada rapat panjag semalam suntuk tanpa hasil apapun. bah! muter-muter lagi, yang mana yang bener?

ataukah, dua-duanya bener? kan mereka sama-sama ngikutin passion mereka? ya kalau mereka gak passion di rapat, mau diapakan lagi. dan kalau mereka gak passion belajar diatas meja, apa boleh buat. kembali pada passion. tapi, apakah passion memang harus bener-bener diikuti? apakah kalimat "do what  you like" itu sepenuhnya benar? bagaimana jika ada orang yang ternyata passionnya tidur? bagaimana jika tidur itu membuatnya sangat bahagia? toh, dia mengikuti passionnya bukan? apakah konsep mengikuti passion ini sepenuhnya benar?

entahlah ya. yang jelas, apapun passion kita, kembalikan itu semua ke tujuan dari eksistensi kita. ya, kita ada di dunia ini untuk beribadah pada-Nya. dan bukankah salah satu bentuk ibadah itu adalah dengan menjadi manusia yang bermanfaat untuk manusia lainnya? karena itulah, yuk tebar manfaat buat semua orang, buat lingkungan, buat alam yang kita pakai ini, apapun passion kita.

4 komentar: