tersebutlah tiga orang tak waras yang telah bertahun-tahun berada dan mendekam di dalam rumah sakit bersalin, eh rumah sakit jiwa maksudnya. mereka telah menghabiskan seoaruh dari usia mereka dan melewatkan hari-hari di setengah umur mereka di rumah sakit untuk orang yang kurang sehat (emang ada rumah sakit buat yang sehat) jiwanya tersebut. yang bahkan meskipun mereka tidak waras, mereka telah hapal dan tahu seluruh seluk beluk tidap sudut ruangan yang ada dirumah sakit tersebut, saking telah lamanya mereka berada dirumah sakit itu. mereka telah memiliki pengalaman luar biasa di sana. bahkan kalau ada pasien baru, itu wajib lapor dan nyetor makanan ke mereka bertiga. udah jadi yang 'megang' lah di sana, saking lamanya.
suatu hari, dokter yang juga telah menjadi dokter berpengalaman di rumah sakit itu, yang telah sejak awal bersama ketiga pasien itu, merasa bahwa ketiga orang itu telah terlalu lama berada di rumah sakit itu, dan mungkin sudah saatnya mereka bebas untuk menghirup udara bebas di luar sana, menikmati kehidupan yang keras di luar rumah sakit. ia juga menganggap ketiga orang pasien itu telah menunjukkan tanda-tanda cinta, eh maksdnya tanda-tanda kewarasan mereka. karenanya, dokter tersebut ingin memperbolehkan mereka untuk keluar dari rumah sakit. tapi tidak gegabah, dokter tersebut tetap mengetes ketiga pasien tadi untuk mengecek kadar kewarasan mereka. akhirnya hari tes untuk ketiga pasien itupun tiba.
sang dokter memanggil pasien pertama, dan terjadilah percakapan di antara mereka
dokter (d) : jadi ceritanya sebentar lagi kau akan ku biarkan pergi dari rumah sakit ini, jadi apa yang mau kau lakukan kalau kau udah keluar nanti?
pasien (p) 1 : wah aku mau beli mobil dok!
d : aih, bagus kali keinginan kau! mau kau apakan mobil tu? mau narik kau ya, mau jadi supir?
p1 : ah bukanlah dok, mau ku lepaskan rodanya, ku cabut bannya, terus kujadikan pelampung untuk renang!
d : aih, belum sehat lah kau! buat apa kau beli mobil cuma buat ngambil bannya, masuk lagi kau ke kamarmu!
ternnyata pasien pertama masih tak waras. sang dokter pun memanggil perserta, eh, pasien berikutnya
d : jadi kau mau ku tes buat keluar dari rumah sakit ini, siap?
p2 : oh siap sangat dok!
d : oke, tiga kali tiga berapa?
p2 : sembilan dok!
d : wah hebat kau! udah waras kau ternyata ya
p2 : oh iya lah dok, aku kan mikir pake ini (sembari menunjuk bagian atas mukanya)
d : aih hebat kau! apa yang kau tunjuk itu?
p2 : dengkul dok!
d : alah kau! belum sehat juga kau rupanya! balek kau ke kamarmu!
ternyata yang kedua juga belum sehat fikirannya, badannya sih sehat.akhirnya pasien terakhir pun dipanggil
d : jadi kau..(belum selesai berbicara)
p3 : ah aku udah tau lah dok, mau kau tes kan kewarasanku? silakan lah dok, udah waras lah aku ni
d : aih hebatnya kau! sudah tau kau, okelah, coba tiga kali tiga berapa?
p3 : sembilan dok!
d : (dalam hati: wah hebat dia, tai mungkin dia ngintip temannya yang tadi dites, dia aja tau kalau mau dites, aku harus tes dia sekali lagi) oke betulnya kau! coba lagi, lima kali lima berapa?
p3 : (dengan yakin dan mantap) dua puluh lima!
d : (dalam hati : wah memang udah sehat dia) aih hebat kau! yasudah, kemaskan lah barang kau, kau boleh keluar dari sini!
akhirnya pasien ketiga tadi kembali ke kamarnya, menemui kedua temannya yang tak lulus tadi. terjadi percakapan di antara mereka
p2 : bagaimana hasil tesmu bro? (orang gila gaul)
p1 : iya, gimana? lulus kau?
p3 : dokternya ternyata gila, masa dia nanya lima kali lima berapa, ku jawab dua puluh lima, udah iya pulak katanya, padahal kan lima kali lima empat puluh, hahaha
ternyata, entah siapa yang gila...
Ane tau siapa yang gila gan.
BalasHapusYang baca.....
wah bisa jadi bisa jadi
Hapus