Rabu, 30 Oktober 2013

Kekeluargaan Vs Profesionalitas

ada satu hal menarik yang muncul dari pertanyaan salah seorang teman penulis, yang ditanyakannya pada saat acara Roadshow IAIC, ketika materi pengenalan IAIC. IAIC saat itu, juga masih sampai saat ini, 'hanya' merupakan suatu ikatan alumni dari madrasah aliyah tempat penulis sempat menempuh pendidikan. tapi saat itu, diacara roadshow itu, teman penulis yang bernama, anggap saja bidin (bukan nama asli), bertanya seperti ini,'apakah suatu saat nanti IAIC, Ikatan Alumni Insan Cendekia ini bisa menjadi salah satu partai politik?' mungkin, tak tahu apakah ini hanya pendapat penulis atau bukan, pada saat itu pertanyaan ini terdengar begitu menggelitk. memang, maksud dari teman penulis, si bidin ini bertanya adalah sangat bagus. ia ingin membangun suatu partai politik, yang bisa menjadi contoh, menjadi tauladan, untuk partai-partai politik lainnya yang ada nantinya, untuk bisa menggerakkan bangsa indonesia ini ke arah yang lebih baik, ke arah kemajuan. tapi pada saat itu, pertanyaan itu masih terdengar begitu menggelitik, karena pemikiran itu terlalu luas, dimana menjadikan sebuah ikatan alumni untuk menjadi sebuah organisasi, sebuah partai, yang notabene dalam taraf yang lebih intens.

namun, lewat ulisan kali ini, penulis ingin mencoba menanggapi pertanyaan bidin tersebut dengan serius, dengan cara mencoba memberi pendapat penulis tentang jawaban dari pertanyaan tersebut. pada dasarnya, inti dari tulisan ini bukanlah untuk menjawab pertanyaan tersebut, melainkan lebih kepada tentang hal yang menjadi alasan dalam menjawab pertanyaan tersebut. menurut pemikiran dan pendapat pribadi penulis, Ikatan Alumni Insan Cendekia, IAIC, mungkin tidak akan bisa menjadi sebuah partai politik. mengapa?

ada satu alasan mendasar yang membuat penulis berpendapat demikian. itu adalah karena kelebihan utama yang dimiliki oleh tiap angkatan di Insan Cendekia, kelebihan yang disebut sebagai kekeluargaan. ya, kekeluargaan di internal tiap angkatan di Insan Cendekia terjalain dan terbentuk dengan sangat kuat. salah satu bukti, ini penulis ambil dari sebuah postingan dari teman penulis yang lain, bukan bidin

ya, lihatlah pada bagian yang dilingkari, terlihat jelas bahwa setiap angkatan di Insan Cendekia merasakan suatu ikatan keluarga, suatu rasa kekeluargaan yang begitu hebat. inilah suatu kelebihan, yang kemudian menjadi kekurangan bagi IAIC untuk bisa menjadi suatu organisasi yang serius. karena untuk bisa menjadi suatu organisasi sekaliber partai politik, yang akan menjadi calon penggerak bangsa, bukan lagi kekeluargaan yang harus diutamakan. bahkan mungkin kekeluargaan harus dibuang, harus disingkirkan, demi suatu integritas. yang harus dijunjung tinggi untuk suatu organisasi yang ingin menjadi organisasi yang hebat dan besar adalah profesionalitas, bukan kekeluargaan. adalah suatu hal yang memiliki kemungkinan keberhasilan sangat kecil, jika ingin menggabungkan dua konsep ini dalam sautu organisasi. karena profesionalitas dan kekeluargaan adalah dua hal yang saling bertolak belakang.

saat profesionalitas meginginkan ketegasan, kekeluargaan menginginkan toleransi.saat profesionalitas menginginkan pendekatan rasional, kekeluargaan menginginkan pendekatan emosional. saat profesionalias menginginkan kualitas, kekeluargaan menginginkan kuantitas. saat profesionalitas menginginkat bakat, kekeluargaan menginginkan kerabat. ya, dua hal tersebut memang sangat bertolak belakang. akan sangat sulit sekali menatukan ke dua hal tersebut. karena kekeluargaan dan profesionalitas akan selalu berlawanan dan berkebalikan.

itu jugalah hal yang membuat acara-acara yang diadakan oleh angkatan IC, akan sedikit lebih banyak mengalami hambatan. ya, karena kami memiliki sedikit lebih banyak ikatan kekeluargaan tersebut. karena kami keluarga, yang akan selalu memberi toleransi, mengedepankan emosional hati, dan mengedepankan jumlah. itulah kami, keluarga Ikatan Alumni Insan Cendekia.

3 komentar:

  1. pada nyatanya stereotip parpol jaman sekarang tenggelam dalam nepotisme + korupsi bun. seenggaknya kalo iaic masih ada integritas dan kemiripan visi mungkin dr kacamata abid. tapi ya intelek emg enggan terjun ke politik.
    keep it up bro!

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebenernya intinya susah kalo profesionalitas mau digabung ama kekeluargaan sih fan, in case "partai iaic" beneran jadi, mudah-mudahan kekeluargaan kita ga bikin kita nepotis untuk milih anak ic juga nantinya

      Hapus