Salah
satu alasan kenapa Indonesia masih belum bisa menjadi kaya dengan potensi
kekayaan alam yang sangat besar itu adalah karena selama ini bangsa kita masih
‘menjual tanah’. Ya, negara kita selama ini masih dan hanya bisa menjual
tanah, bukan menjual manfaat yang telah didapat dari tanah. Selama ini
Indonesia hanya menjual barang tambang mentah yang baru saja dikeruk dan
diambil dari bumi tanpa diolah terlebih dahulu, entah itu menjadi barang yang
siap pakai ataupun barang yang masih setengah jadi sekalipun. Contohnya adalah
minyak. Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi minyak bumi
terbesar di dunia. Bahkan dulu Indonesia pernah menjadi bagian dari OPEC,
persatuan negara penghasil minyak bumi dunia, meski sekarang kita sudah tidak
menjadi bagian dari mereka lagi. Tapi sampai sekarang kita masih harus import
minyak dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan minyak di negeri ini. Seperti
ayam yang mati kelaparan di lumbung padi.
Lalu
apa penyebabnya? Salah satu faktor utama penyebabnya adalah tidak adanya pabrik
pengolahan bahan mentah di negeri ini. Mungkin ada, tapi jumlahnya masih sangat
sedikit. Bisa dihitung jari bahkan. Padahal pabrik-pabrik seperti itulah yang
dibutuhkan untuk menaikkan nilai jual hasil tambang, bahkan hingga menjadi ratusan
kali lipatnya. Misal saja bauksit, bahan alam penghasil utama alumunium yang
belum diolah sama sekali, harganya hanya sekitar 40 dolar pertonnya. Padahal
harga alumina, barang setengah jadi dari bauksit sebelum menjadi alumunium
murni adalah sekitar 4000 dolar pertonnya. Tapi Indonesia sama sekali belum ada
pabrik penghasil alumina. Salah satu BUMN penghasil bauksit selama ini hanya
menjual bauksit bongkahan ke luar negeri, lalu negeri ini mengimport lagi
bauksit yang telah menjadi alumina dari negara lain. Berapa besar kerugian,
atau untung yang kita sia-siakan begitu saja hanya karena tidak punya pabrik
penghasil alumina. Belum lagi untuk komoditas minyak bumi. Selama ini BUMN
penghasil minyak Indonesia masih harus import minya untuk memenuhi kebutuhan
bangsa ini. Ya itu juga karena masih sangat sedikitnya kilang minyak yang ada
di negeri ini.
Lantas
apa yang sebenarnya menjadi penyebab utama sedikitnya pabrik penghasil barang
setengah jadi di Indonesia. Entahlah. Tapi mungkin salah satu faktornya adalah
kurangnya keinginan bangsa ini untuk berinovasi, ingin yang mudah saja. Salah
satunya ya dengan jual tanah tadi. Toh kita tinggal menambang dan
langsung bisa dijualkan? Gak repot to? Kita masih memikirkan keuntungan semu
yang langsung ada di hadapan kita, tanpa memperhitungkan keuntungan lain yang
jauh lebih besar dibaliknya. Tapi kita pantas sedikit bersukur, karena kini
telah ada peraturan menteri yang menyatakan bahwa perusahaan tambang tidak lagi
boleh meneksport barang mentah, harus diolah terlebih dahulu agar harga jualnya
meningkat. Tinggal bagaimana pemuda penerus bangsa ini mampu berinovasi
menyikapi kebutuhan negeri ini akan pabrik pengolahan barang tambang mentah.
Semoga kita bisa memajukan negeri ini ke depannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar