Semester
enam sudah berakhir. Ya meskipun ada mata kuliah yang harus diselesaikan di
semester selanjutnya, tapi paling tidak semester enam secara umum sudah
selesai. Dan sekarang aku sedang melaksanakan proses kaderisasi dari kampus
untuk menjadi orang yang bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat di kelas ke
dunia nyata, ke dunia praktek. Selama kurang lebih empat puluh hari, terhitung
dari tanggal tiga Juni, aku mengikuti sesuatu yang dinamakan Kerja Praktek
(KP). Orang-orang juga biasa menyebutnya Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Sedangkan di perusahaan tempatku KP, mereka menyebutnya sebagai On Job Traning
(OJT). Ya, apapun sebutannya, tetap akulah yang menjalaninya (?).
Sampai
hari ini, terhitung sudah sekitar sepuluh hari aku mengikuti beberapa rangkaian
KP di sebuah perusahaan peleburan alumunium, pabrik penghasil alumunium murnni
dari alumina. Pabrik yang berada di Kuala Tanjung Sumatra Utara ini bernama PT
Idonesia Asahan Alumunium (Inalum) ini pada awalnya merupakan perusahaan milik
asing, yaitu Jepang. Namun, di masa Menteri BUMN Dahlah Iskan, perusahaan ini
diakuisisi seluruh sahamnya oleh Indonesia. Jadilah kini perusahaan ini sebuah
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Selama
sepuluh hari terakhir mengikuti KP di sini, banyak materi yang telah aku terima
dari rangkaian acara yang telah disusun oleh pihak perusahaan. Mulai dari
pengenalan perusahaan yang meliputi sejarah, latar belakang, proses produksi,
struktur organisasi, sistem safety yang digunakan, fasilitas-fasilitas
perusahaan, hingga rencana pengembangan perusahaan ke depannya. Selain diberi
pengetahuan mengenai perusahaan, selama sepuluh hari pertama kami di sini kami
juga diberikan materi-meteri umum lainnya, seperti motivasi, psikologi, potensi
diri, dan materi tentang enterpreneurship
Kami
juga diajak berkeliling pabrik untuk melihat bagaimana proses-proses yang ada
untuk menghasilkan alumunium murni dari alumina. Kami diajak ke pabrik
pembuatan batang karbon yang akan digunakan sebagai anoda untuk proses
peluruhan alumina menjadi alumunium yang merupakan proses elektrolisis
Hall-Heroult. Kami juga diajak ke pabrik ‘tungku’, di mana terjadinya proses
elektrolisis pemurnian alumina menjadi alumunium cair. Suhu ruangan di pabrik
ini mencapai 40 – 42 derajat celcius, dan suhu satu tungku yang berada di
dalamnya untuk proses elektrolisis mencapai 900 derajat celcius. Dan di dalam
satu pabrik terdapat sekitar 600 tungku aktif. Dan Inalum memiliki tiga gedung
yang aktif beroperasi. Kami juga dibawa ke pabrik pencetakan alumunium cair
menjadi batang alumunium, atau di sini biasa disebut ingot. Terakhir kami
diajak mengunjungi pelabuhan yang menjadi tempat di mana dibongkarnya alumina
yang diimport dari Australia, dan juga tempat distribusi ingot yang akan dijual
ke berbagai tempat.
Selain
hal-hal berupa pengetahuan tersebut, kami para peserta OJT juga berhak
mendapatkan beberapa fasilitas dari perusahaan. Fasilitas-fasilitas yang kami
dapatkan adalah berupa makan tiga kali sehari yang ditanggung perusahaan,
bantuan biaya trasnportasi, tempat tinggal, tas punggung, topi, jaket, dan
fasilitas olah raga yang selalu bisa kami gunakan setiap harinya. Kami juga
mendapat beberapa fasilitas umum perusahaan seperti peralatan safety dan bus
perusahaan yang digunakan untuk transportasi pergi dan pulang kerja, karena
memang pabrik yang berjarak sekitar 17 km dari kompleks tempat kami tinggal.
Ya,
kurang lebih begitulah cerita sepuluh hari pertama menjalani OJT di Inalum.
Semoga masih sangat banyak hal dan pembelajaran baru yang bisa diperoleh dari
rangkaian kaderisasi kampus ini.
nampaknya seru banget ya bisa OJT di luar pulau :)
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus