Rabu, 01 April 2015

Bagaimana Rasanya?

Bolehkah aku bertanya, bagaimana rasanya rindu yang selesai?

Karena sepertinya aku sudah lupa bagaimana rasanya. Aku lupa bagaimana rasanya rindu yang selesai, sejak hari itu. Sejak hadirnya dirimu dalam kisahku. Aku tak tahu bagaimana aku bisa selalu merindumu. Pun aku tak tahu bagaimana kehadiranmu di dekatku begitu ku tunggu, selalu. Seperti malam ini. Padahal aku tahu bahwa kita baru saja bertemu beberapa jam yang lalu. Tidak, kita bukan hanya bertemu, kita bahkan menghabiskan waktu bersama beberapa jam yang lalu. Tapi rinduku ini tak pernah selesai. Saat ini aku kembali merindukanmu.

Maka maafkan jika aku terlalu menyita waktumu. Memintamu meluangkan banyak waktu untukku. Terkadang aku hanya tak bisa melawan rindu yang tak pernah selesai itu. Aku tak tahu bagaimana menghadapinya, selain dengan bertemu denganmu. Menghabiskan waktuku bersamamu tak pernah menggangguku. Bahkan, sejujurnya aku selalu berandai agar waktuku bersamamu takkan pernah habis. Aku begitu ingin memperbudak waktu, supaya aku bisa selalu bersamamu. Tak ada yang berubah. Sayangnya aku hanya manusia biasa, aku bukanlah dewa yang bisa memperbudak waktu.

Maka tetaplah bersamaku, biarpun waktu terus berlalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar