Minggu, 01 Februari 2015

Melangkah Bersama

Hidup memang tak bisa ditebak. Mungkin termasuk pertemuan ini, pertemuan kita, dan sampainya kita di titik ini.

Aku ingat, saat pertama kali melihatmu, gadis dengan baju bergaris ungu yang membuat mataku merasa malu. Lantas ku bertanya ragu pada seorang teman, siapakah nama gadis itu - dirimu. Dan saat ia menjawab, aku sadar akan satu hal: wajah yang indah selalu bersanding dengan nama yang indah.

Hingga kini waktu membawa kita di titik ini.
Sudah saatnya kita membuka mata. Tak usah ragu dan jangan bimbang, aku disampingmu. Tataplah ke depan, pandangi jalan panjang setapak yang akan kita titi berdua. Ceritakan padaku, apa yang kau lihat diujung sana? Adakah ia taman bunga rasa surga, atau padang pasir penuh fatamorgana?

Ah, kau tahu, aku tak peduli dengan apa yang kau lihat. Karena jalan kita ke depan, kita yang memilih, kita yang menentukan. Dan aku yakin, berdua kita akan memilih tujuan yang sama. Pinjamkan bola matamu padaku, akan ku hapus semua kekhawatiran, semua ketakutanmu. Genggam tanganku erat, berjalanlah bersamaku, meniti jalan melangkah ke depan. Di ujung sana telah lama menunggu kita, sebuah taman bunga rasa surga.

Mungkin jalan kita tak selalu mudah. Akan ada waktu dimana aku menggenggam tanganmu terlalu erat hingga menyakitimu. Tapi aku yakin kau tahu pasti bahwa itu ku lakukan sebabku tak mau melepasmu, tak ingin kehilanganmu. Akan ada waktu dimana kita berdebat dipersimpangan tentang jalan mana yang akan kita ambil, yang akan kita lalui. Tapi aku yakin, akhirnya kita akan saling mengerti yang manapun jalan yang kita pilih. Yang terpenting, jalan itu kita lewati bersama, berdua - kau dan aku. Sebab kita begitu berbeda dalam semua, kecuali dalam cinta.

Maka tiada lagi yang perlu kita tunggu.
Bahwa samudera adalah luas, tak ada yang menolak. Bahwa gunung adalah tinggi, semua sudah sadari. Bahwa aku mencintaimu, perlukah kau tanyakan lagi?

3 komentar: