Minggu, 11 Agustus 2013

Kisah 7 Anak Mendaki Semeru #5

ke tujuh anak (satunya  moto)
gelapnya hari di senja itu membuat mereka yang memang sudah sangat lelah, ditambah dengan keputsasaan karena belum jua mereka mencapai tempat untuk mendirikan tenda, tepian ranu kumbolo, menjadi semakin panik. mereka tidak tahu harus bagaimana, hingga terbersit di fikiran mereka untuk bermalam di pondok yang ada di pos 4 itu. mereka sebenarnya telah melihat cahaya-cahaya yang dari orang-orang yang menyalakan api unggun, atau sekadar senter untuk menerangi tenda. mereka tahu, cahaya-cahay itu memberi tahu bahwasanya di sana memang tepian ranu kumbolo, tempat dimana biasanya para pendaki bermalam untuk mendirikan tenda, sebelum melanjutkan perjalanan menuju mahameru ataupun setelah turun dari mahameru sebelum mereka melanjutkan jalan pulang, sebuah tempat yang sangat ingin mereka tuju di kala itu. namun apa daya. di fikiran mereka, cahaya yang hanya sekelibat itu menunjukkan bahwa tempat itu masih lumayan jauh dari tempat mereka berada sekarang. mereka tak cukup berani melanjutkan perjalanan untuk mencapainya, karena faktor lelah raga dan lelah jiwa yang mereka alami. belum lagi karena hari memang telah sangat gelap, sementara penerangan berupa senter yang mereka bawa tak cukup mampu untuk menerangi jalan mereka. (ya iyalah senternya cuma senter hp, senter asli cuma tiga, baterenya udah hampir habis lagi, udah redup cahayanya). kini mereka hanya bisa berdiam di tempat itu, akan bermalam di situ.

namun ternyata pertolongan Allah begitu dekat dengan mereka. ketika harapan mereka sudah mulai sirna oleh semua keletihan dan kekecewaan, tibalah sekelompok rombongan yg belakangan mereka ketahui dipimpin oleh dua orang, mas anggi dan mas tembir. rombongan itu ada 5 orang pendaki, yang jelas terlihat lebih ahli dibanding mereka. jika ke tujuh anak ini terlalu sok untuk hanya membawa senter hp yang cahayanya sangat redup dan jangkauannya terbatas, rombongan yang mereka temui ini membawa headlamp yang menggunakan lebih dari lima puluh led untuk penerangan, luar biasa terang. rombongan itu singgah di pos empat, dan menyapa ke tujuh anak tentunya. mereka berkenalan, berbincang akrab, seperti perkataan mas anggi,'alam membuat setiap orang bersahabat, meski tidak saling mengenal sebelumnya.' ya, itulah salah satu kehebatan alam. mereka sadar, saat diperjalanan tadi ada beberapa rombongan yang mereka temui, baik yang akan naik maupun yang akan turun. dan hebatnya, semua rombongan itu menyapa mereka, ramah. alam membuat semua orang bersahabat, memang benar adanya.

setelah asik berbincang melepas kepenatan, rombongan mas anggi ingin melanjutkan perjalanan mereka. ke tujuh anak pun menjelaskan niat mereka untuk bermalam di pos empat tersebut. namun mas anggi dan temannya melarang mereka, dan mengajak ke tujuh anak ikut bersama rombongan mereka melanjutkan perjalanan menuju ranu kumbolo. ke tujuh anak tentuya sangat bahagia ada yang berpengalaman membantu mereka, karena sedari tadi sebetulnya mereka telah mengharapkan pertolongan, terutama dari orang-orang di ranu kumbolo, dengan mengedip-ngedipkan sinar senter, layaknya orang memberi kode morse, meminta bantuan. mereka sangat senang. ditambah lagi mendengar perkataan mas anggi,'udah nginep di tepian ranu aja, besok pagi ranu bakal nyambut kalian dengan keindahan alamnya, dia bakal ngasih sureprise ke kalian'. bertambahlah semangat mereka, membayangkan keindahan alam ranu kumbolo yang memang terkenal itu.

akhirnya ke tujuh anak melanjutkan perjalanan bersama rombongan itu. di perjalanan, mereka sangat dibantu oleh rombongan itu. tidak hanya dari segi lampu yang sangat terang dan sangat mampu menerangi jalan mereka yang sebelumnya mereka rasakan sangat gelap, mereka juga terbantu untuk memilih jalan yang lebih aman untuk dilalui. mereka sangat-sangat tertolong. begitu hebat pertolongan Allah pada mereka, tujuh anak yang baru pertama kali mendaki gunung itu.setelah berjalan selama kurang lebih 45 menit, akhirnya tibalah mereka di ranu kumbolo!

baru saja tiba, mereka langsung disambut oleh orang-orang di sana, orang-orang di sana berucap,'selamat datang di ranu kumbolo' alangkah bahagianya mereka. mereka akhirnya melihat  banyak orang, banyak tenda berdiri, dan banyak api unggun menyala yang menerangi malam itu. mereka berhasil mencapai tujuan mereka, ranu kumbolo. tapi pertolongan allah melalui mas anggi tidak hanya sebatas itu. mereka yang memang pemula dibantu mendirikan tenda. setelah selesai, ke tujuh anak pun diberi sedikit kopi hangat untuk menghangatkan tubuh oleh mas anggi. mereka benar-benar merasakan pertolongan allah malam itu, disaat mereka telah putus asa.

akhirnya, setelah sholat dan merasakan betrapa dinginnya air ranu kumbolo yang mereka gunakan untuk berwudhu, mereka pun memilih untuk istirahat, tidur, guna menutupi rasa lelah yang telah terakumulasi di tubuh mereka akibat perjalanan berat yang mereka tempuh selama 6 jam lebih itu. namun, ternyata ada beberapa diantara mereka yang terbangun di tengah dinginnya malam alam gunung. setelah keluar dari tenda, anak itu terpesona, terkagum akan alam yang dilihatnya. langit yang dipenuhi berjuta bintang terbentang indah di atas kepalanya, dengan cahay rembulan yang ibarat tersenyum menyinarinya, serta air ranu kumbolo yang entah bagaimana seperti menjadi cermin yang memantulkan semua keindahan yang ada di atas nya, memantulkan keindahan langit berbintang dan temaramnya cahaya bulan. sehingga seperti melihat langit berbintang di atas kepala dan di depan. betapa indahnya. anak itu terkagum. sungguh luar biasa ciptaan sang maha mencintai keindahan.

dan paginya, mereka benar-benar di beri sureprise luar biasa oleh ranu kumbolo. mereka yang memang ingin bangun lebih awal demi melihat sunrise di sana, dikejutkan oleh indahnya pemandangan di hadapan mereka. penampakan ranu kumbolo yang begitu indah. danau atas langit. dengan munculnya mentari tepat dicelah dua bukit yang berada dihadapan mereka, bagai gambar aak-anak. cahayanya perlahan menyinari tenda-tenda yang berada di tepian ranu. tak hentinya mereka berdecak kagum menyaksikan pemandangan itu.

di siang harinya, mereka memulai aktivitas asik lain. seperti memancing ikan menggunakan botol a*ua, yang diajarkan oleh mas anggi yang menolong mereka semalam. sembari menunggu ikan tertangkap, mas anggi mengajak mereka untuk menaiki tanjakan cinta, yang katanya jika menaiki tanjakan itu sampai puncaknya dengan tidak berhenti sedikitpun dan tidak melihat ke belakang, maka kita akan mendapat orang yang kita cintai. mereka menaiki tanjakan itu. tapi bukan itu tujuan utama yang ingin mereka tuju. tapi pemandangan alam di balik tanjakan cinta yang tak kalah indah dari ranu kumbolo. sebuah taman lavender yang sangat luas. setelah mereka tiba di puncak tanjakan cinta, benar saja.  hamparan warna ungun bunga lavender menyegarkan dan menyejukkan pandangan mereka, indah. mereka bergegas menuju taman itu. benar-benar luas, dengan lavender di sekeliling mereka. bunga lavender yang berwarna ungu itu menjulang tinggi hampir setinggi mereka. betapa indahnya alam indonesia.

ingin tahu bagaimana keindahan alam yang mereka saksikan? nantikan penutup kisah tujuh anak mendaki semeru, yang akan menampilkan foto-foto keindahan alam yang ke tujuh anak itu lihat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar