Minggu, 14 Desember 2014

Rasakan Saja

Awal tahun lalu, seorang teman pernah berkata,

"galaulah! karna dengannya kau akan berkarya., kara dengannya kau akan berfikir, karna dengannya kau akan bertindak.berapa banyak lagu yang dapat kau tulis di kala terluka, berapa bait sajak yang terlintas saat gelisah, dan galau tak melulu soal cinta"

mungkin, satu semester ke belakang sudah terlalu lelah dengan semua beban jurusan yang tiada henti-hentinya, yang ternyata jurusan teknik tenaga listrik bukan hanya tentang keseruannya yang pernah dituliskan di sini tapi juga menyimpan lima ratusan lembar laporan yang harus ditulis tangan. ya, mungkin salah satu faktor ini sudah cukup membuat, bahkan lelah untuk sekadar galau. alhasil, seperti kutipa kalimat teman di atas, satu semester ke belakang sangat tidak produktif. berapa tulisan yang dihasilkan? hanya dua, dan tulisan ini yang kedua. dan memang, kedua tulisan itu dihasilkan setelah melewati masa-masa kelam semester ini, yang artinya sudah memiliki cukup tenaga untuk kembali sedikit produktif. tidak lagi berada di bawah tekanan dan kejenuhan selama satu semester terakhir, masa yang bisa dibilang cukup melelahkan dalam hidup.

tapi, hal ini jugalah yang kemudian terfikirkan belakangan ini. terisnpirasi dari salah satu tulisannya mas kurniawan gunadi, bukankah hidup memang harus begitu? bukankah dalam hidup kita tak bisa selalu bahagia? bukankah kita mendapat dan mengalami masa-masa sulit? kisah dalam hidup kita kadang harus pernah mengalami fasa di titik terendah, jatuh, terpuruk dalam lubang yang dalam. kita harus tahu, bagaimana rasanya terluka, disakiti, dijauhi, dikhianati, dibenci, dilupakan, diasingkan, tak dianggap, diremehkan. terkadang, kita harus mengalami itu semua, hamya untuk membuat kita lebih dewasa dalam menyikapi kehidupan kedepannya. begitu pula dalam cinta. terkadang, untuk bisa memaknai apa itu cinta, yang katanya bisa menembus dimensi ruang dan waktu, kita harus merasakan berbagai hal tentangnya. terkadang, kita harus tahu bagaimana rasanya tak terbalas, menunggu, ditunggu, berharap, cemas, ditikung, bertepuk sebelah tangan, diduakan, digantung, diterima, bersatu, berpisah. kadang itu semua harus kita rasakan, hanya untuk kita bisa menjadi lebih memahami dan tahu bagaimana menyikapi cinta dengan lebih dewasa.

"Hidup kita kadang harus seperti itu. Hanya agar kita tahu bagaimana rasanya. Agar kita belajar dan menjadi lebih bijaksana"
@kurniawangunadi

ya, mungkin memang kita hanya harus mengalami semua itu, hanya supaya kita bisa menyikapi dan menafsirkan hidup dengan lebih bijaksana. dan, mungkin semua itu akan meninggalkan bekas luka. tapi..
(gambar disadur dari sini)
dan kutipan terakhir, yang selama ini selalu menjadi pegangan saat merasa berada dititik terendah,

"In the end, everything will be allright. if it's not allright, it's not the end"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar