Waktu itu, di hadapan cahaya merah mentari senja pantai selatan, seorang perempuan berkata padaku," hei, akhirnya aku bisa lari dari semua orang, terimakasih telah mengajakku ke tempat sesunyi ini. Sudah lama aku tak merasakan bagaimana rasanya dalam kesunyian, kesendirian, kehampaan, yang hanya bertemankan derau ombak yg berbisik, kicauan burung camar yang seakan bersenandung, dan gesekan daun kelapa yang menambah indah suasana sepi sunyi sendiri ini. Terimakasih, Rey."
Aku tersenyum," apa yang tiba2 membuatmu merasa sangat ingin sendiri, sampai-sampai meminta tolong pada seorang penyendiri seperti ku ini?" tanyaku padanya.
"Kau tahu, Rey, belakangan ini banyak lelaki mendatangiku." Jawab wanita itu singkat.
"Maksudmu, untuk menjadikanmu pendamping hidup mereka?" lanjutku, ingin tahu.
"Tidak, Rey, tidak sejauh itu." jawabnya sambil sedikit tersenyum. "Mereka memintaku untuk menjadi kekasih mereka." sambungnya.
"Mereka?" tanyaku, semakin tertarik untuk tahu kisah temanku wanita ku ini.
"Ya, banyak sekali yang akhir-akhir ini datang dan mengutarakan perasaannya padaku seperti itu, Rey. Mungkin jika hanya satu dua orang, aku akan merasa senang, tapi kalau 4 orang, aku harus bagaimana, Rey?" jelasnya, lantas bertanya padaku.
"Entahlah, aku tak begitu mengerti masalah ini. Kau tahu, kan, aku ini cuma seorang yang suka menyendiri di semesta ini, aku lebih memilih untuk bersama alam ketimbang bersama orang yang tak terlalu ku kenal. Aku hanya terbuka dengan orang-orang yang sudah lama ku kenal dekat seperimu. Mana mungkin aku bisa memberi solusi padamu, hehe, maafkan aku." balasku.
Sambil tersenyum, ia berkata "benar juga kau, Rey. Kalau begitu, jika kau adalah ayahku, lelaki seperti apa yang akan kau pilihkan untuk anakmu ini, Rey?"
"Hmm, yang pasti bukan seperti yang berempat itu, yang sampai membuatmu risih dan ingin mengasingkan diri seperti sekarang ini." jawabku.
"Haha, kau tipe ayah seperti itu ya, Rey. Kalau begitu, jika anakmu lelaki, wanita yang mana yang akan kau pilihkan untuk anakmu itu?" ia kembali bertanya.
"Hmmm.." Aku menimbang,"Wanita yang sampai dikejar oleh 4 lelaki sekaligus." jawabku.
Wanita itu tersipu, tersenyum syahdu, menatap pada cahaya merah mentari senja pantai selatan.
Wahduh bang, bukan mahram tuh
BalasHapusKata siapa bukan muhrim bang? :v
HapusLah kata gue barusan
HapusIya juga ya
Hapus