Selasa, 02 Desember 2014

Rahasia

Akhirnya, waktu yang ditunggu pun tiba. Kembali menulis! Ah, banyak hal sebetulnya yang ingin ditumpah ruahkan ke dalam tulisan, setelah sekian lama tidak menyentuh blog ini. Kehidupan tingkat tiga jurusan sangat memakan banyak waktu, atau mungkin kurang bisa membagi waktu. Dan jadilah menulis hal yang terlewatkan. Sayangnya!

Ah, menulis ternyata memang hal yang membutuhkan repetisi, pengulangan. Setelah sekian lama tak dilakukan, menulis bukan lagi hal yang segampang menjatuhkan jari ke atas keyboard, dan bisa berjalan sendiri. Banyak yang ingin dituangkan hanya menjadi draft, karena sepertinya tak layak publikasi. Jadi, mungkin ditulisan ini cuma mencoba memulai menulis kembali, dengan sedikit menyelipkan lantunan bait lagu yang syahdu, teman kala mata tak kunjung terpejam di malam hari, atau kala pikiran sedang ingin terbang melayang melanglang buana. Lagu dengan alunan nada membuai, mendayu, syahdu. Rahasia, payung teduh.

Tak ada sore, dan udara menjadi segar
Tak ada gelap, lalu mata enggan menatap
Tak ada bintang mati, butiran pasir terbang ke langit
Tak ada fajar, hanya remang malam, semua t'lah hilang terserap matahari
Harum mawar membunuh bulan, rahasia tetap diam tak terucap
Untuk itu semua aku mencarimu
Berikan tanganmu jabat jemariku
Yang kau tinggalkan hanya harum tubuhmu
Berikan suaramu balas semua bisikanku, memanggil namamu
Atau kau ingin aku berteriak sekencang-kencangnya
Agar seluruh ruangan ini bergetar oleh suaraku

Yah, entah kenapa, kalau dengar lagu ini serasa diatas gunung, sendiri, cuma ditemani sepi. Melupakan semua persoalan, melayang pelan diatas awan. Alunan kontra bass, okulele, sama gitar klasiknya sangat membuai. Silakan dicoba dengarkan! Enjoy the sound of this song!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar