Minggu, 24 Juli 2016

Kisah Satu Dinar

Syahdan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memiliki seorang shahabat laki-laki yang dalam sautu hadits dikisahkan, bahwa pada suatu hari rasulullah meminta tolong kepada pembantu beliau tersebut untuk membeli seekor kambing. Rasulullah pun memberikan uang sebesar satu dinar kepada pembantunya tersebut. Lalu pergilah pembantu beliau untuk membeli kambing. Ternyata, shahabat beliau ini adalah orang yang cerdik. Ia pun pergi mencari kambing untuk dibeli di pinggiran Kota Madinah. Ketika mencari, ia menemui seorang peternak kambing dan membeli kambing dari peternak tersebut dengan harga setengah dinar perekornya sehingga dapatlah ia dua ekor kambing dengan uang satu dinar tadi. Setelah itu shahabat ini pergi ke pasar, dengan tujuan menjual satu dari dua ekor kambing yang ia beli tadi. Ia pun berhasil menjual satu ekor kambing itu dengan harga satu dinar di pasar.

Singkat cerita, setelah beberapa waktu shahabat beliau pun kembali menghadap beliau dengan membawa satu ekor kambing dengannya, sesuai dengan apa yang diminta oleh Rasulullah kepadanya. Ketika shahabat tersebut memberikan seekor kambing itu beserta uang sebesar satu dinar kepada Rasulullah, beliau pun penasaran. Maka beliau menanyakan kepada shahabatnya itu bagaimana ia bisa mendapatkan satu ekor kambing, sementara uang satu dinar yang beliau berikan sebelumnya sama sekali tidak berkurang. Shahabat ini pun menjawab dengan menceritakan sebagaimana yang dilakukannya tadi, yaitu membeli dua ekor kambing dengan harga masing-masing setengah dinar, lalu menjual salah satunya dengan harga satu dinar.

Dari kisah rasulullah dengan salah seorang shahabat beliau tersebut, terdapat dua pembelajaran yang sangat berharga yang bisa kita dapatkan. Pertama, bahwa dalam Rasulullah tidak melarang kita untuk berdagang  dengan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Karena shahabat beliau menjual kambing yang ia beli seharga setengah dinar, dengan harga satu dinar. Hal ini berarti shahabat beliau tersebut mengambil keuntungan 100% dari modal awal, dan Rasulullah sama sekali tidak melarang hal tersebut.

Pembelajaran ke dua, bahwa betapa hebatnya ajaran islam, ajaran yang dibawa oleh rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Bagaimana islam pasti selalu mengajarkan kebaikan, bahkan yang terbaik. Hal ini terbukti dari di dalam islam disyariatkannya menggunakan dinar atau dirham sebagai alat tukar, bukan yang lain. Dan betapa hebatnya syariat tersebut, karena dengan dinar atau dirham tidak akan pernah ada yang namanya inflasi. Buktinya, harga seekor kambing pada zaman Rasulullah masih hidup berkisar antara setengah dinar sampai satu dinar. Dan subhanallah, sampai saat ini pun harga seekor kambing masih berkisar diantara harga tersebut, antara setengah sampai satu dinar.  Saat ini, satu dinar adalah sekitar 2.1 juta rupiah. Silakan dicari, berapa harga kambing saat ini. Kita akan menemukan harga seekor kambing saat ini adalah berkisar antara 1 sampai dua juta rupiah. Atau dengan kata lain, harga kambing saat ini masih berkisar antara setengah sampai satu dinar. Lihatlah bagaimana dinar tidak pernah mengalami inflasi selama lebih dari seribu empat ratus tahun. Seribu empat ratus tahun lebih, dan apa yang disyariatkan oleh islam, yang disyariatkan oleh Rasulullah, tidak pernah mengalami keburukan sama sekali.

Allahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar