Di suatu ketika, di sebuah rumah sakit yang khusus untuk
menangani pasien yang memiliki gangguan kejiwaan, terjadi sebuah cerita. Cerita
itu lebih tepatnya terjadi di salah satu bangsal yang menjadi tempat peristirahatan
para pengidap gangguan kejiwaan, di salah satu kamar yang menampung dua orang
dengan gangguan kejiwaan. Begini ceritanya.
Di kamar itu, di kamar yang berisikan dua orang yang
memiliki gangguan jiwa, salah satu dari mereka, sebut saja A (mohon maaf
sebelumnya jika ada yang bernama A), mengangkat meja yang memang disediakan di
tiap kamar di rumah sakit tersebut. Si A mengangkat meja tersebut tepat ke
tengah-tengah kamarnya. Lantas ia pun menaiki meja tersebut, sembari
merentangkan ke dua tangannya selebar-lebarnya ke kiri dan ke kanan. Kemudian
si A berkata pada teman kamarnya, sebut saja si B (mohon maaf lagi seblumnya
jika ada yang bernama B), “hoi B,
lihatlah! Aku ini adalah matahari, akulah sang surya! Akulah yang menyinari dan menerangi seluruh
dunia ini! Lihatlah kehebatan ku! Lihatlah cahaya yang terpancar dari seluruh
tubuh ku ini!”
Lantas si B pun terlihat sama sekali tidak terima dan
menyanggah pernyataan si A tersebut. “Dasar
gila kau A! Sejak kapan pula kau jadi
matahari, dasar gila ngaku-ngaku yang aneh!” sahut si B. “Ah, kau yang gila B, masak cahaya ku tak
bisa kau lihat?! Dasar gila kau B” balas si A. “Kau yang gila, A!”, “TIdaklah,
kau yang gila, B!”. Akibatnya, mereka sempat berdebat untuk beberapa saat,
saling tuduh. Setelah beberapa saat berdebat, B mengancam,”Dasar gila! Ku laporkan kau ke pak dokter, A!”. “Kadukan saja
sesukamu!” tantang A tanpa gentar sedikitpun.
Si B pun pergi menemui dokter di ruangan dokter tersebut. Di
sana, ia melapor,”Lapor, Pak Dokter! Teman kamar saya, si A yang gila itu Pak
Dokter, sekarang udah tambah pula gilanya satu lagi Pak Dokter!”. “Loh, kenapa
pula bisa nambah gilanya? Kenapa kau bilang begitu?” Tanya pak dokter. SI B
menjawab,”Iya Pak Dokter, soalnya
sekarang dia lagi naik ke atas meja di di tengah-tengah kamar kami, sambil
direntangkannya tangannya lebar-lebar, terus dia bilang pula kalau dia itu
adalah matahari yang menyinari dunia ini, kan tambah gilanya satu tu Pak
Dokter!”.
“Wah, kayanya si B ini
udah mulai sehat nih, udah mulai kurang gilanya, udah bisa membedakan mana yang
benar dan mana yang salah dia sekarang,” benak pak dokter. Kemudian pak
dokter berkata pada si B,”Baiklah kalau gitu, makasih infonya, B! Sekarang saya
akan ke kamar kalian untuk menyuruh si A itu turun dari meja,”. Tapi kemudian
si B mencegah pak dokter yang ingin menuju kamarnya.”Waduh kalau masalah itu saya betul-betul memohon minta tolong sama
Pak Dokter, tolonglah Pak, jangan turunkan si A itu, Pak. Kalau dia Pak Dokter turunkan,
bisa gelap nanti jadinya dunia ini Pak, saya takut gelap, Pak!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar