Syahdan, ketika Adam akan diciptakan dan akan dinobatkan sebagai pemimpin di muka bumi, iblis tidak bisa menerima hal itu. Iblis menganggap bahwa dia lebih pantas untuk menjadi pemimpin di bumi, bukan Adam. Iblis sombong, ia merasa bahwa ia telah menjadi hamba Allah yang sholeh, yang selalu beribadah kepada-Nya, ia merasa bahwa ia lebih baik karena diciptakan dari pada api. Maka kesombongan iblis ini membuatnya menolak perintah Allah, menolak kebenaran. Dan itulah hakikat kesombongan. Kesombongan bukan dari pakaian yang kita pakai, bukan dari kendaraan yang kita bawa, bukan dari rumah yang kita huni. Kesombongan adalah saat seseorang menolak kebenaran yang disampaikan padanya, seperti iblis yang menolak perintah Allah padahal dia mendengar langsung Allah berbicara padanya. Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat sombong, dari sifat menolak kebenaran.
Penolakan iblis ini membuat Allah mengusirnya dari langit, dan kelak akan dimasukkan ke neraka. Iblis tidak begitu saja terima. Ia pun berdoa, meminta pada Allah agar Allah menangguhkan, memanjangkan umurnya agar bisa hidup sampai hari kiamat nanti. Iblis ingin menyesatkan manusia, keturunan Adam, yang telah membuatnya diusir dari langit dan masuk neraka, agar manusia juga ikut masuk neraka bersamanya. Wal iya zubillah. Iblis berdoa pada Allah, dan Allah mengabulkan doa iblis tersebut. Lihatlah teman, para pembaca, kalau iblis saja yang Allah murka padanya, yang Allah marah padanya, tapi Allah masih mengabulkan doanya, mungkinkah Allah tidak mengabulkan doa kita? Tidak mungkin teman, jika Allah mau mengabulkan doa iblis yang telah Dia murkai, pasti Allah mengabulkan doa kita yang Allah masih menginginkan kita yang masih Allah berikan kesempatan bertaubat pada-Nya. Maka masihkah kita malas berdoa? Masihkah kita ragu kepada janji Allah, ragu bahwa Allah akan mengabulkan doa kita? Sungguh, Allah pasti mengabulkan doa hamba-Nya.
Singkat cerita, setelah penciptaannya dan ditempatkan di surga, Adam merasa kesepian berada di sana sendirian. Maka ia meminta kepada Allah agar diberikan teman, dan Allah memberinya pasangan. Allah memberikan Hawa pada Adam. Hawa, pasangan yang diberikan Allah untuk Adam, yang diciptakan dari tulang rusuk Adam. Untuk para lelaki, rasulullah berpesan agar kita menyadari ini. Bahwa wanita itu, pasangan kita itu, istri kita itu, tercipta dari tulang rusuk. Dan tulang rusuk adalah tulang yang bengkok dan rapuh. Maka jika ingin meluruskannya, ingin bersikap padanya, sikapilah ia dengan lemah lembut tanpa adanya kekerasan dan paksaan sedikit pun! Karena jika kita mengeraskannya, sedikit membentaknya, wanita itu pasti akan patah dan sakit. Maka perlakukanlah pasangan kita dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang.
Setelah munculnya Hawa, iblis mulai menjalankan rencananya tadi untuk menyesatkan Adam dan keturunannya. Maka dihasutlah Adam oleh iblis, agar memakan suatu buah dari pohon di surga yang Allah telah melarang Adam untuk mendekati apalagi memakan buah dari pohon tersebut. Iblis merayu Adam dengan tipu dayanya. Ia mengatakan bahwa buah itu adalah buah kekekalan, iblis menamakannya buah khuldi. Iblis menipu Adam dengan mengatakan bahwa jika Adam memakan buah tersebut, Adam akan bisa kekal hidup di dalam surga yang sangat indah dan menyenangkan itu. Padahal sebaliknya, jika Adam makan buah itu dia malah akan dikeluarkan dari surga, bukan menjadi kekal di surga. Hati-hati dengan tipu daya iblis yang seperti ini, yang membolak-balikkan kebenaran yang ada. Seperti sekarang, orang justru malu bilang kalau dia mau nikah padahal halal, tapi bangga bilang kalau dia udah punya pacar padahal gak halal. Atau sekarang namanya bunga, yang mana bunga itu wangi, harum, indah. Padahal sebetulnya itu riba, yang busuk, keji, dan menyiksa. Tapi diubah namanya jadi bunga, karena kalau di lembar penawaran ditulis riba sekian persen, orang gak bakal mau karena riba itu buruk emang. Maka hati-hati dengan permainan iblis yang suka memutar balikkan pandangan manusia.
Kembali ke kisah Adam. Adam ternyata masuk ke dalam tipu daya iblis itu, Adam percaya bahwa jika makan buah itu dia akan kekal di surga. Adam tertipu. Ia pun memakan buah itu. Adam melakukan satu dosa, satu kesalahan. Hanya satu. Tapi kesalahannya yang satu itu sudah membuat Adam harus menerima hukuman yang amat sangat berat, benar-benar berat. Bahkan beratnya berlipat ganda. Hukuman pertama, Adam dikeluarkan dari surga, hanya karena melakukan satu kesalahan, satu dosa. Maka bagaimana dengan kita keturunannya, bisa masuk kembali ke dalam surga Allah dengan membawa beribu bahkan berjuta dosa yang telah kita lakukan selama hidup ini? Tidak ada, kita tidak pantas mendapatkan surga Allah dengan apa yang telah kita perbuat, dengan berbagai macam keingkaran kita pada Allah, dengan berbagai pembangkangan kita kepada perintah Allah, dengan berbagai dosa kita pada Allah. Kecuali Allah telah mengampuni kita, kecuali Allah telah merahmati surga. Tidak ada seorang pun yang akan masuk surga karena amalnya, tidak ada. Surga akan kita dapatkan, karena ke-Maha Penyanyangnya Allah, karena Maha Rahmatnya Allah, yang merahmati dan mengizinkan kita untuk masuk ke surga-Nya. Semoga kita termasuk orang yang mendapat rahmat Allah, dan dimasukkan Allah ke dalam surga-Nya, kampung halaman kita yang hakiki.
Kemarahan Allah, pengusiran Allah terhadap dirinya dari surga, telah membuat Adam tersadar bahwa beliau telah termakan bujukan iblis yang menyesatkan. Adam sadar bahwa ia telah melakukan dosa, melanggar perintah Allah, yang membuat Allah marah padanya dan membuatnya terusir dari surga. Maka kemudian adam sadar, bahwa kesalahan yang telah dilakukannya adalah bentuk kesalahan yang akan merugikan diri sendiri. Dan inilah hakikat dosa yang diajarkan ayah kita Adam kepada kita. Tidak ada suatu dosa pun yang dilakukan oleh seseorang, kecuali dosa itu hanya akan memberikan kerugian dan dampak buruk bagi dirinya sendiri. Tidak ada sedikit pun kerugian bagi Allah ketika kita melakukan dosa. Namun karena Maha Pengasihnya Allah, Dia memberi kita peringatan agar kita tidak menyakiti diri kita dengan melakukan perbuatan dosa. Dan karena sadar akan hal ini, bahwa dosa yang telah dilakukannya hanya akan membuat dirinya terhina, tersiksa, terzolimi, maka Adam bertaubat kepada Allah atas kesalahan yang telah dilakukannya. Adam segera berdoa, meminta ampunan Allah terhadap dirinya atas dosa yang telah dilakukannya. Dan taubatnya Adam, diterima oleh Allah.
"Mulianya manuisa, adalah karena mereka melakukan dosa, lalu bertaubat. Dan terlaknatnya iblis, adalah karena dia melakukan dosa, tapi tidak pernah mau bertaubat atas dosanya."
Inilah yang membedakan kemuliaan manusia dan terlaknatnya iblis. Dan karena itu, Adam akan dikembalikan oleh Allah ke kampung halamannya di surga, sedangkan iblis akan kekal masuk di dalam neraka. Semua karena taubat. Semoga kita termasuk manusia yang mulia karena bertaubat dan di kembalikan ke kampung kita yang sebenarnya, surga. Amin.
Namun, Adam tetap menerima dampak buruk kedua dari dosanya meskipun dia telah bertaubat. Dampak buruk itu adalah Adam diturunkan oleh Allah ke muka bumi, bersama dengan hawa, dan juga iblis. Inilah awal kisahnya, bagaimana manusia bisa hidup di muka bumi ini. Bagaimana Adam, manusia pertama bisa sampai ke permukaan bumi. Dan bumi ini adalah bentuk siksaan yang diberikan Allah kepada Adam. Maka jangan pernah mau berlama-lama tinggal di dunia, jangan mau menjadi pengikut dunia, jangan mau mencintai dunia. Karena hakikatnya, dunia ini adalah suatu tempat penyiksaan. Dunia ini hanya tempat persinggahan yang penuh fitnah, penuh cobaan. Mari kita semua bersiap untuk meninggalkannya, untuk kembali ke kampung halaman kita, ke kampung ayah kita Adam. Kita ingin pulang, pergi dari tempat penyiksaan ini.
Kemarahan Allah, pengusiran Allah terhadap dirinya dari surga, telah membuat Adam tersadar bahwa beliau telah termakan bujukan iblis yang menyesatkan. Adam sadar bahwa ia telah melakukan dosa, melanggar perintah Allah, yang membuat Allah marah padanya dan membuatnya terusir dari surga. Maka kemudian adam sadar, bahwa kesalahan yang telah dilakukannya adalah bentuk kesalahan yang akan merugikan diri sendiri. Dan inilah hakikat dosa yang diajarkan ayah kita Adam kepada kita. Tidak ada suatu dosa pun yang dilakukan oleh seseorang, kecuali dosa itu hanya akan memberikan kerugian dan dampak buruk bagi dirinya sendiri. Tidak ada sedikit pun kerugian bagi Allah ketika kita melakukan dosa. Namun karena Maha Pengasihnya Allah, Dia memberi kita peringatan agar kita tidak menyakiti diri kita dengan melakukan perbuatan dosa. Dan karena sadar akan hal ini, bahwa dosa yang telah dilakukannya hanya akan membuat dirinya terhina, tersiksa, terzolimi, maka Adam bertaubat kepada Allah atas kesalahan yang telah dilakukannya. Adam segera berdoa, meminta ampunan Allah terhadap dirinya atas dosa yang telah dilakukannya. Dan taubatnya Adam, diterima oleh Allah.
"Mulianya manuisa, adalah karena mereka melakukan dosa, lalu bertaubat. Dan terlaknatnya iblis, adalah karena dia melakukan dosa, tapi tidak pernah mau bertaubat atas dosanya."
Inilah yang membedakan kemuliaan manusia dan terlaknatnya iblis. Dan karena itu, Adam akan dikembalikan oleh Allah ke kampung halamannya di surga, sedangkan iblis akan kekal masuk di dalam neraka. Semua karena taubat. Semoga kita termasuk manusia yang mulia karena bertaubat dan di kembalikan ke kampung kita yang sebenarnya, surga. Amin.
Namun, Adam tetap menerima dampak buruk kedua dari dosanya meskipun dia telah bertaubat. Dampak buruk itu adalah Adam diturunkan oleh Allah ke muka bumi, bersama dengan hawa, dan juga iblis. Inilah awal kisahnya, bagaimana manusia bisa hidup di muka bumi ini. Bagaimana Adam, manusia pertama bisa sampai ke permukaan bumi. Dan bumi ini adalah bentuk siksaan yang diberikan Allah kepada Adam. Maka jangan pernah mau berlama-lama tinggal di dunia, jangan mau menjadi pengikut dunia, jangan mau mencintai dunia. Karena hakikatnya, dunia ini adalah suatu tempat penyiksaan. Dunia ini hanya tempat persinggahan yang penuh fitnah, penuh cobaan. Mari kita semua bersiap untuk meninggalkannya, untuk kembali ke kampung halaman kita, ke kampung ayah kita Adam. Kita ingin pulang, pergi dari tempat penyiksaan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar