Waktu itu, di hadapan cahaya merah mentari senja pantai selatan, seorang perempuan berkata padaku," hei, akhirnya aku bisa lari dari semua orang, terimakasih telah mengajakku ke tempat sesunyi ini. Sudah lama aku tak merasakan bagaimana rasanya dalam kesunyian, kesendirian, kehampaan, yang hanya bertemankan derau ombak yg berbisik, kicauan burung camar yang seakan bersenandung, dan gesekan daun kelapa yang menambah indah suasana sepi sunyi sendiri ini. Terimakasih, Rey."
Aku tersenyum," apa yang tiba2 membuatmu merasa sangat ingin sendiri, sampai-sampai meminta tolong pada seorang penyendiri seperti ku ini?" tanyaku padanya.
"Kau tahu, Rey, belakangan ini banyak lelaki mendatangiku." Jawab wanita itu singkat.
"Maksudmu, untuk menjadikanmu pendamping hidup mereka?" lanjutku, ingin tahu.
"Tidak, Rey, tidak sejauh itu." jawabnya sambil sedikit tersenyum. "Mereka memintaku untuk menjadi kekasih mereka." sambungnya.
"Mereka?" tanyaku, semakin tertarik untuk tahu kisah temanku wanita ku ini.
"Ya, banyak sekali yang akhir-akhir ini datang dan mengutarakan perasaannya padaku seperti itu, Rey. Mungkin jika hanya satu dua orang, aku akan merasa senang, tapi kalau 4 orang, aku harus bagaimana, Rey?" jelasnya, lantas bertanya padaku.
"Entahlah, aku tak begitu mengerti masalah ini. Kau tahu, kan, aku ini cuma seorang yang suka menyendiri di semesta ini, aku lebih memilih untuk bersama alam ketimbang bersama orang yang tak terlalu ku kenal. Aku hanya terbuka dengan orang-orang yang sudah lama ku kenal dekat seperimu. Mana mungkin aku bisa memberi solusi padamu, hehe, maafkan aku." balasku.
Sambil tersenyum, ia berkata "benar juga kau, Rey. Kalau begitu, jika kau adalah ayahku, lelaki seperti apa yang akan kau pilihkan untuk anakmu ini, Rey?"
"Hmm, yang pasti bukan seperti yang berempat itu, yang sampai membuatmu risih dan ingin mengasingkan diri seperti sekarang ini." jawabku.
"Haha, kau tipe ayah seperti itu ya, Rey. Kalau begitu, jika anakmu lelaki, wanita yang mana yang akan kau pilihkan untuk anakmu itu?" ia kembali bertanya.
"Hmmm.." Aku menimbang,"Wanita yang sampai dikejar oleh 4 lelaki sekaligus." jawabku.
Wanita itu tersipu, tersenyum syahdu, menatap pada cahaya merah mentari senja pantai selatan.
Sabtu, 27 Desember 2014
Rabu, 17 Desember 2014
Cinta..? Ah, Mungkin Aku Mulai Mengerti..
halo semua, perkenalkan, namaku Andi.
jika kau orang yang peka dan setia membaca tulisan-tulisan di blog ini, mungkin kau ingat padaku. ya, aku adalah orang yang sama dengan orang yang pernah bercerita tentang cinta di sini. tapi jangan salah! jika ditulisan itu aku bercerita tentang bagaimana aku sangat tak mengerti akan cinta, jika pada saat aku menulis tulisan itu buatku cinta adalah suatu hal yang rumit, abstrak, dan membingungkan, tidak demikian sekarang, tidak demikian ditulisan ku yang satu ini! setelah sekian tahun aku lalui tanpa sedikitpun tertarik untuk membicarakan tentang cinta, karena kerumitan, keabstrakan, dan kebingunanku akan cinta itu sendiri, kini aku sangat bersemangat jika berbicara tentang cinta. mengapa? semua karena dia.
ya, karena dia. dan kisahku tentang dialah yang kini ingin aku tuliskan disini. dia, dia yang bernama cahaya. aku berani menyebut namanya? tenang saja, ia takkan pernah membaca tulisanku ini. biarkan ini menjadi rahasia ku, yang ku titipkan pada kalian, yang ku yakin tak satupun mengenal cahaya. aku tak ingin, sedikitpun tak ingin ia tahu, apa yang ku rasakan terhadapnya. aku mencintaiya dan ia tak perlu tahu.
cahaya tak perlu tahu tentang apa yang aku rasakan padanya. sedikitpun ia tak perlu tahu. banyak teman dekat yang mulai berbisik padaku, agar aku segera mengutarakan pada cahaya tentang perasaanku terhadapnya. benar memang, cahaya adalah seorang gadis berparas manis, yang jika tersenyum pasti membuat hati seorang lelaki luluh. itu benar. cahaya memang sangat cerah bagai cahaya mentari dikala siang, dan indah bagai gemerlap lampu perkotaan ketika malam tiba. bahkan, diantara kedua waktu itu pun cahaya sangat indah, bagai lembayun sunrise di ufuk timur dan kilauan sunset di ufuk barat. cahaya memang selalu memancarkan keindahannya. maka kalian tahukan, jika aku mengungkapkan perasaanku padanya, akan banyak hal yang akan hancur.
"lalu, bagaimana jika lelaki lain ternyata terlebih dahulu mendekatinya?" ah, jangan fikir aku disini hanya berdiam diri. aku selalu mendekatinya. aku mendekatinya dengan doa. aku tahu, suatu saat disuatu ketika yang telah lama kita ketahui, tuhan sendiri yang akan memberi tahu perasaan ini padanya dan kemudian mendekatkan kami. pun saat ini aku yakin dia juga mencintaiku. bagaimana aku bisa seyakin itu? ah,
bukan cinta namanya kalau kau tak yakin, sobat!
(gambar disadur dari sini) |
ya, karena dia. dan kisahku tentang dialah yang kini ingin aku tuliskan disini. dia, dia yang bernama cahaya. aku berani menyebut namanya? tenang saja, ia takkan pernah membaca tulisanku ini. biarkan ini menjadi rahasia ku, yang ku titipkan pada kalian, yang ku yakin tak satupun mengenal cahaya. aku tak ingin, sedikitpun tak ingin ia tahu, apa yang ku rasakan terhadapnya. aku mencintaiya dan ia tak perlu tahu.
cahaya tak perlu tahu tentang apa yang aku rasakan padanya. sedikitpun ia tak perlu tahu. banyak teman dekat yang mulai berbisik padaku, agar aku segera mengutarakan pada cahaya tentang perasaanku terhadapnya. benar memang, cahaya adalah seorang gadis berparas manis, yang jika tersenyum pasti membuat hati seorang lelaki luluh. itu benar. cahaya memang sangat cerah bagai cahaya mentari dikala siang, dan indah bagai gemerlap lampu perkotaan ketika malam tiba. bahkan, diantara kedua waktu itu pun cahaya sangat indah, bagai lembayun sunrise di ufuk timur dan kilauan sunset di ufuk barat. cahaya memang selalu memancarkan keindahannya. maka kalian tahukan, jika aku mengungkapkan perasaanku padanya, akan banyak hal yang akan hancur.
"lalu, bagaimana jika lelaki lain ternyata terlebih dahulu mendekatinya?" ah, jangan fikir aku disini hanya berdiam diri. aku selalu mendekatinya. aku mendekatinya dengan doa. aku tahu, suatu saat disuatu ketika yang telah lama kita ketahui, tuhan sendiri yang akan memberi tahu perasaan ini padanya dan kemudian mendekatkan kami. pun saat ini aku yakin dia juga mencintaiku. bagaimana aku bisa seyakin itu? ah,
bukan cinta namanya kalau kau tak yakin, sobat!
Minggu, 14 Desember 2014
Rasakan Saja
Awal tahun lalu, seorang teman pernah berkata,
"galaulah! karna dengannya kau akan berkarya., kara dengannya kau akan berfikir, karna dengannya kau akan bertindak.berapa banyak lagu yang dapat kau tulis di kala terluka, berapa bait sajak yang terlintas saat gelisah, dan galau tak melulu soal cinta"
mungkin, satu semester ke belakang sudah terlalu lelah dengan semua beban jurusan yang tiada henti-hentinya, yang ternyata jurusan teknik tenaga listrik bukan hanya tentang keseruannya yang pernah dituliskan di sini tapi juga menyimpan lima ratusan lembar laporan yang harus ditulis tangan. ya, mungkin salah satu faktor ini sudah cukup membuat, bahkan lelah untuk sekadar galau. alhasil, seperti kutipa kalimat teman di atas, satu semester ke belakang sangat tidak produktif. berapa tulisan yang dihasilkan? hanya dua, dan tulisan ini yang kedua. dan memang, kedua tulisan itu dihasilkan setelah melewati masa-masa kelam semester ini, yang artinya sudah memiliki cukup tenaga untuk kembali sedikit produktif. tidak lagi berada di bawah tekanan dan kejenuhan selama satu semester terakhir, masa yang bisa dibilang cukup melelahkan dalam hidup.
tapi, hal ini jugalah yang kemudian terfikirkan belakangan ini. terisnpirasi dari salah satu tulisannya mas kurniawan gunadi, bukankah hidup memang harus begitu? bukankah dalam hidup kita tak bisa selalu bahagia? bukankah kita mendapat dan mengalami masa-masa sulit? kisah dalam hidup kita kadang harus pernah mengalami fasa di titik terendah, jatuh, terpuruk dalam lubang yang dalam. kita harus tahu, bagaimana rasanya terluka, disakiti, dijauhi, dikhianati, dibenci, dilupakan, diasingkan, tak dianggap, diremehkan. terkadang, kita harus mengalami itu semua, hamya untuk membuat kita lebih dewasa dalam menyikapi kehidupan kedepannya. begitu pula dalam cinta. terkadang, untuk bisa memaknai apa itu cinta, yang katanya bisa menembus dimensi ruang dan waktu, kita harus merasakan berbagai hal tentangnya. terkadang, kita harus tahu bagaimana rasanya tak terbalas, menunggu, ditunggu, berharap, cemas, ditikung, bertepuk sebelah tangan, diduakan, digantung, diterima, bersatu, berpisah. kadang itu semua harus kita rasakan, hanya untuk kita bisa menjadi lebih memahami dan tahu bagaimana menyikapi cinta dengan lebih dewasa.
dan kutipan terakhir, yang selama ini selalu menjadi pegangan saat merasa berada dititik terendah,
"galaulah! karna dengannya kau akan berkarya., kara dengannya kau akan berfikir, karna dengannya kau akan bertindak.berapa banyak lagu yang dapat kau tulis di kala terluka, berapa bait sajak yang terlintas saat gelisah, dan galau tak melulu soal cinta"
mungkin, satu semester ke belakang sudah terlalu lelah dengan semua beban jurusan yang tiada henti-hentinya, yang ternyata jurusan teknik tenaga listrik bukan hanya tentang keseruannya yang pernah dituliskan di sini tapi juga menyimpan lima ratusan lembar laporan yang harus ditulis tangan. ya, mungkin salah satu faktor ini sudah cukup membuat, bahkan lelah untuk sekadar galau. alhasil, seperti kutipa kalimat teman di atas, satu semester ke belakang sangat tidak produktif. berapa tulisan yang dihasilkan? hanya dua, dan tulisan ini yang kedua. dan memang, kedua tulisan itu dihasilkan setelah melewati masa-masa kelam semester ini, yang artinya sudah memiliki cukup tenaga untuk kembali sedikit produktif. tidak lagi berada di bawah tekanan dan kejenuhan selama satu semester terakhir, masa yang bisa dibilang cukup melelahkan dalam hidup.
tapi, hal ini jugalah yang kemudian terfikirkan belakangan ini. terisnpirasi dari salah satu tulisannya mas kurniawan gunadi, bukankah hidup memang harus begitu? bukankah dalam hidup kita tak bisa selalu bahagia? bukankah kita mendapat dan mengalami masa-masa sulit? kisah dalam hidup kita kadang harus pernah mengalami fasa di titik terendah, jatuh, terpuruk dalam lubang yang dalam. kita harus tahu, bagaimana rasanya terluka, disakiti, dijauhi, dikhianati, dibenci, dilupakan, diasingkan, tak dianggap, diremehkan. terkadang, kita harus mengalami itu semua, hamya untuk membuat kita lebih dewasa dalam menyikapi kehidupan kedepannya. begitu pula dalam cinta. terkadang, untuk bisa memaknai apa itu cinta, yang katanya bisa menembus dimensi ruang dan waktu, kita harus merasakan berbagai hal tentangnya. terkadang, kita harus tahu bagaimana rasanya tak terbalas, menunggu, ditunggu, berharap, cemas, ditikung, bertepuk sebelah tangan, diduakan, digantung, diterima, bersatu, berpisah. kadang itu semua harus kita rasakan, hanya untuk kita bisa menjadi lebih memahami dan tahu bagaimana menyikapi cinta dengan lebih dewasa.
"Hidup kita kadang harus seperti itu. Hanya agar kita tahu bagaimana rasanya. Agar kita belajar dan menjadi lebih bijaksana"
@kurniawangunadi
ya, mungkin memang kita hanya harus mengalami semua itu, hanya supaya kita bisa menyikapi dan menafsirkan hidup dengan lebih bijaksana. dan, mungkin semua itu akan meninggalkan bekas luka. tapi..
(gambar disadur dari sini) |
"In the end, everything will be allright. if it's not allright, it's not the end"
Selasa, 02 Desember 2014
Rahasia
Akhirnya, waktu yang ditunggu pun tiba. Kembali menulis! Ah, banyak hal sebetulnya yang ingin ditumpah ruahkan ke dalam tulisan, setelah sekian lama tidak menyentuh blog ini. Kehidupan tingkat tiga jurusan sangat memakan banyak waktu, atau mungkin kurang bisa membagi waktu. Dan jadilah menulis hal yang terlewatkan. Sayangnya!
Ah, menulis ternyata memang hal yang membutuhkan repetisi, pengulangan. Setelah sekian lama tak dilakukan, menulis bukan lagi hal yang segampang menjatuhkan jari ke atas keyboard, dan bisa berjalan sendiri. Banyak yang ingin dituangkan hanya menjadi draft, karena sepertinya tak layak publikasi. Jadi, mungkin ditulisan ini cuma mencoba memulai menulis kembali, dengan sedikit menyelipkan lantunan bait lagu yang syahdu, teman kala mata tak kunjung terpejam di malam hari, atau kala pikiran sedang ingin terbang melayang melanglang buana. Lagu dengan alunan nada membuai, mendayu, syahdu. Rahasia, payung teduh.
Ah, menulis ternyata memang hal yang membutuhkan repetisi, pengulangan. Setelah sekian lama tak dilakukan, menulis bukan lagi hal yang segampang menjatuhkan jari ke atas keyboard, dan bisa berjalan sendiri. Banyak yang ingin dituangkan hanya menjadi draft, karena sepertinya tak layak publikasi. Jadi, mungkin ditulisan ini cuma mencoba memulai menulis kembali, dengan sedikit menyelipkan lantunan bait lagu yang syahdu, teman kala mata tak kunjung terpejam di malam hari, atau kala pikiran sedang ingin terbang melayang melanglang buana. Lagu dengan alunan nada membuai, mendayu, syahdu. Rahasia, payung teduh.
Tak ada sore, dan udara menjadi segar
Tak ada gelap, lalu mata enggan menatap
Tak ada bintang mati, butiran pasir terbang ke langit
Tak ada fajar, hanya remang malam, semua t'lah hilang terserap matahari
Harum mawar membunuh bulan, rahasia tetap diam tak terucap
Untuk itu semua aku mencarimu
Berikan tanganmu jabat jemariku
Yang kau tinggalkan hanya harum tubuhmu
Berikan suaramu balas semua bisikanku, memanggil namamu
Atau kau ingin aku berteriak sekencang-kencangnya
Agar seluruh ruangan ini bergetar oleh suaraku
Yah, entah kenapa, kalau dengar lagu ini serasa diatas gunung, sendiri, cuma ditemani sepi. Melupakan semua persoalan, melayang pelan diatas awan. Alunan kontra bass, okulele, sama gitar klasiknya sangat membuai. Silakan dicoba dengarkan! Enjoy the sound of this song!
Rabu, 30 Juli 2014
Kutipan #13 Karena Ramadhan
"Jika kita beribadah karena bulan ramadhan, maka sesungguhnya bulan ramadhan telah pergi, hilang, berlalu begitu saja meninggalkan kita. Namun jika kita beribadah karena Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup, Maha Mengetahui. Barangsiapa yang berinbadah karena bulan ramadhan, maka amalan itu akan hilang dengan hilangnya bulan ramadhan. Barangsiapa yang beribadah karena Allah, maka jagalah amalan itu. Sesungguhnya, amalan yang paling disukai Allah, adalah amalan yang dilaksanakan secara istiqamah, secara terus-menerus."
Kutipan #12 Sepucuk Doa
"Ya Allah, sesunnguhnya aku, hanyalah seorang hamba-Mu. Aku, hanya seorang hamba-Mu. Aku hanya seorang hamba-Mu, di antara begitu banyaknya hamba-hamba-Mu yang lain. Sesungguhnya jikalau aku terus lari meninggalkan-Mu, maka engkau masih memiliki begitu banyak hamba-Mu yang senantiasa menaati-Mu. Tapi aku disini yang penuh akan dosa, yang telah sedikit lari dari-Mu ini ya Allah, aku disini hanya memiliki-Mu, ya Allah. Hanya diri-Mu lah tempatku berharap. Maka jika aku Engkau tinggalkan hamba-Mu yang penuh dosa ini, kepada siapa lagi aku harus berharap, pada siapa lagi aku bisa meminta ampun, siapa lagi yang bisa memaafkanku. Maka janganlah engkau tinggalkan hamba-Mu yang hanya memiliki-Mu ini, ya Allah. Tetapkanlah hati kami untuk selalu memegang teguh agama-Mu. Ampunilah segala dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, mencintai orang yang meminta ampun."
Rabu, 11 Juni 2014
Untukmu yang Dirindukan
Hei, kamu yang di sana, bagaimana kabarmu sekarang? Iya, kamu,
siapa lagi. Aku yakin, kamu pasti baik-baik saja, kan. Ya, aku tahu kabarmu,
aku selalu tahu. Aku tahu, karna aku selalu memperhatikanmu dari sini, dari balik
tirai yang tak kasat mata, tapi cukup untuk membuatku tak terlihat oleh matamu.
Aku di sini selalu menjadi pengagum rahasiamu. Hanya itu. Hanya itu yang kini
bisa aku lakukan. Hanya sebatas mengagumimu dari sini, mengagumimu dari jauh.
Tahu kah kamu, mengapa hanya itu yang bisa aku lakukan saat
ini? Kenapa aku hanya bisa sebatas mengagumi dari jauh? Karena, hei, tahu kah
kamu, bahwa aku tak pernah bisa menyembunyikan kebahagiaanku, aku tak pernah
bisa menahan senyumku, jika aku berhadapan langsung denganmu. Itulah mengapa aku
hanya bisa mengagumi dari jauh. Hanya mengagumimu dari jauh.
Tahu kah kamu, banyak hal yang ingin ku bagi denganmu. Berlembar
kisah ingin ku ceritakan padamu. Berjuta canda ingin ku nikmati bersamamu. Dan berbait
kata yang ingin kusampaikan untukmu. Tapi apa, aku hanya bisa terdiam membisu,
di sini, di tempat ku kini berdiri. Ya, aku terdiam melihatmu. Melihatmu yang
begitu hebat disana. Melihatmu yang telah begitu bahagia. Aku takut, terlalu
takut, aku takut akan mengganggu kebahgiaanmu dengan kehadiranku. Itulah mengapa
aku hanya bisa mengagumimu dari sini, mengagumimu dari jauh.
Tahu kah kamu, aku selalu berharap kau merasakan hal yang
sama seperti apa yang aku rasakan ini. Perasaan yang begitu hebat untukmu. Ya,
itu hanya harapku semata. Memang, sama sekali aku tak berhak menyimpan harap
itu terlalu lama. Tapi, entah mengapa aku selalu berharap akan hal itu. Aku
berharap menjadi orang yang tiba-tiba menganggu fikiranmu. Yang mengisi mimpi
indahmu. Tapi, sekali lagi itu hanya harapku. Tak lebih. Aku sama sekali tak
tahu apa yang sebenarnya kau rasakan. Karna aku hanya bisa mengagumimu dari
jauh.
Tahu kah kamu, aku ingin sekali kau tahu apa yang ku rasakan
ini. Karena perasaan ini mulai menimbulkan benih-benih lara. Benih-benih yang
membuat ku ingin selalu bersamamu, di bawah bintamg, di tengah derasnya hujan,
di temaram cahaya pagi, di gelapnya malam, di hangatnya mentari pagi, di
dinginnya angin malam. Haruskah aku berteriak terlebih dahulu, agar kau tahu
apa yang aku rasakan ini? Entahlah. Kembali lagi, aku tak bisa melakukannya. Saat
ini, aku hanya bisa menjadi pengagum rahasiamu. Hanya bisa memujamu dari sini,
memujamu dari jauh.
----------------------------------------------------------------------------------------------
mencoba menginterpretasikan curhatan seorang teman, ternyata saya bukan orang yang bisa merangkai kata puitis. maaf ya, ceritamu beneran aku jadikan tulisan, hahaha
Selasa, 10 Juni 2014
Kutipan #11 Tak Pernah Padam
"pada tau kan kalau Riau kebakaran hutannya susah dipadamin..
ya kita orang Riau juga gitu, cintanya tak pernah padam.."
dikutip dari salah satu akun medsos anak Riau, @irfantasbih
Selasa, 27 Mei 2014
Ini Bukan Tentang Kemampuan, Tapi Tanggung Jawab
Renungan malam, sebuah self-reminder
Bismillah...
| ps: terimakasih untuk pesannya, teman
Boleh jadi..
Kamu merasa dirimu terlalu kecil atas amanah yg tengah kamu jalani. Menatap orang lain begitu hebat dan berhasil dengan gemilang dengan amanahnya.
Boleh jadi..
Semua hal tiba-tiba saja bersama-sama dan bersepakat membuat kekacauan dalam hari harimu dalam setiap amanahmu.
Sebagaimana umar bin abdul aziz memaknai kepemimpinannya, bahwa amanah adalah tentang seberapa besar kamu dan jiwamu sepenuhnya bertanggung jawab.
Tanggung jawab yang membuatmu memangkas habis waktu istirahatmu, membuat tatihmu menjadi lari yang begitu cepat, atau membuat ketidaksukaanmu dipaksa untuk mencintai yang kamu kerjakan.
Tanggung jawab itu yang membuat kemampuanmu tumbuh, membuatmu belajar dengan jauh lebih cepat dari yang lain.
Dan suatu saat disatu titik, saat kamu merenung, percayalah, tiba-tiba saja kamu menyadari semua tanggung jawab yang selama ini kamu perjuangkan telah membuatmu menjadi manusia yang lebih hebat.
Karenanya..
Bersedihlah, bukan karena kemampuan yang tak kamu miliki sekarang dalam mengemban suatu amanah.
Tapi bersedih saat kamu mnyadari tanggung jawabmu mulai cacat.
Bismillah...
| ps: terimakasih untuk pesannya, teman
Perjalanan Menuju Puncak Papandayan
Jalan-jalan, man!
para pendaki gunung papandayan |
Ya, kemarin saya baru saja kembali dari sebuah perjalanan
yang mendekatkan diri dengan alam. Bersama Sembilan orang teman lain, kami
bersepuluh melakukan perjalanan ke salah satu gunung terindah dari sekian
banyak gunung-gunung indah di alam Indonesia ini. Kami baru saja melakukan
pendakian gunung papandayan!
salam indah dari papandayan |
Awalnya, anggota kelompok kami yang berasal dari Unit Kebudayaan
Melayu Riau ITB ini berjumlah sebelas orang. Namun di hari keberangkatan,
tepatnya hari Jumat malam, salah seorang anggota mengundurkan diri, dikarenakan
sakit mendadak yang ia rasakan. Jadilah kami hanya beranggotakan sepuluh orang,
termasuk saya. Karena perjalanan akan dimulai Sabtu subuh, kami semua sepakat
untuk tidur di satu tempat yang sama, agar tidak ada yang ketinggalan akibat bangun
kesiangan. Hasilnya, rencana kami berhasil!
Kami memulai perjalanan di Hari Sabtu sehabis sholat subuh,
berangkat menuju terminal cicaheum bandung. Sesampainya di terminal cicaheum,
melihat rombongan kami yang memakai carrier, para sopir dan kenek kendaraan
umum di terminal lansung menghampiri dan menghujani kami dengan pertanyaan,’mau ke mana mas, garut ya?’ Ya, gunung
papandayan memang berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Mungkin, abang-abang
itu bisa menebak tujuan kami dari carier yang bersandang di punggung kami. Tapi
kami lebih memilih untuk membeli sarapan terlebih dahulu. Dan roti bakar pun
menjadi pilihan kami untuk mengisi perut di pagi itu.
Setelah roti bakar kami matang, kami langsung menaiki bis
tujuan Garut, untuk segera memulai perjalanan. Bis dari Bandung menuju Garut
ini umumnya bertarif 15 ribu. Tapi dengan sedikit ilmu lobi-lobi, kami cukup
membayar 13 ribu untuk bisa sampai di terminal Guntur, Garut. Singkat cerita,
setelah 3 jam perjalanan, kami pun sampai di terminal Guntur, Garut. Dari sana,
kami langsung menaiki angkot untuk menuju pertigaan cisurupan. Biaya angkot
dari terminal Guntur menuju pertigaan cisurupan ini adalah 10 ribu perorangnya.
Ketika sampai di pertigaan cisurupan, kami langsung ditawari untuk menaiki
mobil bak terbuka untuk menuju gerbang awal pendakian gunung papandayan. Daripada
berlama-lama, kami langusng setuju untuk menaiki salah satu mobil bak terbuka
tersebut dengan tarif 20 ribu perorangnya. Jalan yang dilewati dari cisurupan
menuju gerbang awal pendakian gunung papandayan ini terbilang sangat menarik. Diawal,
kita akan disuguhi perumahan penduduk yang dihuni oleh orang-orang yang sangat
ramah, selalu tersenyum ketika kita melewati mereka. Ah, ramah memang ciri
orang Indonesia, bukan? Setelahnya, kita akan melewati track jalan yang
berlubang, dan bisa dibilang lubang di jalannya sangat dalam. Itu membuat mobil
bak terbuka harus melewatinya dengan hati-hati. Kita yang berada di atasnya? Tentu
saja akan sangat menikmati goyangan si mobil akibat jalan berlubang itu, cukup
munimbulkan adrenalin.
di atas mobil bak terbuka |
Setelah sekitar 20 menit perjalanan di atas mobil bak
terbuka, kami pun sampai di gerbang awal pendakian gunung papandayan. Di sini
para pendaki diharuskan melakukan pendaftaran dan membayar uang registrasi
sebesar 4 ribu perorangnya. Harga yang sangat murah dibandingkan dengan
pemandangan yang akan disuguhi oleh alam gunung papandayan. Di area gerbang
awal pendakian ini juga terdapat warung-warung yang menjual berbagai jenis
makanan, camilan, minuman, dan aksesoris gunung. Di tempat ini juga masih
tersedia kamar kecil untuk para pendaki yang mungkin ingin buarng air terlebih
dahulu sebelum atau sesudah melakukan pendakian.
Setelah persiapan sebelum naik dimatangkan, kami pun memulai
pendakian gunung papandayan. Di awal pendakian, kita akan melewati jalan berupa
bebatuan dan disuguhi pemandangan berupa kawah bekas letusan gunung papandayan
di tahun 2002, yang sampai saat ini kawah tersebut masih aktif mengeluarkan gas
belerang. Sangat disarankan untuk menggunakan masker di track awal pendakian
ini, sebab menghirup gas belerang bisa membuat pusing, bahkan pingsan. Tapi jangan
khawatir, pemandangan alam Indonesia yang tersaji sangat bisa membuat kita
tidak terpengaruh oleh gas belerang yang kita hirup.
track awal pendakian yang berbatu |
gas belerang yang menemani di awal pendakian |
Setelah melewati track kawah bebtuan dan penuh dengan gas
belerang, kita akan melewati jalan yang cukup kecil. Kita juga akan melewati
sebuah sungai kecil, bisa digunakan untuk membasuh muka agar mengembalikan
kesegaran. Jika ingin sedikit menyusuri sungai ini, kita akan disajikan
pemandangan berupa sebuah curug. Keindahan alam yang sungguh luar biasa!
sungai mengalir jernih |
curug yang akan ditemui di perjalanan |
Pukul setengah 4 pagi kami semua telah terbangun. Dengan persiapan
seadanya, kami pun melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung papandayan. Jalur
yang kami pilih adalah jalur melewati hutan mati (death forrest). Namun,
sebelum mencapai hutan mati, kami sedikit tersesat di gelapnya malam di tengah
hutan gunung papandayan. Kami baru berhasil kembali ke jalur yang benar saat fajar
telah muncul di ufuk timur. Beruntung, kami masih bisa menikmati terbitnya sang
mentari (sunrise) dari hutan mati. Kembali, pemandangan kawah bekas letusan
yang dipadukan dengan temaramnya warna sang mentari yang muncul malu-malu,
adalah suatu kombinasi pemandangan yang sangat luar biasa!
salam dari mentari pagi gunung papandayan |
“Indah sekali negeri ini, Tuhan. Izinkan kami selalu menjaganya.”
Meski belum terlalu puas, kami memilih untuk melanjutkan
perjalanan. Dari hutan mati ini, kami menempuh perjalanan mendaki yang cukup
menantang. Kemiringan tanjakan menuju tegal alun ini hampir mencapai 45
derajat. Cukup membuat produksi adrenalin menjadi lebih cepat. Dan setelah sekitar
setengah jam berjalan, kami akhirnya sampai di tempat tujuan, tempat tertinggi
gunung papandayan, tegal alun. Tegal alun adalah suatu padang edelweiss yang sangat
luas. Pemandangan yang sangat menyejukkan hati dan fikiran. Apalagi ditambah dengan
hijaunya hutan dilembah-lembah sekitarnya. Ah, indahnya alam mu, Indonesiaku.
tegal alun, padang edelweis |
lembah pinggiran tegal alun |
Setelah puas bersama alam tegal
alun, kami pun turun kembali, menuju pondok saladah untuk terlebih dahulu
mengambil barang yang tadi kami tinggalkan di tenda. Selesai beberes barang dan
tenda, kami segera memulai perjalanan turun. Waktu yang dibutuhkan untuk turun
pastinya lebih cepat dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk naik. Dan hanya
dalam waktu 2 jam, kami telah kembali sampai di gerbang awal. Di gerbang awal
ini kita harus kembali melapor bahwa kita telah selesai melakukan pendakian, dan
juga meletakkan sampah yang kita bawa dari gunung di tempatnya demi menjaga
kebersihan alam. Setelahnya, kami pun kembali ke bandung, dengan cara yang sama
seperti berangkat. Yaitu dengan menaiki mobil bak terbuka dari gerbang awal ke
cisurupan dengan biaya 20 ribu perorangnya, lalu naik angkot menuju terminal Guntur
dengan biaya 10 ribu perorangnya, dan terakhir naik bis tujuan bandung dengan biaya
15 ribu perorangnya. Perjalanan kami kali ini ditutup dengan berpisah menuju
kamar kost masing-masing.
Satu hal yang pasti, alam Indonesia
ini sungguh sangat luar biasa indahnya. Jangan pernah sia-siakan itu. Berjalanlah
di bumi Ibu Pertiwi, ke mana pun! Karena dengannya, akan kita temukan bahwa
Indonesia memang negeri yang sangat indah, sangat rupawan. Salam cinta untuk
Indonesia ku!
Terakhir, sedikit senyuman dari
gunung papandayan, Garut, Jawa Barat, Indonesia.
ada monster jatuh dari langit |
ksatria edelweis, berubah! |
jarang-jarang foto di depan curug :v |
habis naik tanjakan mamang, letih pisan euy! |
ampun, bang! |
menikmati indahnya alam #galau |
wudhu di telaga hutan mati |
boyband hutan mati |
menantang mentari |
UKMR Naik Gunung Jilid #1 |
Rabu, 21 Mei 2014
Minuman Beralkohol
Suatu hari di sebuah sekolah dasar, seorang guru mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ingin mengajarkan pada murid-muridnya tentang
pengaruh minuman beralkohol pada makhluk hidup. Guru itu memilih cara percobaan
langsung menggunakan makhluk hidup untuk mengajarkan hal tersebut, dengan
tujuan agar murid-muridnya lebih yakin dan paham dengan apa yang akan
diajarkannya. Ia pun menggunakan dua ekor cacing tanah hidup sebagai bahan
percobaannya.
(gambar disadur dari sini) |
“Anak-anak, hari ini bapak akan memperlihatkan pada kalian
bagaimana pengaruh minuman beralkohol terhadap makhluk hidup, perhatikan
baik-baik yang bapak lakukan ini ya!” guru itu memulai percobaannya di hadapan
para muridnya.
Ia menyediakan dua gelas, yang mana satu berisi air mineral
biasa dan satunya berisi minuman beralkohol. Ia memasukkan seekor cacing hidup ke
dalam gelas pertama yang berisikan air mineral biasa. Hasilnya, cacing yang
dimasukkan itu masih tetap bergerak-gerak, menggelinjang-gelinjang di dalam
gelas yang berisi air mineral biasa tersebut. Kemudian ia memasukkan cacing tanah hidup yang
lain ke dalam gelas yang berisikan minuman beralkohol. Dan hasilnya, cacing
tanah itu mati seketika! Cacing tanah itu tidak lagi bergerak setelah
dimasukkan ke dalam gelas kedua yang berisikan minuman berlakohol. Para murid
memerhatikan dengan seksama, takjub!
“Nah, kalian sudah lihatkan apa pengaruh minuman beralkohol
terhadap makhluk hidup? Sekarang, coba Joko, apa yang bisa kamu simpulkan dari
yang sudah bapak tunjukkan tadi?” Tanya sang guru pada salah seorang muridnya.
“Kesimpulannya, jika kita minum minuman beralkohol, akan
terbebas dari cacingan, pak!”
Semangat Menulis!
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta Toer
Ucapan almarhum
ini benar sekali. Banyak yang bisa kita dapatkan dari tulisan yang telah kita
buat. Sangat banyak bahkan. Contoh kecilnya, adalah yang saya rasakan sekarang.
Andai saya selalu membuat tulisan tentang perjalanan yang telah saya lakukan
sebelumnya, mungkin saya tak harus mempersiapkan segala hal dengan repot jika
ingin mengulang kembali perjalanan ke tempat tersebut.Cukup dengan membuka
tulisan yang telah saya buat sebelumnya, dan voila! Saya akan menemukan apa
saja yang harus saya lakukan, apa yang harus saya persiapkan, dan kesalahan apa
yang bisa saya hilangkan. Tidak seperti sekarang. Saat saya ingin melakukan
perjalanan ke tempat yang padahal sudah pernah saya kunjungi, saya harus
berupaya lebih untuk membaca rujukan berupa catatan perjalanan orang lain, yang
belum tentu sesuai dengan kondisi yang akan saya hadapi. Andai saat itu saya
lebih rajin untuk membuat tulisan tentang perjalanan saya. Andai.
Tapi ya,
late is always better than never, kan?
Bismillah, semoga mulai dari sekarang saya bisa melawan semua rasa mala situ. Catatan
perjalanan, pelajaran hidup, atau apapun itu, semoga bisa selalu menghasilkan
suatu tulisan. Karena tulisan adalah salah satu yang membuat seseorang hidup
abadi, kekal, tak lekang oleh waktu. Selamat menulis, salam pena!
Selasa, 06 Mei 2014
Nostalg-IC
Mari ber-“nostalgic” (nostalgia IC).
Ada satu hal yang yang ingat dari almamater saya itu malam ini.
Tentang ‘kumpul’.
Kumpul, meski sebetulnya kata ini mengandung banyak tujuan, mulai
dari kumpul untuk hanya sekadar bertemu canda, sampai kumpul serius untuk hal
semisal rapat membahas suatu hal tentang organisasi, namun ditulisan ini saya
ingin lebih menitikberatkan tentang kumpul yang ber’bau’ serius. Kenapa? Karena
permasalah kumpul untuk sekadar temu kangen, temu canda, atau pun temu sapa,
adalah suatu masalah yang lebih pelik. Karena itu adalah masalah rindu. Ah, mudah-mudahan
lain kali saya mampu menulis tentang rindu.
Kembali lagi ke topic, yaitu nostalgic dalam hal kumpul
(sekali lagi, kumpul disini dalam artian kumpul serius). Ada perbedaan mencolok
yang saya rasakan antara kumpul di kampus dan kumpus di IC. Saya merasa,
ngumpul di kampus ini sangat jauh bertolak belakang dengan kumpul yang sering
saya alami di IC. Kalau di kampus gajah ini, kumpul adalah seperti suatu hal
yang sedikit berat untuk dilakukan. Sedikit susah untuk mengajak orang untuk
kumpul di kampus gajah ini. Banyak yang lebih memilih untuk melakukan kegiatan
lain ketimbang ikut kumpul. Untuk yang ikut kumpul, akan lebih memilih agar kumpul
itu segera selesai dan bisa kembali ke aktivitas masing-masing. Adalah suatu
kebahagiaan jika kumpul tersebut bisa selesai dalam waktu yang relative singkat.
Akan lebih baik jika kumpul menjadi jarang. Jika tidak kepentingan mendesak,
kumpul akan ditiadakan. Jarang diadakannya kumpul akan lebih membuat bahagia. Pun saya merasa hal yang sama. Saya merasa
senang jika suatu kumpul cepat selesai, cepat ‘beres’. Saya akan sangat senang jika kumpul dibatalkan
karena suatu hal. Saya akan sedikit merasa malas jika kumpul lebih sering
diadakan.
Dan itulah perbedaan yang saya rasakan dibanding dengan
kumpul di IC, madrasah saya sebelum menempuh pendidikan di kampus gajah ini. Ketika
di IC, kumpul adalah suatu hal yang sangat ditunggu. Kumpul adalah hal yang
bisa menghilangkan kejenuhan. Kumpul adalah hal yang tidak dinginkan cepat
berakhir, bahkan terkadang sampai menunggu diusir guru asrama, baru kumpul akan
bubar. Kumpul adalah suatu hal yang menyenangkan, membahagiakan. Kumpul adalah
hal yang sangat disesalkan bila tiba-tiba dibatalkan. Itulah kumpul yang
terjadi di Insan Cendekia. Bahkan, ketika berpapasan di jalan, jika di minggu
itu belum ada jadwal kumpul, dengan sendirinya akan terucap ajakan,”kumpul yuk!”. Ya, kumpul menjadi hal
yang sangat ingin dilakukan. Mengapa?
Entahlah. Saya tak tahu pasti apa jawabannya. Mengapa kumpul
di IC bisa begitu berbeda dengan kumpul di kampus, entahlah. Mungkin, karena
saat ini kita adalah mahasiswa, yang berprinsip, berideologi. Mungkin. Yang jelas,
saat di Insan Cendekia dulu, waktu kumpul yang lama, hanya sepertiga waktu awal
saja yang diisi dengan pembicaraan serius seperti membahas progress kerja dan
kawan-kawannya. Sisanya, kumpul akan berubah menjadi sarana bercanda, sarana
ejek-ejekan, sarana bermain kartu, sarana traktiran dan makan-makan, sarana gosip,
saran tertawa bersama, sarana bahagia bersama. Itulah kenyataan yang terjadi,
di Insan Cendikia, dulu. Nostalgic.
PS : ucapan terimakasih terhaturkan untuk kalian, divisi
PPBN OS IC 2010/2011, yang pernah mengajarkan bagaimana cara kumpul yang nyaman.
(thanks for that time, team) |
Kutipan #10 Tentang Hati
"Bukan mudah untuk menjaga dan memuaskan hati semua orang... tapi berusahalah agar tidak menyakiti hati mereka, walau hati mu disakiti oleh mereka... La Tahzan, Innallah Ma'ana" -anonymous
Kamis, 01 Mei 2014
"Akulah Matahari!"
Di suatu ketika, di sebuah rumah sakit yang khusus untuk
menangani pasien yang memiliki gangguan kejiwaan, terjadi sebuah cerita. Cerita
itu lebih tepatnya terjadi di salah satu bangsal yang menjadi tempat peristirahatan
para pengidap gangguan kejiwaan, di salah satu kamar yang menampung dua orang
dengan gangguan kejiwaan. Begini ceritanya.
Di kamar itu, di kamar yang berisikan dua orang yang
memiliki gangguan jiwa, salah satu dari mereka, sebut saja A (mohon maaf
sebelumnya jika ada yang bernama A), mengangkat meja yang memang disediakan di
tiap kamar di rumah sakit tersebut. Si A mengangkat meja tersebut tepat ke
tengah-tengah kamarnya. Lantas ia pun menaiki meja tersebut, sembari
merentangkan ke dua tangannya selebar-lebarnya ke kiri dan ke kanan. Kemudian
si A berkata pada teman kamarnya, sebut saja si B (mohon maaf lagi seblumnya
jika ada yang bernama B), “hoi B,
lihatlah! Aku ini adalah matahari, akulah sang surya! Akulah yang menyinari dan menerangi seluruh
dunia ini! Lihatlah kehebatan ku! Lihatlah cahaya yang terpancar dari seluruh
tubuh ku ini!”
Lantas si B pun terlihat sama sekali tidak terima dan
menyanggah pernyataan si A tersebut. “Dasar
gila kau A! Sejak kapan pula kau jadi
matahari, dasar gila ngaku-ngaku yang aneh!” sahut si B. “Ah, kau yang gila B, masak cahaya ku tak
bisa kau lihat?! Dasar gila kau B” balas si A. “Kau yang gila, A!”, “TIdaklah,
kau yang gila, B!”. Akibatnya, mereka sempat berdebat untuk beberapa saat,
saling tuduh. Setelah beberapa saat berdebat, B mengancam,”Dasar gila! Ku laporkan kau ke pak dokter, A!”. “Kadukan saja
sesukamu!” tantang A tanpa gentar sedikitpun.
Si B pun pergi menemui dokter di ruangan dokter tersebut. Di
sana, ia melapor,”Lapor, Pak Dokter! Teman kamar saya, si A yang gila itu Pak
Dokter, sekarang udah tambah pula gilanya satu lagi Pak Dokter!”. “Loh, kenapa
pula bisa nambah gilanya? Kenapa kau bilang begitu?” Tanya pak dokter. SI B
menjawab,”Iya Pak Dokter, soalnya
sekarang dia lagi naik ke atas meja di di tengah-tengah kamar kami, sambil
direntangkannya tangannya lebar-lebar, terus dia bilang pula kalau dia itu
adalah matahari yang menyinari dunia ini, kan tambah gilanya satu tu Pak
Dokter!”.
“Wah, kayanya si B ini
udah mulai sehat nih, udah mulai kurang gilanya, udah bisa membedakan mana yang
benar dan mana yang salah dia sekarang,” benak pak dokter. Kemudian pak
dokter berkata pada si B,”Baiklah kalau gitu, makasih infonya, B! Sekarang saya
akan ke kamar kalian untuk menyuruh si A itu turun dari meja,”. Tapi kemudian
si B mencegah pak dokter yang ingin menuju kamarnya.”Waduh kalau masalah itu saya betul-betul memohon minta tolong sama
Pak Dokter, tolonglah Pak, jangan turunkan si A itu, Pak. Kalau dia Pak Dokter turunkan,
bisa gelap nanti jadinya dunia ini Pak, saya takut gelap, Pak!”
Rabu, 16 April 2014
Institut Teknologi yang Kurang Berteknologi
Institut Teknologi Bandung. Adalah suatu perguruan tinggi,
yang telah berdiri sejak tahun 1920. Dari namanya, kita bisa langsung tahu,
bahwa perguruan tinggi ini berada di salah satu kota besar Indonesia. Ya,
perguruan tinggi ini berada di ibu kota Jawa Barat. Kota yang acap kali
disebut-sebut sebagai kota mode. Kota yang terkenal dengan sebutan ‘Paris Van Java’-nya, Kota Bandung. Di
bagian ini, di kata terakhir dari nama perguruan tinggi tersebut, masih sangat
sesuai dengan kenyataannya.
Namun, jika kita melihat ke kata sebelumnya, kata ke dua
dari nama perguruan tinggi tersebut, kita akan menemukan kata ‘teknologi’.
Sebuah kata, yang jika dilihat di Kamus Besar Bahasa Indoenesia akan memiliki
arti ‘ilmu pengetahuan terapan’. Inilah yang kemudian menjadi kata kedua dari
nama perguruan tinggi tersebut.
Dari sana, seharusnya yang banyak dikembangkan dan dibahas
oleh orang-orang yang berada di dalamnya adalah permasalahan teknologi itu,
bukan? Seharusnya demikian, menurut penulis. Perguruan tinggi tersebut,
idealnya, harus menjadi suatu tempat yang merupakan pusat pengembangan
teknologi. Idealnya, banyak teknologi-teknologi baru yang berkembang dan
dihasilkan dari perguruan tinggi tersebut. Idealnya, banyak
pembahasan-pembahasan dan kajian-kajian ilmiah yang membahas dan mengkaji
tentang teknologi. Idealnya, mahasiswa yang menjadi pembelajar di sana sibuk
dengan hal-hal yang berbau pengembangan teknologi. Itulah kondisi ideal yang
harusnya, menurut penulis, terjadi di perguruan tinggi itu.
Lalu, bagaimana kondisi nyata yang terjadi pada saat ini di
perguruan tinggi tersebut? Kenyataan yang terjadi saat ini adalah, masih jauh
dari kondisi ideal yang telah disebutkan tadi. Tidak terlalu mengecewakan,
memang, penulis akui. Masih ada orang-orang di perguruan tinggi tersebut yang
menorehkan prestasi gemilang di bidang teknologi. Masih ada mahasiswa dari
perguruan tinggi tersebut yang mampu membuat suatu teknologi baru yang memang
belum ada sebelumnya. Ya, masih ada mahasiswa yang berhasil menciptakan suatu
temuan baru di bidang teknologi, semisal berbagai jenis robot pintar, yang
bahkan mampu menjadi pemenang di suatu ajang perlombaan berskala internasional.
Masih ada mahasiswa yang berhasil menciptakan suatu software canggih yang bisa
memudahkan pengguna komputer, sesuai dengan kebutuhannya. Masih ada.
Tapi, apakah cukup dengan frasa ‘masih ada’? Frasa ini tentu
sangat menggambarkan bahwa hanya sedikit dari belasan ribu mahasiswa di
perguruan tinggi ini yang seperti itu. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah,
ada apa dengan mahasiswa yang lain? Jika ditanya pendapat pribadi penulis, maka
jawaban penulis adalah mahasiswa yang lain masih terlalu sibuk dalam hal
pembentukan karakter. Kebanyakan mahasiswa di perguruan tinggi tersebut masih
terlalu sibuk berurusan dengan pemenuhan profil kadernya. Mulai dari tahun
pertama sampai tahun ke empat, selalu ada yang namanya profil kader yang harus
dipenuhi. Alangkah bagusnya jika profil kader tersebut disisipi hal yang berbau
teknologi. Misal, untuk jurusan farmasi, pada tigkat dua mahasiswanya harus
mampu membuat suatu obat alternatif untuk suatu penyakit ringan, yang kemudian
bisa dibagikan ke masyarakat. Untuk tingkat-tingkat selanjutnya penyakitnya
lebih berat, misalnya. Atau untuk jurusan penerbangan, mahasiswa tingkat dua harus
bisa membuat suatu pesawat tanpa awak yang bisa di kontrol dalam radius
tertentu. Untuk tingkat yang lebih tinggi radius harus semakin luas, atau
semakin tidak terdeteksi, misalnya. Atau apalah hal berbau teknologi lain yang
bisa dikembangkan. Yang jelas, pemenuhan profil kader tidak hanya dalam
membentuk karakter.
Ada hal lain yang membuat teknologi tidak terlalu berkembang
di perguruan tinggi ini. Itu adalah kurangnya budaya apresiasi. Lihat saja,
mungkin ada mahasiswa yang berhasil menciptakan suatu teknologi terbaru.
Mungkin ada yang menuntut pemenuhan profil kader dengan cara yang penulis sebut
di paragraf sebelumnya. Tapi kemudian orang-orang itu tidak terlalu
diapresiasi. Mereka tidak pernah setenar orang-orang, yang katanya,
berkarakter, semisal koordinator lapangan suatu acara, atau ketua kaderisasi,
atau orang-orang lain yang bergerak dalam hal membentuk karakter. Kebanyakan
mahasiswa beranggapan bahwa menjadi orang-orang berkarakter itu jauh lebih
keren dari orang yang berhasil menemukan suatu teknologi baru. Inilah salah
satu alasan, menurut penulis, mengapa kemudian teknologi tidak terlalu
terperhatikan di perguruan tinggi tersebut.
Tak ada salahnya memang, membentuk karakter. Bahkan itu
harus. Percuma jika seorang penemu terknologi terbaru, tercanggih, namun
temuannya digunakan untuk kejahatan, bukan untuk kemashlahatan manusia. Tapi
porsi pembentukan karakter harusnya tidak melebihi porsi untuk berkarya,
terutama di bidang teknologi, di perguruan tinggi yang menyandang kata ‘teknologi’ itu. Harusnya lebih besar
apresiasi dan dukungan yang diberikan untuk pengembanga dan pembahasan
teknologi atau semacamnya. Lebih banyak forum yang bisa membahas tentang
keilmuan tiap-tiap jurusannya. Lihatlah, bagaimana suatu perguruan tinggi di
negeri paman sam telah berhasil menerbangkan satelit ke luar angkasa. Bagaimana
dengan perguruan tinggi di negeri ini?
Entahlah.
Mungkin yang ingin penulis tekankan disini, adalah bagaimana
harusnya kita lebih mengapresiasi dan mendukung orang-orang yang ingin berkarya
di bidang teknologi. Jangan pernah beranggapan bahwa menjadi ketua suatu
himpunan mahasiswa akan jauh lebih hebat dan lebih keren dari pada orang yang
hanya sibuk di lab mengurusi percobaannya. Apresiasi itulah yang kemudian bisa
membuat teknologi di perguruan tinggi tersebut tidak hanya sebatas nama, tapi
juga menjadi ciri khas yang bisa dibanggakan.
Terakhir, bagaimana dengan kata pertama, kata ‘institut’? bukankah institut menunjukkan
bahwa perguruan tinggi tersebut adalah perguruan tinggi khusus, yang dalam
konteksnya diikuti oleh kata ‘teknologi,
maka bukankah harusnya di perguruan tinggi tersebut hanya ada jurusan teknik?
Kenyataannya? Ah, sudah pernah ada artikel terdahulu yang membahas masalah ini.
Silakan dicek di sini.
Rabu, 09 April 2014
Sebuah Pesta Rakyat; Pesta Demokrasi !
(gambar disadur dari sini) |
pesta demokrasi kali ini adalah yang pertama kali penulis ikut serta di dalamnya ini adalah kali pertama penulis bisa ikut menyuarakan aspirasi dari diri penulis untuk bangsa ini ya, mudah-mudahan untuk bangsa ini. ini adalah kali pertama diadakannya pesta demokrasi setelah penulis memenuhi syarat untuk menjadi pemilih, yang dalam hal ini adalah memiliki KTP. dan sebagai rakyat yang punya hak, penulis memilih untuk ikut serta secara aktif dalam pesta demokrasi kali ini. penulis ikut memilih para calon wakil rakyat itu, meski prosesnya bisa dibilang butuh sedikit perjuangan lebih. tapi, ya, penulis pada akhirnya tetap bisa menyuarakan hak untuk memilih itu. penulis ikut mencoblos, untuk pertama kali!
ada beberapa hal pembelajaran yang didapat dari pesta demokrasi yang pertama kali penulis ikuti ini. pertama, bahwa tentunya pesta demokrasi ini memakan banyak sekali uang negara, dengan sistemnya yang masih terbilang konvensional. dengan sistem coblos pada kertas, yang mana ada empat lembar kertas berukuran A3, dan tiap kertasnya diprint berwarna, tentunya itu akan menghabiskan sangat banyak biaya bahkan hanya untuk mencetak surat suara. untuk pembaca yang sedang atau sudah mendalami dunia informatika, dunia programming, tolonglah bantu negeara ini untuk membuat suatu sistem pesta demokrasi yang lebih canggih, lebih modern. pemilihan yang bisa dilakukan secara digital, tanpa harus mengeluarkan banyak biaya, yang katanya bahkan mencapai 170 triliun rupiah! negara ini sangat membutuhkan kalian, insinyur informatika.
contoh surat suara (gambar disadur dari sini) |
ada 4 kertas suara berukuran A3, semua berwarna (gambar disadur dari sini) |
poster yang beredar diberbagai medsos |
yang ke dua, sistem koordinasi di negeri ini masih kurang sempurna. terbukti, info tentang cara pindah TPS untuk para perantau, seperti penulis misalnya, masih simpang siur. pada awalnya, dikatakan bahwa para perantau semisal mahasiswa, boleh tetap memilih di daerah tempat tinggalnya di tanah perantauan dengan terlebih dahulu mengurus suatu surat pengantar yang telah disediakan KPU di tiap-tiap lembaga/universitas tempat orang itu bekerja/belajar. namun, setelah itu muncul lagi kabar, juga dari KPU, bahwa untuk para perantau jika ingin memilih tidak harus mengurus surat pengantar tersebut. cukup datang pada hari H dengan membawa KTP, di sekitar jam dua belas siang, maka ia bisa memilih jika ada surat suara berlebih. tapi, tadi ketika penulis datang ke TPS, penulis melihat ada beberapa mahasiswa yang mengambil keputusan ke dua, datang ke TPS tanpa surat pengantar. namun apa yang terjadi? mereka tidak diizinkan untuk memilih, karena dikatakan oleh PPS bahwa harus ada surat pengantar yang disebutkan pada keputusan pertama tadi. PPS menolak keputusan ke dua, dengan dalih bahwa keputusan itu telah dibatalkan di tanggal tujuh april kemarin. simpang siur. bagaimana bisa suatu keputusan tetiba dibatalkan di H-2 pemungutan suara. ada juga yang mengatakan, bahwa keputusan ke dua itu hanya untuk yang berdomisili di daerah TPS tersebut, tapi belum terdaftar sebagai DPT. tetap saja simpang siur, bukan? dan anehnya, tetap saja ada TPS yang membolehkan para perantau memilih hanya dengan memperlihatkan KTP-nya. terlihat sekali kurangnya koordinasi dan sosialisasi keputusan antara KPU dan PPS di tiap TPS-nya.
lalu yang terakhir, penulis lagi-lagi mendapat pembelajaran, bahwa memang rakyat negeri ini, rakyat indonesia, adalah rakyat yang senang dengan pencitraan, cocok sekali dengan yang pernah penulis singgung sebelumnya di tulisan ini. bagaimana tidak, lihat saja hasil 'hitung cepat' atau quick count yang sudah mulai banyak beredar diberbagai stasiun televisi. yang mendapat pilihan tertinggi dari rakyat indonesia pada pesta demokrasi kali ini adalah partai 'merah'. sadarkah, bahwa itu sangat tidak terlepas dari citra si calon presidennya, si 'kotak-kotak'? ya, citra beliau begitu hebat, begitu luar biasa di mata kebanyakan rakyat indonesia dengan jurus 'blusukan' andalannya, sosok ini berhasil mencuri hati hampir semua golongan rakyat. dan momentum habatnya citra sosok ini dimanfaatkan dengan sangat baik oleh partai 'merah' untuk mendulang suara di pesta demokrasi kali ini, dengan motto "coblos merah, kotak-kotak presiden!". dan hasilnya? sangat berhasil! mereka berhasil menjadi peraup suara terbanyak di pesta demokrasi kali ini, meski baru secara 'hitung cepat'. itu sudah lebih dari cukup, untuk menguatkan bahwa memang rakyat negeri ini sangat cinta dan senang dengan yang namanya pencitraan. bahkan, di kampus penulis pun, yang menang pemilihan adalah calon yang citranya lebih bagus dibanding calon lainnya. ya, pencitraan adalah segalanya di negeri ini. bah!
itulah beberapa pembelajaran yang sedikit penuis dapatkan dari pesta demokrasi kali ini, yang pertama kali penulis ikuti ini. terlepas dari itu, semoga mereka yang terpilih menjadi wakil kita, para rakyat, bisa memegang amanah sebaik-baiknya. bisa benar-benar menyuarakan aspirasi kita, para rakyatnya. bukan mementingkan kelompoknya, apalagi peibadinya. semoga negara ini bisa menjadi lebih baik ke depannya, setelah pesta demokrasi kali ini. dan apabila nanti kenyataannya kurang sesuai dari apa yang kita inginkan untuk negeri ini, ingat saja. suara rakyat tidak hanya pada saat pesta demokrasi ini. rakyat tidak hanya bisa bersuara pada saat pemilu. bukan hanya 'lima menit untuk lima tahun'. kita, rakyat, bisa melakukan lebih banyak dari itu. kita bisa menyuarakan aspirasi kita setelah pesta demokrasi ini berakhir, jangan lupakan itu.
Senin, 07 April 2014
Perseteruan Dua Negara Adidaya
secarik cerita menarik, yang memberikan sedikit pembelajaran untuk kita, untuk siapapun. cerita ini terjadi antara dua seteru abadi, antara dua negara adidaya di dunia ya, cerita ini tentang persaingan antara amerika serikat dan rusia. dua negara yang selalu berseteru memang, bukan dalam artian seteru seceara kasat mata, tapi lebih dalam artian persaingan 'menguasai'. atau di tahun 60-an sering didengar dengan istilah perang dingin.
perang dingin, perang yang tak langsung angkat senjata di medan pertempuran. tapi lebih kearah persaingan dibalik layar. contohnya, ah, untuk para pencinta permainan di komputer pasti tahu dan sudah pernah melihat bentuk perseteruan mereka ini. perseteruan mereka terlihat dari sebuah game bernama counter strike. ya, cs. dimana pada permainan ini adalah tentang perang antara dua kubu, teroris dan couter teroris (anti teroris). dimana letak perang dinginnya? lihatlah senjata yang digunakan oleh kedua kubu. pihak teroris akan menggunakan memberi perlawanan menggunakan senjata yang berlabel AK-47, senjata yang brutal, yang dalam sekali menekan pemicunya akan menembakkan beberapa rentetan peluru yang siap menghujam musuhnya. dan senjata brutal ini di dunia nyata adalah suatu senjata yang diproduksi oleh rusia. di sisi lain, pihak counter teroris akan berperang melawan teroris menggunakan senjata yang berlabel M-16 (lebih dikenal dengan maverick), sebuah senjata yang tidak terlalu brutal tapi lebih efektif dalam membunuh musuh karena akurasinya yang sangat tinggi. dengan meminimalkan goncangan saat menembakkan peluru, senjata ini menjadi sangat mematikan meski hanya menembakkan satu peluru dalam sekali menekan pemicunya. dan senjata ini, di dunia nyata, adalah senjata yang diproduksi oleh amerika.
itu adalah salah satu bentuk persaingan mereka secara tidak langsung. hanya diabadikan dalam bentuk suatu permainan. tidak ada pertumpahan darah yang nyata, tapi bisa memperlihatkan perseteruan mereka negara mana yang membuat game itu? ah, mudah sekali di tebak. tak kan ada negara yang secara gamblang dan terang-terangan mau menjadikan barang dari negaranya digunakan untuk kejahatan seperti terorisme, bukan?
tapi, sebenarnya bukan itu yang ingin penulis sampaikan di tulisan ini. ada satu persaingan lagi di antar dua seteru ini yang menarik bagi penulis. persaingan dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. ke dua negara ini memang menjadi sangat berkembang iptek-nya, karena mereka terus bersaing untuk menjadi yang paling hebat. ternyata, teori common enemy terbukti sangat efektif dan benar. kapan indonesia punya common enemy, jika saat ini masih sibuk saling serang antara partai politik di dalam negeri? ah, sudahlah. bukan ini yang ingin penulis bahas kali ini, bukan tentang indonesia.
yang menjadi perhatian khusus penulis adalah tentang persaingan mereka tentang teknologi antariksa. suatu saat, amerika sedang melakukan penelitian besar-besaran untuk menemukan alat yang bisa digunakan untuk menulis di ruang angkasa. puluhan bahkan ratusan miliar dolar dihabiskan hanya untuk mendanai penelitian untuk menemukan alat tersebut. beberapa bulan telah mereka habiskan untuk menemukan alat tersebut. namun, mereka belum juga bisa menemukan alat tersebut. padahal, berbagai metode dan konsep, yang mungkin seorang sarjana pun belum tentu akan mengerti, telah mereka gunakan untuk menemukan alat tersebut.
hingga akhirnya berita tentang penelitian itu sampai kepada rusia. mereka, sebagai seteru abadi amerika, lantas tak mau kalah. mereka pun ingin mendahului amerika untuk hal ini, setelah sebelumnya mereka mendahului, mengungguli, dan mengalahkan amerika untuk dalam hal antariksa, seperti mengirimkan orang ke luar angkasa, ataupun mengirimkan makhluk hidup non-manusia ke luar angkasam yang dalam hal ini (maaf) anjinglah yang mereka gunakan. kini mereka ingin kembali mengungguli seteru abadinya tersebut. dan ternyata, mereka kembali berhasil!
waw! rusia kembali mengungguli amerika! kali dalam hal menemukan alat yang bisa digunakan untuk menulis di luar angkasa. bahkan, mereka tidak butuh dana sebanyak yang telah dihabiskan oleh amerika untuk menemukan alat tersbut. waktu yang dihabiskan pun sangat sebentar, tak sampai seminggu bahkan. apa rahasianya? apa yang membuat rusia beberapa kali mampu mengalahkan amerika, bahkan dengan pengorbanan yang sangat jauh lebih sedikit?
ternyata oh ternyata, rusia adalah negara yang tak terlalu banyak bereksperimen. mereka lebih menyukai eksekusi dari pada konsepsi. mereka labih memilih langsung jalan ketimbang kebanyakan rencana. dan yang ternyata mereka lakukan adalah, mereka hanya membawa secarik kertas dan sebatang pensil ke luar angkasa! ya, hanya itu, tak lebih. mereka hanya menerbangkan pesawat ulang aliknya ke angkasa luar, bersama beberapa orang, dan secarik kertas beserta sebatang pensil tadi. kemudian mereka mencoba menuliskan pensil diatas kertas di angkasa luar sana. apa yang terjadi? mereka berhasil! ya, mereka berhasil menulis diatas kertas meski tengah berada di luar angkasa. mereka hanya perlu sedikit usaha lebih untuk menekan pensil ke kertas, dan voila! mereka berhasil menulis di luar angkasa! ternaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap menempelnya atom karbon pensil pada kertas. lagi-lagi, rusia mengungguli amerika.
itulah, terkadang memang sesuatu tak butuh terlalu banyak rencana. ada saatnya mencoba melakukan sesuatu tanpa berpikir terlalu panjang adalah hal yang terbaik. tak usahlah banyak berencana, banyak memikirkan konsep, jika pada akhirnya gagal diwujudkan dan hanya menjadi wacana. sudahlah, lakukan saja, coba jalankan. eksekusi. talk less, do more!
terimakasih pada sumber gambar :
- bendera amerika dan rusia
- counter strike
- M-16
- AK-47
- quote
perang dingin, perang yang tak langsung angkat senjata di medan pertempuran. tapi lebih kearah persaingan dibalik layar. contohnya, ah, untuk para pencinta permainan di komputer pasti tahu dan sudah pernah melihat bentuk perseteruan mereka ini. perseteruan mereka terlihat dari sebuah game bernama counter strike. ya, cs. dimana pada permainan ini adalah tentang perang antara dua kubu, teroris dan couter teroris (anti teroris). dimana letak perang dinginnya? lihatlah senjata yang digunakan oleh kedua kubu. pihak teroris akan menggunakan memberi perlawanan menggunakan senjata yang berlabel AK-47, senjata yang brutal, yang dalam sekali menekan pemicunya akan menembakkan beberapa rentetan peluru yang siap menghujam musuhnya. dan senjata brutal ini di dunia nyata adalah suatu senjata yang diproduksi oleh rusia. di sisi lain, pihak counter teroris akan berperang melawan teroris menggunakan senjata yang berlabel M-16 (lebih dikenal dengan maverick), sebuah senjata yang tidak terlalu brutal tapi lebih efektif dalam membunuh musuh karena akurasinya yang sangat tinggi. dengan meminimalkan goncangan saat menembakkan peluru, senjata ini menjadi sangat mematikan meski hanya menembakkan satu peluru dalam sekali menekan pemicunya. dan senjata ini, di dunia nyata, adalah senjata yang diproduksi oleh amerika.
(M-16) |
(AK-47) |
tapi, sebenarnya bukan itu yang ingin penulis sampaikan di tulisan ini. ada satu persaingan lagi di antar dua seteru ini yang menarik bagi penulis. persaingan dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. ke dua negara ini memang menjadi sangat berkembang iptek-nya, karena mereka terus bersaing untuk menjadi yang paling hebat. ternyata, teori common enemy terbukti sangat efektif dan benar. kapan indonesia punya common enemy, jika saat ini masih sibuk saling serang antara partai politik di dalam negeri? ah, sudahlah. bukan ini yang ingin penulis bahas kali ini, bukan tentang indonesia.
yang menjadi perhatian khusus penulis adalah tentang persaingan mereka tentang teknologi antariksa. suatu saat, amerika sedang melakukan penelitian besar-besaran untuk menemukan alat yang bisa digunakan untuk menulis di ruang angkasa. puluhan bahkan ratusan miliar dolar dihabiskan hanya untuk mendanai penelitian untuk menemukan alat tersebut. beberapa bulan telah mereka habiskan untuk menemukan alat tersebut. namun, mereka belum juga bisa menemukan alat tersebut. padahal, berbagai metode dan konsep, yang mungkin seorang sarjana pun belum tentu akan mengerti, telah mereka gunakan untuk menemukan alat tersebut.
hingga akhirnya berita tentang penelitian itu sampai kepada rusia. mereka, sebagai seteru abadi amerika, lantas tak mau kalah. mereka pun ingin mendahului amerika untuk hal ini, setelah sebelumnya mereka mendahului, mengungguli, dan mengalahkan amerika untuk dalam hal antariksa, seperti mengirimkan orang ke luar angkasa, ataupun mengirimkan makhluk hidup non-manusia ke luar angkasam yang dalam hal ini (maaf) anjinglah yang mereka gunakan. kini mereka ingin kembali mengungguli seteru abadinya tersebut. dan ternyata, mereka kembali berhasil!
waw! rusia kembali mengungguli amerika! kali dalam hal menemukan alat yang bisa digunakan untuk menulis di luar angkasa. bahkan, mereka tidak butuh dana sebanyak yang telah dihabiskan oleh amerika untuk menemukan alat tersbut. waktu yang dihabiskan pun sangat sebentar, tak sampai seminggu bahkan. apa rahasianya? apa yang membuat rusia beberapa kali mampu mengalahkan amerika, bahkan dengan pengorbanan yang sangat jauh lebih sedikit?
ternyata oh ternyata, rusia adalah negara yang tak terlalu banyak bereksperimen. mereka lebih menyukai eksekusi dari pada konsepsi. mereka labih memilih langsung jalan ketimbang kebanyakan rencana. dan yang ternyata mereka lakukan adalah, mereka hanya membawa secarik kertas dan sebatang pensil ke luar angkasa! ya, hanya itu, tak lebih. mereka hanya menerbangkan pesawat ulang aliknya ke angkasa luar, bersama beberapa orang, dan secarik kertas beserta sebatang pensil tadi. kemudian mereka mencoba menuliskan pensil diatas kertas di angkasa luar sana. apa yang terjadi? mereka berhasil! ya, mereka berhasil menulis diatas kertas meski tengah berada di luar angkasa. mereka hanya perlu sedikit usaha lebih untuk menekan pensil ke kertas, dan voila! mereka berhasil menulis di luar angkasa! ternaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap menempelnya atom karbon pensil pada kertas. lagi-lagi, rusia mengungguli amerika.
itulah, terkadang memang sesuatu tak butuh terlalu banyak rencana. ada saatnya mencoba melakukan sesuatu tanpa berpikir terlalu panjang adalah hal yang terbaik. tak usahlah banyak berencana, banyak memikirkan konsep, jika pada akhirnya gagal diwujudkan dan hanya menjadi wacana. sudahlah, lakukan saja, coba jalankan. eksekusi. talk less, do more!
terimakasih pada sumber gambar :
- bendera amerika dan rusia
- counter strike
- M-16
- AK-47
- quote
Kamis, 03 April 2014
Gagahnya Gunung Api Purba, Nglanggeran
jalan-jalan men!
ceritanya, akhir minggu lalu (saat long weekend), penulis menyempatkan diri mendaki sebuah gunung berapi. tapi, ada yang sedikit berbeda dari gunung api yang kali ini penulis kunjungi, jika dibandingkan dengan berbagai gunung api lain yang sebelumnya pernah penulis kunjungi. bedanya adalah, gunung api yang kali ini penulis kunjungi adalah berupa gunung api purba. gunung api purba? ya, gunung api purba!
yang membedakan gunung api purba dengan gunung api lain adalah (sebenarnya dari namanya juga sudah keliatan sih, ya), gunung api purba itu aktifnya ya di zaman purba, zaman dahulu kala. gunung api purba ini cuma bisa meletus di zaman dahulu, menurut penelitian, sekitar 60 juta tahun yang lalu. sekarang? gunung api purba ini hanya meninggalkan tampilan eksotismenya, keindahan kenampakan alamnya yang luar biasa! termasuk gunung api purba yang penulis kunjungi akhir minggu lalu. gunung api purba nglanggeran.
(gambar disadur dari sini) |
gunung api purba nglanggeran. gunung ini terletak di desa nglanggeran, patuk, gunungkidul, yogyakarta. untuk menuju pintu masuk awal gunung ini bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor, baik roda dua maupun roda empat. tiket masuknya pun sangat terjangkau. hanya 3.000 rupiah untuk siang hari dan 5.000 rupiah untuk malam hari, per orangnya! untuk pemandangan dan kenampakan alam serta track luar biasa yang akan disajikan oleh gunung api purba ini, harga itu bisa dibilang sangat murah. gunung ini kini hanya menyisakan bentuk batuan raksasa hasil erupsi atau letusan gunungnya di zaman dahulu. ya, gunung ini terdiri dari batuan yang luar biasa besarnya! dan batuan itulah yang akan kita lewati, kita panjat, untuk bisa mencapai puncaknya. dengan kata lain, kita harus melakukan panjat tebing untuk bisa sampai di puncak gunung ini! buat para pencinta kegiatan yang memicu adrenalin, tentunya ini akan menjadi tempat yang sangat menarik untuk dikunjugi, bukan? gambaran tracknya kurang lebih kaya gini lah
ya, kira-kira gambaran track atau lintasan yang akan dilewati untuk menuju puncak gunung berapi purba nglanggeran ini ya kaya foto-foto itu lah. nah, menariknya, buat yang kurang suka sama pendakian dengan cara yang sedikit menantang dan memacu adrenalin kaya gitu, pengurus tempat wisata gunung purba ini sudah berbaik hati menyediakan fasilitas yang akan memudahkan para pelancong yang kurang suka track tantangan. pengurus suudah membuat tangga yang akan memudahkan pengunjung yang ingin menikmati keindahan alam gunung api purba ini tanpa harus memacu adrenalinnya, tanpa harus melakukan adegan 'panjat tebing' untuk mencapai puncaknya. pengurus juga telah merentangkan tali di beberapa titik yang cukup sulit untuk dibangun tangga, yang bisa menjadi pegangan untuk memudahkan pendaki memanjat bebatuan. ah, track yang disediakan dan disajikan oleh gunung api purba nglanggeran ini memang sangat luar biasa, bung! sangat pantas dijadikan tujuan wisata jika sedang berkunjung ke kota pendidikan, yogyakarta.
tak hanya sebatas kenampakan alam dan track luar biasa yang akan ditempuh selama perjalanan, tujuan utama dari suatu pendakian tentunya lebih luar biasa. ya, puncak. puncak gunung api purba nglanggeran ini sangat luar biasa. meski hanya dari ketinggian 700 mdpl, tapi dari puncaknya kita bisa melihat seantero kota yogyakarta! dikala siang, kita disajikan pemandangan hamparan hijaunya dedaunan yang dipadukan dengan warna hitamnya bebatuan hasil letusan gunung api purba ini. dikala malam, kita disajikan pemandangan indah gemerlapnya lampu kota yogyakarta!
perpaduan track menuju puncak yang sangat mengasyikkan dan menyenangkan dengan pemandangan alam luar biasa yang disajikan di puncaknya, membuat gunung purba ini akan menjadi tempat yang sangat pantas untuk dijadikan tempat berwisata, apalagi dengan harga yang sangat terjangkau. ah, indonesia, alangkah indahnya alam mu. harusnya, tak lagi sepantasnya harga mu hanya sebatas itu. negeri ini indah sekali, tuhan. izinkan kami untuk selalu menjaganya. nikmatilah alam indonesia, kawan. nikmatilah gunung purba nglanggeran!