Mari ber-“nostalgic” (nostalgia IC).
Ada satu hal yang yang ingat dari almamater saya itu malam ini.
Tentang ‘kumpul’.
Kumpul, meski sebetulnya kata ini mengandung banyak tujuan, mulai
dari kumpul untuk hanya sekadar bertemu canda, sampai kumpul serius untuk hal
semisal rapat membahas suatu hal tentang organisasi, namun ditulisan ini saya
ingin lebih menitikberatkan tentang kumpul yang ber’bau’ serius. Kenapa? Karena
permasalah kumpul untuk sekadar temu kangen, temu canda, atau pun temu sapa,
adalah suatu masalah yang lebih pelik. Karena itu adalah masalah rindu. Ah, mudah-mudahan
lain kali saya mampu menulis tentang rindu.
Kembali lagi ke topic, yaitu nostalgic dalam hal kumpul
(sekali lagi, kumpul disini dalam artian kumpul serius). Ada perbedaan mencolok
yang saya rasakan antara kumpul di kampus dan kumpus di IC. Saya merasa,
ngumpul di kampus ini sangat jauh bertolak belakang dengan kumpul yang sering
saya alami di IC. Kalau di kampus gajah ini, kumpul adalah seperti suatu hal
yang sedikit berat untuk dilakukan. Sedikit susah untuk mengajak orang untuk
kumpul di kampus gajah ini. Banyak yang lebih memilih untuk melakukan kegiatan
lain ketimbang ikut kumpul. Untuk yang ikut kumpul, akan lebih memilih agar kumpul
itu segera selesai dan bisa kembali ke aktivitas masing-masing. Adalah suatu
kebahagiaan jika kumpul tersebut bisa selesai dalam waktu yang relative singkat.
Akan lebih baik jika kumpul menjadi jarang. Jika tidak kepentingan mendesak,
kumpul akan ditiadakan. Jarang diadakannya kumpul akan lebih membuat bahagia. Pun saya merasa hal yang sama. Saya merasa
senang jika suatu kumpul cepat selesai, cepat ‘beres’. Saya akan sangat senang jika kumpul dibatalkan
karena suatu hal. Saya akan sedikit merasa malas jika kumpul lebih sering
diadakan.
Dan itulah perbedaan yang saya rasakan dibanding dengan
kumpul di IC, madrasah saya sebelum menempuh pendidikan di kampus gajah ini. Ketika
di IC, kumpul adalah suatu hal yang sangat ditunggu. Kumpul adalah hal yang
bisa menghilangkan kejenuhan. Kumpul adalah hal yang tidak dinginkan cepat
berakhir, bahkan terkadang sampai menunggu diusir guru asrama, baru kumpul akan
bubar. Kumpul adalah suatu hal yang menyenangkan, membahagiakan. Kumpul adalah
hal yang sangat disesalkan bila tiba-tiba dibatalkan. Itulah kumpul yang
terjadi di Insan Cendekia. Bahkan, ketika berpapasan di jalan, jika di minggu
itu belum ada jadwal kumpul, dengan sendirinya akan terucap ajakan,”kumpul yuk!”. Ya, kumpul menjadi hal
yang sangat ingin dilakukan. Mengapa?
Entahlah. Saya tak tahu pasti apa jawabannya. Mengapa kumpul
di IC bisa begitu berbeda dengan kumpul di kampus, entahlah. Mungkin, karena
saat ini kita adalah mahasiswa, yang berprinsip, berideologi. Mungkin. Yang jelas,
saat di Insan Cendekia dulu, waktu kumpul yang lama, hanya sepertiga waktu awal
saja yang diisi dengan pembicaraan serius seperti membahas progress kerja dan
kawan-kawannya. Sisanya, kumpul akan berubah menjadi sarana bercanda, sarana
ejek-ejekan, sarana bermain kartu, sarana traktiran dan makan-makan, sarana gosip,
saran tertawa bersama, sarana bahagia bersama. Itulah kenyataan yang terjadi,
di Insan Cendikia, dulu. Nostalgic.
PS : ucapan terimakasih terhaturkan untuk kalian, divisi
PPBN OS IC 2010/2011, yang pernah mengajarkan bagaimana cara kumpul yang nyaman.
(thanks for that time, team) |
wuih, ane setuju bro (y)
BalasHapus(y)
Hapusmove on lah bun.. hahaha :v
BalasHapuspfffttt
Hapusini move on ping, move on dari kampus ke ic :v