Liburan di rumah, lagi rehat osjur rehat diklat (cerita
diklat pankapan deh di posting). Gak ada kerjaan, yaudah blog jadi pelarian
kegiatanlah, biar kegiatannya tetap positiflah. Tulisan kali ini sebenarnya
bukan tulisan ane, tapi tulisan tentang ane (sok dikit bolehlah). Jadi ini
tulisan yang dibikin sama bunda ane, waktu ane masih bocah gendut (katanya sih)
yang masih berumur 2 tahunan. Jadi, waktu itu ternyata ane pernah hampir hilang
dan tak kembali ke pangkuan mereka (lebai sih). Yaudah langsung aja nih, ane
tulisin tulisan bunda.
“Maret 1996
Mengikuti suami yang terpanggil training
ke ibu kota, Jakarta, kami (ayah bunda ane) yang memang belum pernah
mengunjungi kota metropolitan itu sangat senang sekali. Dimana kesempatan ini
bisa kami gunakan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata yang selama ini hanya
kami saksikan lewat TV.
Namun disini, di kota yang
benar-benar sibuk ini, kelalaian hampir saja membuat kami kehilangan si sulung
kami, Ibnu Ganda Raditya. Kebiasaan jelek di kota kami yang kecil dan tidak
terlalu ramai, terbawa-bawa ke kota yang hampir menjadi kota megapolitan itu.
Biasanya bila kami berkunjung ke
super market atau plaza, ibnu jug bisa bebas memilih barang-barang yang dia
inginkan walau tidak semua juga yang kmai belikan, dengan tetap menomorsatukan
manfaat bagi si kecil kami itu. Atau setidaknya ibnu bisa bebas berjalan-jalan
sesukanya. Soalnya, ibnu paling suka bersembunyi di balik tumpukan
barang-barang pajangan, lalu tiba-tiba mengagetkan saya atau ayahnya. Dengan
pura-pura terkejut saja, si kecil kami sudah terkekeh-kekeh kegirangan.
Tapi di sini, di Blok M Plaza
ini, yang benar-benar membuat kami terkagum-kagum ini, kami kembali lupa
memperhatikan si ibnu. Si dua tahun itu dengan leluasa dan santai berjalan
sendiri, sementara saya dan suami asyik memilih alat-alat tulis di gunung
agung.
Saya baru tersadar saat akan ke
kassa, ya Allah di mana ibnu? Saya mencoba memanggil namanya beberapa kali,
tetapi ibnu tidak menyahut. Di mana dia?
Saya benar-benar panik. Suami saya
mencoba menenangkan saya, katanya kalau saya histeris bisa menarik perhatian
orang dan kesempatan ini bisa saja membuat orang yang berniat jahat untuk
menculik anak yang luput dari perhatian kami. Jadi saya diminta untuk
berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
Tapi mana saya bisa berpura-pura
begitu. Alat pendingin di ruangan ini mendadak saya rasakan tidak berfungsi. Keringat
membasahi wajah dan tubuh saya. Dengan doa di hati kami mengelilingi kembali
gunung agung. Duami kea rah luar sementara saya ke arah dalam. Namun si kecil
tetap tidak bisa kami temukan.
Saya tersandar beberapa saat,
sambil berdoa,’ya Allah, di mana ibnu? Tunjukkan kebesaran-Mu ya Allah,
kembalikan ibnu padaku.’
Setelah itu saya menyusul suami
yang terus mengelilingi toko ini. Alhamdulillah, tuhan benar-benar mendengarkan
doa hamba-Nya. Dengan keluguannya, ibnu memanggilku,’Bunda, temana, nunu cali? Nunu
beli ini ya, Nda?’ katanya sambil memperlihatkan mainan huruf-huruf balok
berbungkus plastik serta sebuah penggaris.
Air mata tak tertahankan lagi. Sambil
menangis saya segera memeluk ibnu tanpa sempat menjawab pertanyaan lugunya. Suami
tampak berkomat-kamit yang belakangan diakuinya bahwa dia benar-benar bersyukur
atas kebesaran Allah ini.
Di dalam bis kota, dalam
perjalanan pulang ke depok, ibnu tertidur. Saat itu saya membatin, andai saja
ibnu benar-benar lenyap dari kami atau diculik, siapa dan apa yang harus kami
salahkan? Atau haruskah kami kehilangan anak kami satu-satunya (pada saat itu
ibun belum punya adik) di kota yang hiruk pikuk ini hanya karena kelalaian
kami? Entahlah! Yang pasti ini pelajaran yang sangat berharga bagi kami sebagai
orang tua.
Terima kasih atas teguran dan
kebesaran-Mu ya Allah. Engkau telah memperingatkan kami yang secara tak sengaja
telah melalaikan anugerah terindah dari-Mu.”
Yah, itulah tulisan bunda, sila diambil hikmahnya, apapun
yang kalian anggap bisa dibilang pelajaran. Tapi satu hal yang pasti, gak ada
orang tua yang mau kehilangan anaknya, semua orang tua pasti sayang sama
anaknya. Jadi, bahagiakanlah mereka karena telah menyayangi kita sob.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar