Yow, lanjut lagi nih ceritera tentang buka bersama IAIC
bulan kemaren, yang sekalian buat peresmian (iya apa) proyek besar IAIC (yang
bahkan sampe sekarang aku juga gak tahu itu proyeknya gimana). Jadi bagian yang
ini aku pengen cerita tentang hal unik (memalukan bahkan) yang terjadi selama
semalam di Insan Cendekia itu.
jadi, pertama kali nyampe di IC, yang ku lihat dan ku kenal
hanya anak angkatan axivic saja, satu tingkat di atas ku. Terlihat pula wali kelasku
ketika kelas satu, pak Away, yang tengah berbincang dengan beberapa orang
alumni. Segera setelah memasuki gerbang, terlihat peninggalan angkatan foranza,
satu tingkat di bawahku, yang sangat luar biasa. Peninggalan mereka untuk
almamater kami tercinta ini berupa label nama bertuliskan “INSAN CENDEKIA” yang
terletak tepat di depan gedung serbaguna. Peninggalan ini menurutku luar biasa,
indah, karena ini menambah kemanisan tata lingkungan di almamater ku itu. Jauh sekali
jika dibandingkan dengan peninggalan angkatan ku (maaf gicen, hehe). Peninggalan
angkatan kami berupa renovasi kolam ikan, yang entah terlintas pemikiran dari
mana, kolam ikan itu di cat dengan warna biru. Tak ayal, kolam ikan itu lebih
terlihat menyerupai kolam renang menurutku. Dan tampaknya ikan pun malas untuk
berenang-renang di situ (hahaha).
Setelah melihat peninggalan itu, segera ku parkirkan motor
yang kami kendarai, di depan wisma IC. Kami turun, temanku, iis, meninggalkan
barang bawaannya di atas motor. Lantas kami bergerak menuju GSG, untuk temu
sapa dengan alumni lain. Terlebih dahulu kami menyapa dan menyalami guru kami,
pak away. Salam terhaturkan dari mulut kami begitu saja, karena memang sudah
menjadi kebiasaan baik di IC untuk member salam jika bertemu. Setelah itu, di
GSG, kami bertemu beberapa alumni yang diantaranya juga kami kenal, selain
angkatan axivic dan nozomika yang memang sempat kami kenal ketika di IC. Kami bertemu
kak salman, guru kami, yang mengajar entrepreneurship ketika kami, gicen, masih
di IC. Kami juga bertemu kak asdoh (yang mirip teman kami, ngeni) yang
merupakan motivator ulung yang juga sempat memotivasi kami (sebenernya aku
waktu itu ga ikut di motivasi sih, lagi cabut entah kemana). Kami juga bertemu
alumni yang kuliah di region bandung, seperti falin, andam, dan adam ardisas,
yang insyaallah bulan September nanti akan melangsungkan pernikahan (disarankan
baca blognya kak adam buat tips dan trik melamar cewek). Kami akhirnya bertemu
sahabat seangkatan (yang sebenernya udah bosan ditemui sih) hamzah, kurni
(kakek), dan umar. Dilanjutkan dengan bertemu sahabat kami yang akhwat, piter
dan vincus. Setelahnya, kami dipersilakan untuk masuk dan mengikuti jalannya
acara.
Saat berlangsungnya acara, kami (atau Cuma aku) tidak
terlalu menyimak apa yang disampaikan oleh salah satu alumni yang (kalo tidak
salah) menjadi ketua program galang dana ini. Bukannya tidak mau menyimak, kami
(atau mungkin aku) sudah berusaha mendengarkan, tapi memang bahasanya yang
terlalu tinggi, dan programnya yang terlalu berat. acara yang ku ingat hanya
saat kurni dikerjain oleh anak gicen lainnya pada saat bermain bersama kak
asdoh. Kami bermain ‘tangkap tangan kiri oleh tangan kanan’. Sebetulnya kurni
tidak salah, tapi disalah-salahkan oleh anak-anak. Kasian sekali dia, memang
dia biasa tertindas sedari masih di IC dulu.
Lalu, ada satu penjelasan menarik lagi di acara ini,
penjelasan tentang pengembangan bagunan, sarana dan prasarana di IC ke
depannya. Mulai dari lapangan bola, voli, dan basket yang (katanya) akan
disulap menjadi gelanggang olah raga (gor) indoor (tertutup), yang didalamnya terdapat
kolam renang, lapangan bola, basket, voli, tenis, panahan, dan berbagai
olahraga lain. Lalu gedung pendidikan (gedung B) yang (katanya) juga akan
diubah menjadi gedung tiga lantai dimana juga akan diperbanyak dan diperluas
kaca di temboknya, dengan dalih bahwa gedung B saat ini lembab dan pengap
karena kekurangan kaca. Ada satu hal yang mengganjal pikiranku dari plan yang
satu ini. Jika memang gedung B akan dirombak nantinya, bukankah peninggalan
angkatan ku tadi, kolam (renang) ikan yang memang terletak di tengah gedung B
itu, akan tergusur juga mengikuti rancangan bangunan baru itu? Kalau begitu,
gak ada lagi dong peninggalan angkatan ku? Ah, sudahlah. Paling angkatan ku
juga hanya tertawa.
Dan terakhir, acara yang paling ditunggu, buka bersama. Makan-makan!
Tapi, ada yang aneh juga ternyata dari makanannya. Di goody bag makan itu
tertera tulisan ‘makanan untuk ibu hamil’, hahaha. Katanya sih, tulisan itu
ngebuktiin kalau makanan itu bebas msg. ya sudahlah, yang penting makan. Oh iya,
satu lagi, makanannya juga terletak di dalam beberapa tempat makan yang lumayan
bagus (untuk di bawa ke kosan), ya sudah, beberapa dari kami pun tidak membuang
begitu saja tempat tersebut, karena ingin membawanya pulang (pemikiran hemat
anak kos). Makanan yang ada kami santap, mulai dari makanan berat yang ada di
goody bag itu, sampai makanan ringan seperti gorengen, es krim, cincau,
buah-buahan, the kotak, hingga susu (yang ternyata untuk balita saja), tidak
luput dari cekatannya tangan-tangan lapar kami. Bukannya rakus, hanya ingin
merasakan nikmatnya makanan yang ada saat itu.
Setelah makan, acara dilanjutkan dengan sholat berjamaah. Dan
terakhir acara ditutup dengan foto bersama seluruh guru, karyawan, dan alumni
yang hadir di acar itu. Oh, ada satu acara menarik yang terlewat. Yaitu saat
kami menyantap makanan, ada sebuah penampilan dari alumni bersama anaknya yang
masih berusia sekitar 5 tahunan. Alumni itu menyanyikan beberapa lagu. Tapi yang
hebat adalah anaknya. Anak yang masih bocah itu dengan lihainya memainkan
keyboard untuk mengiringi ibundanya yang sedang menyanyi. Hebat sekali bocah
itu, bahkan goyangan kepala dan kakinya pun sesuai irama yang ia mainkan, bukan
lipsing atau semacamnya, luar biasa!
Seusai acara, kami (anak gicen) mulai panic. Karena kami
belum mempersiapkan tempat kami untuk menginap malam itu. Tidak seperti teman
kami cipai, piter, vincus, iis, dan ali, yang telah meninggalkan kami untuk
pulang ke rumah. Akhirnya kami menagih kepada hamzah, yang sebelumnya
mengatakan bahwa pihak panitia IAIC telah menyiapkan kamar untuk yang ingin
menginap. Meski awalnya takut dan ragu untuk bertanya dan meminta soal itu,
akhirnya kami berhasil dan mendapat sebuah (yang paginya entah kenapa bisa jadi
dua) kamar yang bisa kami pakai malam itu.
Nah, di kamar inilah terjadi hal memalukan pada kami. Begitu
kami masuk ke kamar itu, di sana , tepatnya di meja rias, kami melihat ada kue
di atas piring bermerk harvest (yang terlihat enak dan tentu saja menggugah
selera kami). Tanpa piker panjang, salah satu di antara kami memakan kue itu
begitu saja, dengan alasan menganggap bahwa kue itu adalah sebuah room service
(padahal sudah berapa kali nginep di wisma gak pernah ada room service). Teman
yang lain sempat mengingatkan, bagaimana jika kue itu ternyata ada yang punya. Namun,
dengan alasan room service tadi dan mengatakan bahwa kue itu super enak, si
kawan tadi berhasil mempengaruhi teman yang lain untuk ikut menyantap kue tersebut.
Habislah kue itu. Memang rasanya super duper wuper enak (kayak magnum rasanya).
Namun, sayangnya beberapa saat kemudian, ada alumni wanita
yang mambuka pintu kamar kami bersama anaknya, bertanya,’assalamalaikum, maaf,
ada piring harvest gak disini?’ doeeeng! Kami hanya mampu saling pandang,
tertunduk malu, tak mampu menjawab, terdiam untuk beberapa saat. Hingga akhirnya,
alumni itu yang kembali berkata memecah keheningan,’oh udah dimakan ya, hehe,
yaudah deh gapapa.’ Tidaaaak! Ternyata kue itu memang ada yang punya, bukan
room service! Malunya kami pada saat itu. Kami tidak tahu harus berbuat apa. Ya
sudahlah, sudah terjadi.
Hingga akhirnya, malam itu kami memutuskan untuk pesta big cola. Kami patungan untuk membeli big cola 1.5 liter (yang ternyata tidak bisa kami habiskan karena kekenyangan memakan makanan ketika buka tadi). Lalu setelahnya kami tertidur pulas, mempersiapkan fisik kami yang akan kembali melakukan perjalanan pulang, terutama aku yang harus kembali menempuh 6 jam perjalanan kembali ke bandung.
Yah, itulah ceritera yang aku alami ketika mengikuti buka bersama alumni di Insan Cendekia. Almamater ku itu memang paling bisa membuat kisah-kisah yang tak mudah terlupakan.
Hingga akhirnya, malam itu kami memutuskan untuk pesta big cola. Kami patungan untuk membeli big cola 1.5 liter (yang ternyata tidak bisa kami habiskan karena kekenyangan memakan makanan ketika buka tadi). Lalu setelahnya kami tertidur pulas, mempersiapkan fisik kami yang akan kembali melakukan perjalanan pulang, terutama aku yang harus kembali menempuh 6 jam perjalanan kembali ke bandung.
Yah, itulah ceritera yang aku alami ketika mengikuti buka bersama alumni di Insan Cendekia. Almamater ku itu memang paling bisa membuat kisah-kisah yang tak mudah terlupakan.
Ketawa doang isinya baca ini hehe
BalasHapusgaada isinya ya (?) haha
BalasHapusternyata ibun kocak banget, isinya ketawa mulu, apalagi ttg kolam (renang) ikan itu, hahaha
BalasHapussalam kenal blognya ibun *baru tahu :v bagus blognya (y) terus berkarya bun, sukses
itu bukan gue yg kocak len, tapi emang anak2 gicennya yg kocak, gue cuma menceritakan kekocakan mereka haha
Hapusamin2, makasih len, sukses juga dengan semuanya ya (y)