Rabu, 31 Agustus 2016

Andai Hidayah Bisa Ku Beli

"Andai hidayah itu seperti buah yang bisa ku beli, maka akan ku beli berkeranjang-keranjang agar bisa aku bagikan kepada orang-orang yang aku cintai"
-Imam Syafi'i
 
Untukmu, orang-orang yang ku sayangi. Andai dapat ku beli, maka tidak ada yang lebih ingin aku beli kemudian ku berikan kepada kalian selain dari hidayah Allah. Seandainya bisa, ingin ku berikan  kepada kalian nikmat terbesar yang diberikan Allah kepada makhluknya selama hidup di dunia. Seandainya bisa, ingin ku belikan untuk kalian kenikmatan yang tiada duanya di dunia ini. Seandainya bisa, ingin ku bagikan kepada kalian hidayah yang yang Allah berikan untuk hamba-Nya yang Ia cintai.

Untukmu, orang-orang yang ku sayangi. Aku tidak punya daya untuk itu. Maafkan aku, itu bukan kuasaku. Itu murni urusan Allah Jalla Jalaluhu. Aku tidak bisa membeli hidayah untuk ku bagikan sendiri. Bahkan, aku tidak bisa menjamin apakah diriku akan selalu mendapat hidayah dari Allah. Maka kita hanya bisa berusaha mencari hidayah yang murni hanya dari Allah. Tidak ada yang bisa memberikan hidayah selain Allah, bahkan tidak pula seorang rasul pun bisa melakukannya. Lalu apa dayaku, yang hanya manusia yang penuh dengan dosa, yang aku bahkan tidak tahu apakah amalanku ada yang diterima, apakah ada dosaku yang diampuni.

Untukmu, orang-orang yang sangat ku cintai. Maafkan aku. Aku tidak bisa membagikan hidayah pada kalian, walaupun aku sangat ingin. Ketahuilah, aku benar-benar ingin membagikan hidayah kepada kalian. Akan ku berikan nikmatnya hidayah untuk kalian. Agar kita bersama bisa merasakan kenikmatan yang paling nikmat yang diberikan Allah kepada makhluknya di dunia. Andai ku bisa, ingin ku bagikan hidayah kepada kalian. Agar aku bisa selalu bersama kalian. Agar Allah menyatukan kita dalam kehidupan dunia, hingga mempersatukan kita di kehidupan akhirat kelak, di dalam surga-Nya nantinya.

Andai hidayah bisa ku beli, maka akan ku beli berpapun harganya. Akan ku berikan satu untukmu, orang yang sangat ku sayangi, sebagai hadiah terbaik dariku yang bisa ku persembahkan untukmu. Agar aku bisa selalu bersamamu, sampai di surga nanti.

Jumat, 26 Agustus 2016

Untukmu, yang Merasa Sendiri

Untukmu, yang merasa sendiri

Ketahuilah teman, kita tidak pernah benar-benar sendiri. Selama kita hidup di dunia ini, kesendirian itu tidak pernah sekali pun ada dalam cerita kehidupan kita. Sedetik pun tidak pernah kita benar-benar sendiri. Percayalah, akan  ada yang selalu bersama dan menyertai kita.

Untukmu, yang merasa sendiri
Lihatlah lebih jauh dengan mata hatimu, terawanglah lebih dekat dengan kacamata batinmu. Lalu tanyakan pada dirimu, "benarkah saya saat ini sendiri?". Dan kamu akan menemukan jawabannya, jawaban berupa bisikan di dalam hati. Ketahuilah, bisikan hati berasal dari dua makhluk yang akan selalu menyertai kita. Jika bisikan itu mengajak kita untuk berbuat kebaikan, maka bisikan itu adalah suara dari malaikat hafazhah. Malaikat yang selalu ada bersama kita untuk mengajak kita, membisikkan kepada kita untuk selalu melakukan kebaikan. Namun jika bisikan itu mengajak kita untuk berbuat keburukan atau kejahatan, maka bisikan itu adalah suara setan dari golongan jin qorin. Jin yang selalu akan membisikkan dan mengajak kita untuk melakukan keburukan dan meninggalkan kebaikan. Maka dari mana datangnya perkataan dan perasaan bahwa kita sendiri?

Untukmu, yang merasa sendiri
Ingatlah bahwa selain malaikat hafazhan dan jin qorin, ada dua malaikat lain yang juga selalu menyertai kita kapan pun dan di mana pun kita berada. Mereka selalu meyertai kita untuk mencatat seluruh perbuatan yang kita lakukan, tanpa terkecuali, tanpa terlewatkan walau satu perbuatan yang sangat kecil. Mereka adalah malaikat raqib dan atid. Lalu bagaimana bisa kita merasa takut saat sendiri? Tiga malaikat bersama kita, yang mana mereka adalah makhluk yang sangat luar biasa kuat. Maka tidaklah pantas kita merasa takut terhadap makhluk mana pun di saat kita sendiri, karena sejatinya kita tidak benar-benar sendiri.

Untukmu, yang merasa sendiri
Jika dirimu merasakan sepi saat sendiri, lihatlah baik-baik dengan hatimu. Kita tidak pernah benar-benar sendiri. Ada Dia yang pasti selalu siap menemani kita, mengawasi kita, menjaga kita, mendengarkan kita. Maka jika merasa sendiri, ungkapkanlah keluhanmu pada-Nya, tumpahkanlah air matamu di hadapan-Nya, berkeluhkesahlah sambil bersujud untuk-Nya. Kita tidak pernah benar-benar sendiri, ada Allah yang selalu siap menemani dan bersama kita. Dan cukuplah Dia sebagai satu-satunya penolong kita, pasti cukup. Maka dari mana datangnya kita masih merasa sendiri?

Untukmu, yang merasa sendiri
Bersabarlah. Suatu saat, kelak kita akan bertemu dengan-Nya, dzat yang selalu bersedia dan tanpa lelah menemani kita bagaimapun kondisi kita. Maka janganlah bersedih, jika dirimu merasa sendiri.

Senin, 22 Agustus 2016

Adam, Kisah Munculnya Manusia di Bumi - Before Story

Belakangan ini, kembali marak beredar isu bahwa bentuk bumi itu datar, bukan berbentuk bola pejal seperti yang lebih populer dikumandangkan oleh ilmu pengetahuan modern. Kali ini saya belum ingin membahas tentang isu bumi ini. Namun yang pasti bumi itu adalah ciptaan Sang Maha Pencipta, Rabb Izzati wal Jalalah. Dan yang lebih pasti, adalah  bahwa kita, manusia, tinggal di permukaan bumi ini. Sejak kapankah manusia tingal di permukaan bumi ini? Mengapa manusia dijadikan untuk tinggal di bumi ini? Apa yang harus dilakukan manusia selama hidup di bumi ini? Mari kita lihat jawabannya melalui kisah seorang manusia mulia, yang dirinya merupakan satu-satunya manusia yang diciptakan secara langsung oleh Sang Maha Pencipta dengan tangan-Nya.

Ya, dialah Adam alaihis salam. Adam, manusia pertama yang ada dan juga manusia pertama yang hidup di permukaan bumi ini. Bagaimana ceritanya Adam tinggal di bumi? Apakah Adam diciptakan di bumi? Beginilah kisahnya.

Sebelum Adam diciptakan oleh Sang Maha Pencipta, oleh Allah, pada mulanya Allah telah menciptakan makhluk ciptaan-Nya untuk tinggal di muka bumi ini. Bukan manusia, namun hampir seperti manusia. Mereka mempunyai wujud, seperti halnya manusia mempunyai wujud. Mereka mempunyai nafsu, seperti halnya manusia mempunyai nafsu. Mereka mempunyai akal, seperti halnya manusia juga mempunyai akal. Mereka hampir sama dengan manusia, hanya saja Allah menciptakan mereka dari api namun manusia tidak. Mereka adalah bangsa jin. Pada mulanya, merekalah yang terpilih untuk tinggal dan menempati permukaan bumi. Mereka bebas memanfaatkan apa yang ada di bumi, seperti halnya kebebasan yang dimiliki manusia saat ini. Akan tetapi, sebagian dari mereka kemudian berbuat kerusakan di bumi. Mereka tidak lagi tunduk patuh kepada Allah, malah berbuat kerusakan pada bumi Allah. Karenanya, Allah mengutus para malaikat-Nya untuk memberi pelajaran kepada mereka yang tidak lagi tunduk kepada Allah. Maka malaikat pun dengan patuh tunduk langsung menjalankan perintah yang dititahkan kepada mereka tersebut.

Ketika menjalankan perintah, para malaikat ini kemudian menangkap pemimpin bangsa jin pada saat itu, dan membawanya bersama mereka untuk menghadap Allah. Dialah yang bernama iblis. Setelah dibawa oleh para malaikat, Allah membiarkan iblis untuk tinggal bersama para malaikat. Dan karena tinggal di alam yang dipenuhi oleh malaikat, ternyata iblis menjadi terikut oleh kebiasaan para malaikat yang selalu patuh dan tunduk, selalu beribadah kepada Allah. Iblis pun menjadi jin yang paling taat pada saat itu. Bahkan diriwayatkan tidak ada satu jengkal pun tempat yang tersisa di langit, kecuali iblis pernah sujud di tempat tersebut. Bayangkan betapa taatnya iblis waktu itu mas, mba. Kita aja sujud di satu rumah belum pernah di semua sudut saking jarangnya kita sujud untuk Allah. Apalagi tempatnya seluas langit yang Allahu a'lam luasnya. Betapa seringnya iblis sujud pada waktu itu saking taatnya dia kepada Allah. Begitulah kira-kira gambaran ketaatan iblis, setelah tinggal bersama para malaikat.

Suatu ketika, Allah ternyata ingin menciptakan makhluk lain yang serupa dengan golongan iblis. Mempunyai akal, nafsu, dan wujud, hanya saja Allah menciptakannya dalam bentuk yang bentuk penciptaan yang paling baik. Allah ingin menciptakan manusia dan akan dijadikan pemimpin dari semua makhluk yang sebelumnya udah ada di muka bumi. Hal ini sempat membuat para malaikat bingung dan bertanya kepada Allah, benarkan Allah akan menciptakan kembali makhluk yang hampir sama dengan makhluk sebelumnya, yaitu jin? Bukankah nanti kejadiannya akan sama dengan kasus para jin, yang mana mereka akan membuat kerusakan di muka bumi? Maka Allah dengan tegas menjawab pada malaikat, "Sesungguhnya Aku lebih tau dari kalian, Aku tahu apa yang kalian tidak tahu wahai para malaikat". Jawaban yang sangat tegas dari Allah kepada para malaikat. Maka sontak malaikat pun patuh sambil mensucikan Allah dengan berkata, "Maha Suci Engkau Ya Allah, sungguh tidak akan ada ilmu kami sedikit pun, kecuali apa yang telah engkau ajarkan kepada kami." Tuh manusia, jangan pernah merasa pintar, merasa berilmu, merasa alim, merasa cerdas. Malaikat aja yang jauh lebih baik dan lebih hebat dari kita ngakuin kalau mereka gak punya ilmu sedikit pun, kecuali Allah yang ngasih ilmu itu ke mereka. Gimana ceritanya sekarang manusia tidak mau melakukan perintah Allah cuma karena katanya gak masuk akal, cuma karena gak logis, cuma karena ilmunya gak sampai? Manusia memang bodoh ternyata, kecuali mereka yang dikaruniai ilmu oleh Allah. Semoga kita termasuk orang yang dikaruniai ilmu oleh Allah. Dan sebaik-baik ilmu pasti adalah ilmu agama.

Lanjut, ternyata kabar penciptaan manusia ini sampai di telinga iblis. Iblis dengan kabar bahwa manusia ini malah nanti bakal jadi pemimpin semua golongan makhluk di bumi, tanpa terkecuali. Berarti dia juga termasuk, fikir iblis. Ternyata iblis gak terima dengan hal itu, karena iblis mikir dia udah cukup. Dia udah jadi yang terbaik, tertaat, terpatuh sama Allah di antara makhluk manapun di muka bumi. Iblus mikir dialah yang seharusnya jadi pemimpin di bumi. Iblis gak bisa terima Adam, manusia diciptakan. 

Saat menciptakan manusia, Allah memerintahkan malaikat untuk mengambil seluruh jenis tanah yang ada di muka bumi. Dan ketika malaikat telah mengambil seluruh jenis tanah yang ada di permukaan bumi, tanpa terkecuali, Allah memilih jenis tanah terbaik untuk dijadikan bahan dasar penciptaan manusia. Allah menciptakan dari tanah itu manusia langsung dengan menggunakan ke dua tangan-Nya. Maka jadilah manusia pertama itu, Adam.

Ketika Adam telah selesai diciptakan, Allah kemudian menyuruh malaikat, para penghuni langit, untuk sujud kepada adam. Dalam perintah itu, termasuklah iblis di dalamnya karena iblis saat itu adalah termasuk penduduk langit bersama malaikat. Maka ketika Allah menyuruh malaikat yang notabene penduduk langit, maka iblis secara tidak langsung juga terikut dalam perintah tersebut. Namun iblis karena merasa dirinya lebih pantas menjadi pemimpin di banding manusia, dibanding Adam, dia tidak mau sujud pada Adam. Dan secara tidak langsung dia menolak perintah Allah, hanya karena kesombongan yang dimilikinya. 

Maka kesombongan iblis ini, penolakan iblis ini, telah membuat Allah murka pada iblis. Allah kemudian menghukum iblis dengan memasukkan iblis ke dalam neraka jahannam saat hari pembalasan itu tiba. Lihatlah, padahal sebelumnya iblis jauh lebih sholeh dari kita, jauh lebih rajin ibadah dari kita, mungkin sekarang gak ada orang yang lebih rajin dari iblis dalam hal ibadah waktu itu. Tapi cuma karena sombongnya, iblis dimurkai oleh Allah, dan iblis tidak mau bertaubat dan menarik ucapannya. Semua hanya karena kesombongan. Betapa bahayanya kesombongan itu untuk siapapun. Maka jangan pernah sekalipun terbersit perasaan sombong dalam diri kita, wal iya zubillah.

Lalu apakah iblis diam saja dengan hal itu? Apakah iblis membiarkan adam dengan gampangnya tinggal di muka bumi? Bagaimana Adam bisa sampai hidup di dunia padahal dia diciptakan bukan di muka bumi? Tunggu kelanjuta kisah Adam, munculnya manusia di bumi yang berikutnya!

Sabtu, 20 Agustus 2016

Ya, Inilah Aku Sekarang

Mungkin teman-teman ada yang bertanya, mengapa memakai celana di atas mata kaki. Tulisan ini saya buat untuk sedikit menjawab pertanyaan itu, karena saya pribadi berpendapat bahwa memakai celana memang harus di bawah mata kaki. Saya akui bahwa masalah ini mungkin adalah masalah khilafiyah. Dalam hal ini, mungkin terdapat perbedaan pendapat atau ikhtilaf di antara para ulama, yang saya sendiri belum memiliki ilmu sampai bisa menjelaskan siapa yang berpendapat apa. Tapi di tulisan kali ini saya akan mencoba menguraikan sedikit pandangan pribadi mengapa akhirnya saya memilih untuk memegang pendapat bahwa celana ataupun kain yang dijulurkan dari atas ke bawah tidaklah diperbolehkan menutupi mata kaki. Kuy yang mau tau sila dibaca.

Alasan pertama, adalah karena saya percaya dan yakin bahwa jika seseorang benar-benar mencintai dan mengagumi seseorang, maka dia pasti akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan orang yang dicintainya. Bukankah ketika seorang anak laki-laki sangat mengagumi sosok ayahnya, maka dia akan berusaha mencontoh apa yang diperbuat oleh ayahnya? Bukankah ketika seseorang mengidolakan dan mengagumi tim sepak bola maka ia akan berpakaian seperti tim sepak bola tersebut? Bukankah ketika ada orang yang sangat mencintai dan mengagumi sosok anime maka dia akan rela menggunakan atribut yang sama dengan yang digunakan oleh tokoh pada anime tersebut? Ya, menurut saya pribadi, hal paling mendasar dari mengangkat celana di atas mata kaki adalah sebagai bukti nyata kecintaan dan kekaguman serta mengidolakan manusia paling mulia, paling sempurna dunia dan akhiratnya, rasulullah alaihish sholatu wassalam.

Alasan berikutnya, tentu saja karena memang terdapat 4 hadits rasulullah yang berkaitan dengan celana dan mata kaki ini. Hadits pertama, adalah bahwa rasulullah meyuruh salah seorang shahabatnya yang sholat dengan kondisi celananya menutupi mata kaki untuk mengulangi sholatnya, bahkan rasulullah dalam riwayat itu menyuruh shahabat beliau tersebut untuk mengulang wudhunya. Bukankah ini menunjukkan tidak bolehnya seorang lelaki sholat dalam keadaan mata kakinya tertutup?

Hadits yang ke dua, adalah hadits yang mengatakan bahwa kain yang panjangnya di bawah mata kaki tempatnya di neraka. Pada hadits ini, tidak ada kata-kata kesombongan. Namun, di hadits yang ke tiga yang mengatakan bahwa siapa yang celananya menutupi mata kaki dengan penuh kesombongan, tidak akan mencium bau surga. Ada yang berpendapat bahwa hadits yang ke tiga inilah yang menjadi landasan bahwa yang tidak boleh adalah memanjangkan celana dengan penuh kesombongan. Sedangkan jika kita tidak sombong, maka tidak apa-apa. Allahu a'lam, namun apa yang saya pribadi pahami berdasarkan penjelasan beberapa asatidz, adalah bahwa hadits yang ke dua telah dengan tegas menyatakan bahwa seluruh pakaian yang teruntai menutupi mata kaki, maka tempatnya adalah di neraka. Baik dengan sombong atau tidak. Bukankah dengan tidak mau menuruti perintah rasul yang merupakan pasti perintah Allah, maka kita telah sombong? Bukankah iblis tidak mau mentaati perintah Allah adalah karena kesombongannya? Bukankah dasar utama hukum islam adalah sami'na, wa atho'na. Baik ya Allah, kami telah dengar, maka kami akan patuh. Lalu mengapa ketika dikatakan bahwa yang menutupi mata kaki tempatnya di neraka saya masih tidak bisa taat? Hanya karena malu? Hanya karena tidak modis? Hanya karena tidak enak dilihat? Apa kita punya alasan selain itu sehingga tidak mau menaikkan celana sedikit? Saya yakin pasti itu alasan utamanya. Bukankah itu bentuk kesombongan, tidak mau menuruti aturan Allah hanya karena merasa malu? Saya tidak pernah tau apa alasan lain orang yang tidak mau mengangkat celananya, selain karena alasan malu. 

Hadits yang terakhir, adalah bahwa rasulullah mengatakan bahwa di akhirat nanti tidak akan mendapat pertolongan Allah, bahkan tidak akan dipandang oleh Allah, 3 golongan. Golongan itu adalah musbil, mannan, dan orang yang bersumpah palsu untuk melariskan dagangan. Dalam hadits ini, terdapat kata-kata musbil. Musbil adalah orang yang melakukan isbal, yaitu orang yang celananya menutupi mata kaki. Dalam hadits ini semakin jelas, seluruh orang yang melakukan isbal akan terkena ancaman di hadits ini, baik sombong ataupun tidak. Inilah yang paling menguatkan saya untuk memakai celana yang sedikit di atas mata kaki. Tidakkah kita takut, di saat datang waktu dimana tidak ada satu pun yang dapat menolong selain Allah, di saat hanya ada pertolongan Allah, di saat Allah benar-benar marah, dan di saat itu pula kita tidak mendapat pertolongan Allah. Maka siapa lagi yang akan kita jadikan penolong? Tidak ada, pasti tidak ada! Maka tidak takutkah kita akan hal itu? Hanya karena mata kaki yang tertutup karena malu jika diangkat sedikit dan kita menjadi tidak mendapat pertolongan Allah, bahkan tidak dipandang oleh Allah? Wal iya dzubillah.

Itulah pandangan pribadi saya dan yang membuat saya menjadi yakin untuk meniru manusia paling sempurna dan paling mulia yang pernah ada di muka bumi ini, untuk mengangkat sedikit celana agar tidak menutupi mata kaki. Ada yang berkata, nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak, bukan potongan celana. Subhanallah, potongan celana itu termasuk akhlak saudaraku. Islam adalah agama paling sempurna, bahkan akhlak di dalam toilet pun disempurnakan oleh nabi. Apalagi masalah celana. Bukankah nabi mensyariatkan masalah potongan hijab bagi kaum hawa juga disempurnakan oleh rasul? Lalu kenapa kita protes saat rasul mengatur masalah celana bagi kaum adam? 

Saya paling heran ada yang dengan gampangnya berkata, mengatakan bahwa di neraka nanti saat seseorang bertemu dengan hitler, lalu hitler bertanya berapa orang yang telah dibunuh orang tersebut. Orang itu menjawab bahwa ia tidak membunuh satu orang pun, tapi ia masuk neraka karena celananya di bawah mata kaki. Lalu hitler pun menertawakannya dengan terbahak-bahak karena alasan itu. Subhanallah, pertama saudaraku, tidak ada di neraka orang yang tertawa. Sama sekali tidak ada. Dan yang ke dua, ketahuilah bahwa neraka juga punya tingkatan. Tidak mungkin orang yang masuk neraka karena berbuat berbagai maksiat bahkan ia musyrik, akan sama levelnya dengan orang yang masuk neraka karena mungkin sedikit dosanya. Kemudian, ketahuilah teman, seseorang tidak akan masuk surga ataupun neraka karena apa yang telah dilakukannya. Seseorang masuk surga adalah karena Allah ridho padanya, dan seseorang masuk neraka adalah karena Allah tidak ridho padanya untuk memasuki surga.  Tapi, bagaimana bisa Allah akan ridho kepada kita jika kita tidak mau mengikuti syariat-Nya, hanya karena merasa malu dilihat manusia? Surga hanya bisa diraih dengan ridho Allah, dan sungguh ridho Allah hanya bisa diraih jika kita selalu berusaha menjalankan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya.

Terakhir, yang berkata bahwa yang penting tidak sombong, dari pada yang tidak isbal tapi sombong. Maka untuk hal ini, orang yang isbal tapi tidak sombong akan terkena ancaman karena isbalnya. Dan yang tidak isbal tapi sombong, maka dia akan terkena ancaman karena sombongnya. Dua hal itu  adalah dua pembahasan yang berbeda. Itulah beberapa alasan mengapa saya sekarang memilih untuk tidak isbal, atau tidak menutupi mata kaki. Tapi kembali lagi, mungkin ini memang masalah khilafiyah yang ada perbedaan pendapat ulama di dalamnya. Maka silahkan pegang pendapat yang menurut kita benar. Tujuan saya ini hanya ingin menyampaikan pandangan. Allahu a'lam.

Dan untuk menutup tulisan ini, saya ingin berkata, ya inilah aku sekarang. Inilah aku yang berusaha mencontoh semua yang dilakukan oleh manusia terbaik yang pernah hidup di bumi, sejak Nabi Adam sampai hari kiamat. Tidak ada manusia yang lebih  baik darinya. Saya hanya ingin menjadi sepertinya, agar bisa berkumpul dengannya nanti di kampung halaman kita. Allahumma sholli wa sallim ala Muhammad.

Rabu, 17 Agustus 2016

Apa Dayanya

Jikalau engkau mencari yang akan selalu mencintaimu sepenuhnya
Apalah dayanya yang pasti akan membagi cintanya untukmu dengan ke dua orang tuanya

Jikalau engkau mencari yang telah ada rumah mewahnya
Apalah dayanya yang ingin membangun istana bersamamu di sampingnya

Jikalau engkau mencari yang sering menyapamu dengan senyumnya
Apalah dayanya yang yang tiap hari menyapamu lewat doanya

Jikalau engkau mencari yang punya istana di salah satu belahan dunia
Apalah dayanya yang lebih memilih punya istana di surga

Jikalau engkau mencari yang akan sering mengajakmu keliling dunia
Apalah dayanya yang akan sering mengajakmu keliling ka'bah

Jikalau engkau mencari yang luas ilmu dunianya
Apalah dayanya yang luas ilmu agamnya

Jikalau engkau mencari yang memberimu banyak harta
Apalah dayanya yang akan memberimu banyak waktu dan perhatiannya

Jikalau engkau mencari yang mengikuti gaya artis ternama
Apalah dayanya yang selalu mengikuti gaya Rasulnya

Jikalau engkau mencari yang akan memberikanmu seluruh penghasilannya
Apalah dayanya yang pasti menyisihkan penghasilannya untuk diberikan pada orang tuanya

Jikalau engkau mencari yang membangunkanmu untuk memberikan hadiah kejutan
Apalah dayanya yang selalu membangunkanmu untuk shalat malam

Jikalau engkau mencari yang sudah mapan
Apalah dayanya yang masih dalam cobaan

Jikalau engkau mencari yang bisa bergaul dengan semua orang dan teman
Apalah dayanya yang selalu berusaha menjaga pandangan

Jikalau engkau mencari yang bisa memberimu apapun yang kau minta
Apalah dayanya yang ingin mengajakmu menginfakkannya

Jikalau engkau mencari yang menikahimu dengan alasan utama cinta
Apalah dayanya yang menikahimu dengan alasan utama ingin mengajakmu ke surga

Senin, 15 Agustus 2016

Mari Menyesal

Entah kenapa, akhir-akhit ini ingat di Insan Cendekia dulu banyak hal yang sia-sia yang saya lakukan. Seperti bisa dibilang hampir selalu tidur saat kajian kitab hadits, tidak belajar bahasa arab dengan benar, tidak memperbanyak hafalan Alquran, dan malam sekarang yang paling teringat adalah betapa berdosanya dulu kalau Ustad Ikhwan udah baca surat Alfajr waktu sholat subuh. Itu dulu nahan ngantuknya ampun deh kalau beliau udah baca Alfajr waktu subuh. Bukan karena beliaunya, tapi karena suratnya yang memang saat itu terasa panjang entah kenapa. Entah kenapa rasanya waktu itu kalau imamnya beliau tapi baca surat lain masih enak sholatnya. Tapi kalau udah surat Alfajr, subhanallah itu terasa lama luar biasa.

Mungkin, karena dulu emang saya pribadi di IC selalu lebih mementingkan dunia di banding akhirat. Sekarang juga masih kayanya, semoga segera berubah sepenuhnya. Dulu lebih penting belajar sampai jam 1 malam dan tidur waktu kajian kitab paginya. Walaupun ngantuk-ngantuk subuhnya, apalagi kalau udah surat Alfajr itu.  Maafkan muridmu ini Ustad Ikhwan, yang dulu sering sedikit sebal kalau anda baca Alfajr cuma karena ngantuk.

Sekarang, saya baru merasakan betapa dalamnya makna yang terkandung di dalam surat itu. Betapa mengerikannya ketika kehidupan setelah kehidupan di dunia ini berakhir. Sangat mengerikan. Tergambar jelas kengeriannya di surat Alfajr. Harusnya, dulu saya menangis ketika Ustad membaca surat itu. Seharusnya saya tersentil saat Ustad baca surat itu. Betapa nanti jika saya terus bereaksi seperti saat itu, tentulah saya akan termasuk golongan pertama orang-orang yang disebutkan di dalam surat itu. Wal iya zubillah. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang akhirat yang ke dua yang disebutkan di surat itu.

Mengerikan. Menakutkan. Sangat. Itulah gambaran awal yang akan terjadi di hari kebangkitan nanti. Di mana manusia akan dibangkitkan dalam keadaan telanjang, tapi tidak ada yang peduli dengan siapapun yang ada di dekatnya. Semua manusia telanjang, tapi tidak ada yang peduli. Betapa mengerikannya keadaan saat itu. Adakah kondisi yang membuat kita tidak tertarik melihat tubuh telanjang lawan jenis, selain kondisi di mana saat itu kita sedang ketakutan karena suatu bencana yang akan menimpa kita? Misal, di dunia ini. Ketika terjadi tsunami, akankah ada orang yang sempat-sempatnya melihat orang telanjang di saat dirinya sudah hampir celaka terkena tsunami itu? Tentu tidak. Tidak ada orang yang memikirkan nafsunya ketika keselamatannya sudah terancam. Adakah orang yang melanjutkan maksiat ketika terjadi gempa bumi? Tentu tidak. Semua orang akan menyelamatkan dirinya dan tidak memikirkan nafsunya. Lihatlah betapa menakutkannya akhirat. Semua manusia telanjang. Tanpa terkecuali. Namun tidak ada sedikitpun rasa ingin melihat ke orang lain, melirik pun tidak. Betapa paniknya saat-saat itu. Betapa takutnya seluruh manusia pada waktu itu.

Kengerian itu sedikit dijelaskan Allah subhanahu wa ta'ala di dalam surat Alfajr. Cerita itu Allah mulai dengan hari kiamat. Sesungguhnya apabila bumi telah digoncangkan, dengan goncangan yang segoncang-goncangnya, sedahsyat-dahsyatnya, yang terjadi berturut-turut tanpa henti. Lihatlah bagaimana cara Allah menggambarkannya. Goncangan yang terus menerus. Sekarang gempa gak sampai satu menit aja udah hancur itu kota, udah berhamburan keluar semua orang yang ada di dalam gedung. Gimana kalau guncangannya gak berhenti-berhenti. 

Lalu Allah melanjutkan dengan kejadian yang terjadi jauh setelahnya, tidak menceritakan kengerian-kengerian di antara dua kejadian ini. Mungkin saya akan membuat tulisan lain untuk berbagi ilmu tentang rentetan peristiwa di hari akhir nanti. Mudah-mudahan kalau Allah izinkan. Tapi di surat Alfajr ini Allah langsung ke kejadian yang mungkin sangat mengerikan dan bisa dibayangkan. Allah berfirman, setelah bumi itu berguncang dan hancur, maka datanglah Rabbmu, bersama seluruh malaikat tanpa terkecuali. Semua malaikat dari penghuni langit pertama sampai langit ke tujuh akan datang bersama Allah, secara baris-berbaris. Bukankah baris-berbaris adalah formasi yang dilakukan ketika perang? Bukankah mengerikan melihat pasukan bersenjata jika mereka tersusun rapi baris-berbaris siap menghadapi musuh? Bagaimana jika yang datang adalah Allah, dengan keadaan yang benar-benar murka. Ya Allah selamatkanlah kami di hari itu, berilah kami ridho dan ampunan-Mu, amin. 

Dan tidak hanya sampai di situ. Allah datang bersama para malaikat bukan membawa senjata seperti yang ada di dunia ini. Tapi kemarahan Allah, membuat Allah membawa serta neraka jahannam bersama-Nya. Maka saat itu, memuncaklah ketakutan seluruh manusia. Melihat api yang sangat panas itu, yang membara. Yang digambarkan berwarna hitam saking panasnya. Barulah saat itu manusia teringat semua yang telah dilakukannya selama di dunia. Semua kesia-siaan yang dilakukannya. Tidak ada manusia yang tidak menyesal saat itu. Bahkan orang sholeh pun menyesal, mengapa saat di dunia tidak melakukan ibadah lebih banyak. Apalagi orang yang berdosa. Tapi Allah menegeskan, bahwa saat itu ingat kesalahan di masa lalu itu tidak lagi ada gunanya. Tidak lagi ada gunanya sama sekali.

Jadi, lebih baik kita ingat kesalahan itu sekarang. Sangat jauh lebih baik. Dari pada baru ingat di saat Allah telah benar-benar murka, saat tidak ada lagi pintu taubat dari kesalahan kita. Allah sudah marah saat itu. Allah marah. Saat itu Allah benar-benar marah. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang dimurkai Allah saat hari itu datang, Allahumma amin.

Kamis, 11 Agustus 2016

Nikah?

Kayanya bahasan tentang nikah sedang naik daun sekarang, saya jadi tertarik ikut menyemarakkan bahasan itu. Semoga daun yang dinaikinya masih cukup luas buat nampung tulisan ini.

Nikah, berasal dari Bahasa Arab nakaha-yankihu. Yang artinya, bisa pembaca temukan sendirilah ya artinya di kamus bahasa arab. Atau di gugel juga bertebaran pastinya. Bukan itu yang mau diangkat di tulisan ini. Tapi ada beberapa hal lain yang ingin saya opinikan tentang nikah di tulisan ini. Apa itu? Kuy dilanjut bacanya.

Pertama, sekarang terdapat perbedaan pendapat di kalangan kaula muda tentang kapan sebaiknya seseorang menikah. Sebagian ada yang berpendapat kalau menikah itu jangan diburu-buru, sebagian lain berpendapat bahwa sebaiknya nikah disegerakan, dan ada juga yang berpendapat nikah yaudahlah kapannya biarkan takdir yang menentukan kita tunggu saja. Di sini saya ingin menanggapi satu persatu, menurut opini pribadi.

Menanggapi pendapat nikah jangan buru-buru, masih banyak yang bisa dilakukan seseorang sebelum nikah, baik lelaki maupun perempuan. Baik, tentunya ini sudah banyak yang mengatakan bahwa siapa bilang dengan menikah seseorang akan menjadi tidak bisa melakukan hal-hal yang bisa dilakukannya ketika dia belum menikah. Tentu saja dia, atau kita, tetap bisa melakukannya. Kecuali dalam hal kedekatan dengan lawan jenis, dan itu pasti. Justru itu adalah manfaat utama menikah, menjaga pandangan dan pergaulan. Tapi, dalam hal selain itu tidak akan ada masalah. Yang mau lanjut belajar, bisa. Yang mau kerja, bisa. Yang mau buka usaha, bisa. Yang mau gendong anak, apalagi. Tapi mungkin buat yang perempuan, ada memang yang suaminya tidak mengizinkan dia buat ngelakuin sesuatu. Contoh, ada orang yang tidak ingin istrinya bekerja. Jika kasusnya seperti ini, memang bagi perempuan yang ingin berkarir akan menjadi suatu penghalang baginya. Namun solusinya gampang sekali. Kalau ada laki-laki yang ngelamar, kasih syarat kalau mau nikah dengan saya izinkan saya kerja. Kalau dia gak mau yowes, sok cari perempuan lain yang mau nikah dan dilarang kerja. Gampang toh, tinggal tolak lamarannya beres. 

Tapi ya kembali lagi, menyegerakan menikah menurut opini saya adalah yang terbaik. Kenapa? Karena jelas menyegerakan menikah adalah sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan beliau berkata barang siapa yang tidak mau mengikuti sunnahku maka dia bukan ummatku. Dan pasti setiap syariat ada hikmahnya. Jelas, menikah akan menundukkan pandangan, kecuali mungkin buat yang memang terbiasa matanya kemana-mana. Saya pribadi masih tidak habis fikir, bagaimana seorang yang berusia muda entah itu laki-laki atau perempuan, bisa bertahan dalam kesendirian tanpa memikirkan seorang pun. Menurut opini saya pribadi, tidak mungkin seseorang bisa tidak memikirkan lawan jenis, apalagi di usia muda. Kalaupun bisa, sepertinya membutuhkan usaha yang sangat keras. Terlebih lagi di zaman sekarang ini. Orang berduaan ada di mana-mana. Kayanya gak mungkin orang normal gak ada rasa iri walaupun sedikit melihat orang yang sedang berduaan. Mungkin ada yang bilang, makanya sibukkan diri dengan hal-hal positif. Bukankah menikah memiliki jauh lebih banyak hal-hal positif di dalamnya? Bahkan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan bahwa salah satu dari pekerjaan yang tidak akan pernah sia-sia di mata Allah Azza wa Jalla, adalah obrolan antara seseorang dengan pasangan yang halal. Tuh. Ngobrol gak jelas itu pekerjaan yang sia-sia. Apa lagi ngobrolnya sampai begadang, makin sia-sia itu pekerjaannya. Ngabisin waktu, gak ada manfaat, gak dapat pahala, malah dosa mungkin. Tapi kalau ngobrol gak jelasnya sama suami/istri, Allah senang dengan hal itu. Adakah yang lebih baik dari pada membuat Allah senang? Padahal cuma ngobrol, gak jelas lagi yang diomongin. Apalagi kalau kita kerja demi istri, berdandan demi suami. Betapa banyaknya pahal yang bisa diperoleh dari pernikahan. Bahkan surga bisa diperoleh dengan pernikahan buat yang perempuan.

Untuk hal-hal seperti ngejar karir, kuliah yang tinggi, opini saya pribadi sih menikah lebih bermanfaat dari itu. Karena nikah gak pernah menghalangi kita untuk hal-hal itu, tapi hal-hal itu yang menghalangi kita untuk nikah. Berarti lebih baik yang mana? Ngejar karir dan kuliah hukum asalnya adalah mubah, tapi nikah sunnah. Berarti lebih baik yang mana? Apalagi kalau karir dan kuliahnya sambil pacaran.

Untuk yang mengatakan nikah harus disegerakan. Mungkin pendapat ini banyak benarnya, menurut saya. Tapi jangan sampai menyegerakan menikah hanya karena ingin menghalalkan hubungan biologis. Walaupun sebenarnya hal ini benar, itulah manfaat utama menikah, menghalalkan hubungan biologis agar tidak terjadi zina. Apalagi untuk anak muda yang memang hasrat biologisnya tinggi, katanya. Tapi jangan sampai menikah namun sama sekali belum punya sumber pendapatan. Terutama bagi para laki-laki. Karena setelah akad, seluruh tanggung jawab istri ada di tangan suami. Tidak ada lagi tanggung jawab sang istri yang berada di tangan ayahnya. Jadi kalau menikah waktu istri masih kuliah, ya memang yang bayar uang kulaih dan semua tetek bengeknya adalah dengan uang suami. Lah kalau gak ada penghasilan piye mas, jangan sok-sok minta nikah karena biar gak pacaran deh. Omong kosong itu. Tapi sebaliknya, kalau memang udah ada penghasilan yowes sok kalau memang ada yang mau. Walaupun cuma 1 juta perbulan atau walaupun penghasilan gak tetap jumlahnya. Gak ada syarat nikah berpenghasilan tetap atau berpenghasilan besar. Rezki itu Allah yang jamin. Di tulisan sebelum ini saya udah mengutip kalimat seorang ustad dan ahli ekonomi islam, yang intinya kalau ada yang bilang kalau saya nikah nanti istri mau dikasih makan apa, berarti dia mengingkari sifat rububiyah Allah yang Maha Pemberi Rezki. Manusia hanya harus berusaha. Setelah berusaha udah itu urusan Allah. Jadi mau penghasilan kecil atau besar, tetap atau nggak, yaudah itu urusan Allah kalau kita udah usaha. Tapi ya susahnya paling nyari pasangan yang mau nerima keadaan penghasilan itu, hehe. Nah kalau ada yang mau, mbok ya jangan takut toh mas e. Dulu 9 bulan ri perut ibu gak pernah mikir toh mau makan gimana ya caranya. Karena urusan makan itu udah dijamin Allah untuk semua makhluk-Nya, tanpa terkecuali. Allah gak pernah ingkar janji, percayalah. 

Jadi intinya menurut saya, laki-laki yang kiranya udah ada penghasilan, nikahlah. Banyak dosa dari mata kita ini. Buat yang perempuan, jangan terlalu gak mau nikah. Untuk ngurus anak gak perlu gelar megister. Bahkan sarjana pun gak perlu. Itu ada kan berita anak seorang (maaf) pemulung dapat gelar cum laude. Dan betapa banyaknya anak orang tidak sekolah jadi hafizh quran, bahkan jadi seorang ulama. Gak ada hubungannya gelar dunia dengan kualitas anak. Percayalah, kualitas seorang anak ditentukan oleh ilmu agama dan akhlak yang dimiliki orang tuanya. Bukan ilmu dunianya.

Dan terakhir, jangan menunggu jodoh, baik laki-laki atau perempuan. Jodoh itu rezki, gak mungkin ujug-ujug datang. Harus usaha. Jangan bilang tunggu takdir. Lah kalau didiamkan gak dicari ya takdirnya jadi begitu, jadi gak dapat-dapat. Jadi jodoh gak pasti datang sendiri ya, hati-hati loh jangan mau nunggu diam aja.

Allahu a'lam.

Senin, 08 Agustus 2016

Kutipan #14

Sering didengar orang berkomentar, "Jika rokok diharamkan, lalu bagaimana nasib jutaan rakyat Indonesia yang hidup bergantung dari rokok, seperti para petani tembakau, para pedagang, dan para buruh di pabrik rokok yang jumlahnya sangat banyak, apakah yang mengharamkan rokok bisa memberi mereka makan?"

Andai komentar ini berasal dari non-muslim mungkin permasalahan tidak terlalu besar karena mereka memang tidak mau mengerti bahwa rezki datang dari Allah. Namun yang paling mengenaskan, sebagian umat Islam ikut mendendangkan komentar tersebut. padahal pernyataan ini mengandung kesyirikan yang merusak tauhid Rububiyah, yaitu meyakini bahwa rezki mereka bergantung kepada rokok bukan kepada Allah. - Dr. Erwandi Tarmizi, MA

Jumat, 05 Agustus 2016

Keteladanan Seorang Umar

Ceritanya, penulis sering terkagum dengan sosok seorang sahabat rasul. Seorang sahabat yang memiliki sangat banyak keutamaan. Seorang sahabat dengan nama Umar. Siapa lagi sahabat bernama Umar yang memiliki sangat banyak keutamaan, kalau bukan Umar ibn Khattab. Umar ibn Khattab, salah seorang Khulafa Arrasyidin yang memiliki beberapa kelebihan yang mungkin tidak dimiliki sahabat rasul yang lainnya. Bukan berarti sahabat yang lain tidak membuat kita terkagum. Dan tentunya banyak keutamaan sahabat lain yang mungkin tidak dimiliki oleh Umar. Namun apa yang dimiliki Umar, mungkin saat ini yang paling harus dicontoh oleh diri ini.

Tentunya sangat banyak keutamaan yang dimiliki oleh Umar, yang jika dibahas satu persatu secara detail tidak akan selesai. Karena pengetahuan yang dimiliki masih sangat sedikit sekali. Tapi tentunya yang paling menggambarkan sosok seorang Umar ibn Khattab apalagi kalau bukan keperkasaan dan keberaniannya. Bicara soal keperkasaan, disebutkan dalam riwayat bahwa Umar adalah salah satu orang paling tangguh di zaman Rasulullah. Termasuklah diantara orang-orang tangguh di awal-awal islam tersebut adalah Rasulullah, Hamzah, dan Umar ibn Hisyam atau yang lebih dikenal dengan nama Abu Jahl. Saking tangguhnya orang-orang ini, jika umumnya orang quraisy saay berburu mereka berburu kelinci atau hewan kecil lainnya, maka tidak dengan Umar dan Hamzah. Kalau mereka pergi berburu, maka ketika pulang yang tergantung di pundak mereka adalah harimau. Siapa yang gak takut kalau orang-orang ini ngajak berantem ya, harimau aja kalah gimana manusia.

Dan terkhusus Umar, adalah satu-satunya orang yang dengan gampangnya mengumumkan keislamannya, tanpa rasa takut sedikit pun. Bahkan Umar bertanya kepada seorang sahabat, siapa orang yang paling keras menentang islam. Umar tanyakan itu supaya ia bisa mendatangi orang tersebut untuk mengumumkan keislamannya. Saat orang lain sembunyi masuk islam, Umar malah nyari yang paling benci dengan islam buat dikasih tau kalau dia udah masuk islam. Kurang berani apa Umar. Zaman sekarang sih, jangankan ada ancaman bunuh. Minta izin buat sholat di waktu sedang kuliah atau rapat atau forum aja kadang gimana gitu ya. Gimana gak kagum sama seorang Umar ibn Khattab.

Keberanian Umar ini bahkan sampai ditakuti oleh setan. Rasulullah yang bilang, kalau seandainya Umar lewat di suatu tempat, maka setan bakal milih buat nyari jalan yang lain yang gak dilewatin Umar. Ini zaman sekarang gimana caranya ya biar bisa kaya Umar. Umar lewat jalan, gak ngapa-ngapain loh cuma lewat, setan takut. Pergi milih lewat jalan lain, kerana percuma kalau lewat jalan yang ada Umarnya gak bakal ada orang yang bisa digoda. Lebih dahsyat ketegasan Umar dari pada godaan setan buat orang. Ini kalau pemimpin setegas Umar gimana gak aman tentram sejahtera ya rakyatnya. 

Masih harus banyak berlatih pastinya buat bisa setidaknya mengambil secuil keberanian Umar. Gimana Umar dengan tegas dan beraninya nyuruh nebang pohon tempat terjadinya bai'at arridwan, karena waktu itu udah ada orang yang datang ke situ, takutnya nanti malah terjadi kesyirikan ke pohon itu. Padahal waktu itu orang datang emang cuma buat ngeliat aja pohon yang diabadikan di dalam alqur'an. Tapi Umar tegas, suruh potong ya potong. Lah sekarang, ngingetin temen buat berenti ngelakuin kesalahan aja segan, susah, gak enak. Jauh emang beda iman Umar dengan kita, atau mungkin saya sih pastinya. Bukan kaya langit bumi lagi, udah kaya langit dan sumur. Jauh dari atas ke dalam. Sumurnya sumur pertamina lagi. Dalam banget tuh.

Ya, semoga Allah mudahkan kita untuk selalu mengikuti dan mencontoh semua yang dicontohkan oleh umat terdahulu, rasul dan semua sahabatnya. Semoga sedikit demi sedikit keberanian Umar bisa kita contoh. Biar paling tidak jaraknya gak sejauh langit dengan dasar sumur pertaminalah. Terakhir, yang saya pribadi kagum dengan Umar adalah masalah nama anaknya. Entah kenapa kalau punya anak nanti pengen dikasih nama kaya Umar ngasih nama anaknya. Hafshah. Entah kenapa ngerasa nama itu nama yang sangat bagus, selain Aisyah yang ternyata beberapa teman juga pengen ngasih nama anaknya Aisyah. Tapi kayanya Hafshah belum ada yang kefikiran, atau paling tidak belum ada kenalan yang namanya ini. Semoga (calon) ibunya nanti setuju-setuju aja ya.